Tuesday 3 July 2012

The Day of the Jackal

Resensi Film: The Day of the Jackal (8.5/10)

Tahun Keluar: 1973
Negara Asal: UK, France
Sutradara: Fred Zinnemann
Cast: Edward Fox, Michael Lonsdale, Derek Jacobi

Plot: Pada awal dekade 1960-an, organisasi militan bawah tanah penentang pemerintah Perancis, OAS, menyewa pembunuh bayaran dengan nama sandi "Jackal" untuk membunuh Presiden Charles de Gaulle (IMDb).

Film fiksi sejarah yang membuat penulis duduk terpaku selama 140 menit ini adalah adaptasi sangat dekat dari novel thriller dengan judul yang sama karya Frederick Forsyth. Penulis tidak banyak mengetahui sejarah Perancis, tetapi sekilas -- hanya sekilas saja -- mengetahui bahwa Presiden Charles de Gaulle adalah tokoh yang "colourful", membuat dirinya: mempunyai banyak pendukung, sekaligus penentang; populer, sekaligus disatroni; patriot, sekaligus target usaha pembunuhan -- mengapa demikian, penulis kurang tahu *); tetapi sejauh yang penulis ketahui, de Gaulle tidak pernah terbunuh.

Film fiksi sejarah ini menempatkan cerita fiksi tentang seorang pembunuh bayaran, dengan nama sandi "Jackal" (dimainkan dengan coldness dan perfection yang sangat pas oleh aktor Inggris, Edward Fox), di dalam setting sejarah setelah organisasi militan bawah tanah penentang pemerintah Perancis, OAS, gagal melakukan pembunuhan terhadap de Gaulle di Petit Clamart pada bulan Agustus 1962. Novelnya sendiri adalah best-seller! Tetapi, bagi Fred Zinnemann film ini adalah tantangan besar: penonton mengetahui de Gaulle tidak tewas terbunuh, berarti pembunuh bayaran tersebut gagal misinya. Bagaimana membuat film suspense dimana penonton mengetahui hasil akhirnya, tetapi mereka tetap tertarik untuk mengikutinya? Well, Zinnemann membuat keputusan yang tepat ... stay close to the book!

Penonton jaman sekarang, kalau disuguhi dengan tema pembunuh bayaran, yang langsung terbersit dalam benak mereka adalah action! Padahal, sebelum action bisa terjadi (apalagi kalau action tersebut diharapkan berhasil :-)), diperlukan persiapan yang sangat matang. Dan persiapan tersebut biasanya meliputi kegiatan-2 yang bersifat non-action dan solitary (sendirian), misalnya: riset -- mengumpulkan data, mengumpulkan informasi, mengumpulkan bahan/materi, analisis, profiling, dan lain sebagainya. Polisi yang berusaha menangkap pembunuh bayaran tersebut, Commissioner Claude Lebel (dimainkan dengan intelligence yang mengimbangi kualitas lawannya oleh aktor Perancis, Michael Lonsdale), juga tidak bisa langsung melakukan action, karena dia perlu persiapan yang sama-2 matangnya: riset -- mengumpulkan data, mengumpulkan informasi, analisis, profiling, dan lain sebagainya. Namun demikian, tidak berarti dalam film ini tidak ada action, diselang-selingi oleh action (where necessary/dimana diperlukan!), The Day of the Jackal lebih merupakan psychological thriller yang ketat, dari awal sampai akhir, antara dua tokoh utamanya: The Jackal, si pembunuh bayaran, dan Claude Lebel, si polisi!

Penulis khususnya terkesan dengan detil fisik dan karakter si pembunuh bayaran yang sama sekali tidak menarik perhatian, tetapi extra-ordinary: berperawakan kecil/sedang, disiplin, pandai, perfeksionis, dan dia adalah seorang loner/penyendiri -- selalu bekerja sendirian dan tidak pernah meninggalkan jejak atau saksi mata. Zinnemann membawa penonton mengetahui segala sesuatu yang dilakukan oleh dirinya. Detil persiapan yang dia lakukan adalah tontonan yang mengasyikkan: dia mempersiapkan berbagai samaran (make-up, potongan rambut, dll.), mempersiapkan berbagai identitas palsu, melintasi berbagai negara untuk mengumpulkan bahan/materi, dll., dan memulai buruannya terhadap de Gaulle. Pada saat yang sama, Zinnemann juga membawa penonton mengetahui segala sesuatu yang dilakukan oleh si polisi. Ternyata sama seperti lawannya, detil fisik dan karakter si polisi juga sama sekali tidak menarik perhatian, tetapi extra-ordinary: berusia setengah baya, berperingai tenang, disiplin, pandai, perfeksionis, dan dia juga seorang loner/penyendiri :-) Tetapi dalam kasus ini dia mengijinkan satu asisten saja, Caron (dimainkan dengan antusiasme seorang protege/"murid" yang sangat pas oleh aktor muda Inggris, Derek Jacobi, yang di kemudian hari mempunyai karier yang sukses dan panjang, baik di teater maupun film, di Inggris dan Hollywood).

Bagaimana "kejar-2an" antara The Jackal dan Claude Lebel?

Bagaimana klimaks akhirnya? You will have to watch it yourself :-)

Di akhir film, Zinnemann tidak lupa menyertakan epilogue dalam novelnya yang bahkan lebih aneh dari ceritanya sendiri, which you will have to see it yourself, as I'm not spoiling it, either! :-)

Selain adaptasi yang sangat dekat dari novelnya, film ini mempunyai lokasi setting yang sangat imajinatif, meliputi berbagai negara di Eropa. Pemerintah Perancis sangat membantu ketika film ini shooting di Perancis, menyediakan tentara sebagai figuran dan lokasi khusus untuk men-shooting parade ketika perayaan Liberation Day -- menciptakan suasana dokumenter yang otentik (padahal ini cuma cerita fiksi saja lho).

Kalau anda penggemar film thriller plus, yaitu film thriller di atas rata-2 film thriller, film sepanjang 140 menit ini sedemikian memikatnya, anda akan lupa pada waktu tersebut. Hati-2, jangan salah pilih dengan film dengan judul yang mirip, The Jackal (1997), yang dibintangi oleh Bruce Willis dan Richard Gere.

The Day of the Jackal is the real thing, baby! :-)

Catatan kaki:

*) Mempertimbangkan karakter de Gaulle yang unik dan menarik ini, mungkin suatu saat ada filmmaker yang tertarik membuat film biopik tentang dirinya -- kalau dikerjakan dengan baik, pasti akan menjadi film yang sangat menarik! Penulis heran juga, mosok sampai saat ini belum ada film biopik tentang de Gaulle ... ?!

* 8.5/10

The Day of the Jackal dapat anda temukan di eBay.com


No comments: