Monday 2 December 2013

The Picture of Dorian Gray, Death Becomes Her

Double Vanity!


Siapa bilang hanya wanita saja yang concern terhadap penampilannya atau khawatir menjadi tua, pria juga. Caranya saja yang berbeda: wanita dengan melakukan bedah plastik -- agar nampak awet muda, pria dengan menemukan istri muda -- bukti bahwa dia awet muda. Gitu kali ya? :-) Vanity! Filsuf ternama Friedrich Nietzsche pernah mengatakan “Vanity is the fear of appearing original.” Coba kita lihat dalam dua film berikut ini: film pertama adalah drama horor dan film kedua adalah black comedy.

1) The Picture of Dorian Gray (1945).

Adaptasi dari novel klasik dengan judul yang sama karya sastrawan Irlandia, Oscar Wilde, The Picture of Dorian Gray menceritakan kehidupan hedonistik kalangan atas di London pada abad ke 19 yang dikemas dengan gaya Gothic, dalam tema Faustian (a pact with the Devil/persekutuan dengan roh jahat) yang kental. Muda, kaya, tampan, dan naive, Dorian Gray (Hurd Hatfield), 22 tahun, mendengarkan nasehat dari Lord Henry Wotton (George Sanders) bahwa hidup hanya berguna jika kita memperoleh kesenangan darinya, dan untuk Dorian usia muda dan ketampanannya akan mendatangkan segala sesuatu yang dia inginkan dalam hidupnya. Terkesan dengan nasehat tersebut, di depan lukisan potretnya, Dorian mengucapkan keinginannya: “Semoga potretnya, bukan dirinya, yang menjadi tua!” -- tidak menyadari di dekat lukisan potretnya berdiri sebuah patung kucing purbakala dari Mesir yang konon mempunyai kemampuan mengabulkan keinginan. Uuuuuuu ... dan mulailah drama Gothic horor ini -- I love it! :-) Dorian mula-2 tidak menyadari kalau keinginannya terkabul, sampai suatu saat ketika dia dengan teganya memutus hubungan asmara dengan tunangannya, Sibyl Vane (Angela Lansbury), untuk mengejar gaya hidup hedonistik dia menemukan “perubahan” dalam lukisan potret dirinya. Terkejut, Dorian menyembunyikan lukisan potret tersebut ke dalam gudang. Dorian tidak pernah menjadi tua dan gaya hidup hedonistiknya semakin menjadi-2. Dan script dengan sabar menyimpan horor puncaknya sampai ke akhir film.

Dengan kontras hitam-putih yang tajam, film ini memenangkan Oscar untuk Sinematografi B/W Terbaik. Angela Lansbury, walaupun tampil hanya singkat saja, penampilannya mengesankan -- dia menerima nominasi Oscar untuk Aktres Pendukung Terbaik. Tetapi masterpiece dalam film ini adalah lukisan potret Dorian Dray yang tampil di akhir film karya pelukis macabre Ivan Albright, sekarang disimpan di Art Institute of Chicago. Film ini pernah di-remake pada tahun 2009 dengan judul Dorian Gray, tetapi penulis punya keinginan Francis F. Coppola me-remake drama Gothic horor ini seperti dia membuat Dracula (1992). Hmmm ... nengok kiri, nengok kanan, moga-2 ada patung kucing purbakala dari Mesir yang mendengarkan keinginan ini :-)

Bersama dengan Mary Shelley's Frankenstein dan Bram Stoker's Dracula, Oscar Wilde's Dorian Gray menduduki Top 3 novel Gothic horor terbaik sampai saat ini.

2) Death Becomes Her (1992).

Bertema sama dengan cerita di atas, eternal youth, black comedy ini menceritakan perseteruan antara dua wanita dalam memperebutkan cinta seorang pria dengan menjaga kecantikan/penampilan fisiknya seprima mungkin. Di awal cerita, Helen Sharp (Goldie Hawn), seorang penulis, bertunangan dengan Dr. Ernest Menville (Bruce Willis), seorang ahli bedah plastik. Tetapi segera setelah Ernest bertemu dengan Madeline Ashton (Meryl Streep), seorang aktres, Ernest meninggalkan Helen dan mengawini Madeline. Shocked, depressed, dan kegemukan karena tidak bisa berhenti makan, Helen menghabiskan waktu bertahun-2 di rumah sakit jiwa sambil memelihara dendam kesumat terhadap Madeline. Waktu berjalan, Madeline memasuki usia setengah baya, kariernya meredup, bagian-2 tubuhnya yang dulu sedemikian dibanggakan sekarang cuma mengikuti gravitasi bumi :-) , Ernest juga mulai beruban dan buyuten, kariernya juga merosot menjadi juru rias mayat :-) ... perkawinan mereka hambar dan masing-2 saling mengabaikan yang lainnya. Setelah lebih dari 14 tahun tidak mendengar kabar tentang Helen, Madeline terkejut ketika tiba-2 ada kabar bahwa Helen mengadakan pesta peluncuran perdana bukunya yang berjudul “Forever Young”. Lebih terkejut lagi ketika Madeline bertemu dengan Helen dan melihat Helen tampil begitu muda -- seakan-2 tidak menjadi tua seharipun sejak mereka bertemu terakhir kalinya 14 tahun yang lalu! Merasa tersaingi dan terpojok, Madeline menerima rekomendasi beauty salon-nya untuk mengunjungi Lisle von Rhuman (Isabella Rossellini) yang misterius. Ramuan ajaib yang Madeline dapatkan dari dukun maut ini ternyata betul-2 ajaib dan bahkan lebih ajaib daripada yang dia (baca, penonton) bayangkan. Lebih seru lagi, Helen ternyata juga mendapatkan ramuan yang sama dari dukun yang sama. Siapa yang menang? Penonton tentu saja.

Dengan empat bintang layar perak yang berkharisma dan special effects yang mempesona, black comedy arahan Robert Zemeckis (Back to the Future, Forrest Gump, Contact, Cast Away) ini selain berhasil memenangkan Oscar untuk Visual Effects Terbaik, juga berhasil mengundang tawa -- sekaligus refleksi, karena dengan lantang menciptakan definisi baru untuk eternal youth/eternal beauty, seraya mengolok siapa saja yang terobsesi dengan penampilan fisiknya. Sama seperti The Picture of Dorian Gray, penulis terkesan dengan scene terakhir dalam film ini.

The Picture of Dorian Gray, Death Becomes Her dapat anda temukan di eBay.com

No comments: