Tuesday 16 April 2013

Shanghai Triad

Resensi Film: Shanghai Triad (Yao a yao yao dao waipo qiao) (7.8/10)


Tahun Keluar: 1995
Negara Asal: France, China
Sutradara: Zhang Yimou
Cast: Gong Li, Li Baotian, Wang Xiaoxiao

Jangan membandingkan film gangster beranggaran kecil ini dengan film gangster beranggaran besar seperti The Godfather (1972), Scarface (1983), atau Goodfellas (1990). Dibandingkan film-2 tersebut, film ini ceritanya memang sederhana dan penyampaiannya tidak hard-hitting -- sutradara Zhang Yimou tidak menampilkan scene-2 kekerasan secara grafis, sebagian darinya disampaikan dari POV (point of view) protagonis film ini yang masih di bawah umur, dengan demikian membiarkan penonton menggunakan imajinasinya sendiri -- dan cara ini sudah cukup untuk mencapai efek yang dia inginkan, yaitu pesan utamanya tetap tersampaikan secara efektif di akhir film.

Shuisheng (Wang Xiaoxiao) adalah anak petani miskin yang dikirim ibunya ke kota untuk bekerja dengan pamannya yang konon adalah orang “sukses”. Tidak pernah menjelaskan apa pekerjaannya, pamannya memberi Shuisheng pekerjaan sebagai pelayan seorang penyanyi cabaret/nightclub yang ketus dan bermulut tajam, namanya Jingbao (Gong Li). Kontan saja Shuisheng tidak menyukai majikannya. Sampai suatu saat, ketika majikannya sedang vulnerable, majikannya mengatakan bahwa dia sesungguhnya berasal dari latar belakang yang sama seperti Shuisheng, yaitu anak petani miskin yang pergi ke kota untuk menjadi orang sukses. Sejak itu Shuisheng mulai dapat berempati terhadap majikannya: sikapnya yang judes tersebut ternyata adalah ungkapan frustrasinya terhadap nasibnya sendiri -- wanita simpanan seorang boss mafia, orang “sukses” (?), dan mulailah terjalin persahabatan antara mereka berdua. Pikirannya terbelah antara cita-2 yang muluk dan kenyataan yang sebaliknya, Jingbao sedikit demi sedikit terseret ke titik nadir paling bawah ... sementara Shuisheng, yang masih di bawah umur, tidak berdaya melindunginya dan hanya bisa menyaksikan saja.

Tidak setuju dengan pendapat Roger Ebert yang menilai Wang Xiaoxiao (protagonis film ini) sebagai titik lemah dari film ini, penulis justru menilai pemilihan Wang, anak laki-2 yang sama sekali tidak 'polished' dan tidak 'cute', sangat cocok dengan peran yang dia mainkan: a country bumpkin! Namun demikian penulis memahami pendapat tersebut karena di Hollywood produser hanya memilih anak-2 yang 'cute' (lucu dan menggemaskan) saja -- bahkan overly cute :-), misalnya: Jonathan Lipnicki dalam Jerry Maguire (1996), Dakota Fanning dalam I am Sam (2001), atau Abigail Breslin dalam Little Miss Sunshine (2006), untuk “memeras” simpati penonton. Tetapi untuk penulis, hal ini justru kurang realistis, apalagi kalau perannya tidak memerlukan kualitas tersebut, karena itu penulis sama sekali tidak melihat Wang sebagai titik lemah dari film ini. Gong Li membuktikan dirinya tidak hanya rupawan saja, tetapi juga aktres yang berbobot, menampilkan variasi personality mulai dari penyanyi cabaret yang mempesona, majikan yang menjengkelkan, wanita simpanan yang tidak bahagia, sampai ke dirinya sendiri yang masih terpendam di dalam. Sayang sekali, Gong Li sampai saat ini belum pernah diperhitungkan di Academy Awards. Semoga dia masih mempunyai kesempatan membuat film-2 yang berbobot.

Memperhitungkan anggaran pembuatan film ini yang termasuk kecil, two thumbs up untuk Zhang Yimou yang berhasil dengan sangat baik menampilkan romantika, dan sekaligus dekadensi, kota Shanghai pra-revolusi, yang saat itu dijuluki sebagai “Paris of the East”, melalui sinematografi, desain produksi, desain kostum, dan arahan seni yang memukau. Dikemas sebagai film gangster, Shanghai Triad adalah film tentang mimpi muluk yang harus berakhir dengan tragedi (judul aslinya dalam bahasa Mandarin lebih mencerminkan isi ceritanya daripada judul dalam bahasa Inggrisnya).

* 7.8/10





Shanghai Triad dapat anda temukan di eBay.com