Created with flickr slideshow.
Wednesday, 30 January 2019
Tujuan: Pompeii, Italy
Created with flickr slideshow.
Monday, 28 January 2019
Tujuan: Naples, Italy
Created with flickr slideshow.
Saturday, 19 January 2019
Joanna Lumley: In the Land of the Northern Lights
Friday, 18 January 2019
Catatan Perjalanan: Venice, Italy
Sharing catatan perjalanan
Destination: Venice, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 3 malam (hari ke-1: perjalanan singkat dari Florence ke Venice, istirahat, hari ke-2 dan ke-3: pas dan puas)
Dari Florence saya melanjutkan perjalanan KA ke arah timur ke Venice -- waktu tempuh sekitar 2 jam saja. So, hari itu adalah hari istirahat: bangun pagi agak siangan, terus catch KA menjelang siang hari dan tiba di Venice pas jam check-in ke Airbnb dan makan siang. Hari itu cuaca cerah dan temperatur lumayan hangat.
Quick facts tentang Venice:
• Lokasi
Kota Venice terdiri dari daerah yang terletak di daratan (mainland) dan daerah yang terletak di lepas pantai laut Adriatik -- terdiri dari banyak pulau yang dipisahkan oleh canal-2 besar dan kecil. Venice yang tampil dalam film-2 atau kartupos-2 adalah Venice yang terletak di lepas pantai. Selanjutnya, kalo saya menyebut Venice, maksudnya adalah Venice yang lepas pantai.
• Over-tourism
Tidak bisa dipungkiri, jumlah turis yang mengunjungi Venice sangatlah bejibun, sampai-2 pada setiap saat ada 77x lipat lebih banyak turis daripada penduduk Venice sendiri -- dan ratio ini meningkat terus setiap tahunnya! Implikasi dari over-tourism ini antara lain: 1) harga akomodasi menjadi sangat mahal, 2) kenyamanan sightseeing berkurang dan 3) authenticity kota kurang terasa (karena semuanya disetup untuk kepentingan turis).
Karena harga akomodasi di Venice sangat mahal, saya menginap di daratan saja. Dari daratan ke Venice anda bisa naik bis atau KA. Bis menuju Venice dapat anda temukan di depan stasiun Venezia-Mestre. Atau anda dapat naik KA dari stasiun Venezia-Mestre ke stasiun Venezia Santa Lucia. Untuk memudahkan kunjungan, saya membeli Unica City Pass via online. Pass ini dapat anda tailor-make sesuai dengan kebutuhan pribadi, misalnya: apakah anda perlu public transport (termasuk waterbus untuk transportasi di Venice), apakah perlu airport transfer, apakah perlu tempat parkir, atau atraksi-2 apa saja yang ingin anda kunjungi, atau yang lainnya. Setiba di Venice, tunjukkan voucher pembelian tersebut di tempat-2 koleksi yang telah ditentukan untuk mengambil pass-nya.
Atraksi-2 utama di Venice terpusat di Piazza San Marco (St. Mark’s Square), yaitu: St. Mark’s Basilica, St. Mark’s Bell Tower, Palazzo Ducale, Museo Correr, Museo Archeologico, Biblioteca Marciana, Caffe Florian, dan gondola. Tiket untuk St. Mark’s Basilica dan Bell Tower tidak termasuk dalam Unica City Pass sehingga perlu saya beli secara terpisah via online. Caffe Florian, kalo anda tidak keberatan membayar sangat mahal untuk secangkir kopi, adalah coffee house tertua dan bersejarah di Italy. Duduk dan minum kopi di coffee house adalah satu-2nya cara untuk menikmati suasana piazza dengan santai. Mengapa?? Karena tidak ada tempat duduk untuk publik di seluruh piazza -- in fact, di seluruh Venice; bahkan ada larangan duduk (apalagi duduk sambil makan) di semua tempat untuk publik, misalnya anak tangga, pelataran, dlsb-nya. Tempat seluas itu tidak ada sejengkalpun publik bisa duduk untuk istirahat. Secara implisit: kalo anda capek, silakan mampir ke coffee house, resto atau hotel. Ada petugas “hansip” yang berpatroli terus di sekitar piazza dan memberi peringatan atau mengusir turis yang ketahuan duduk atau duduk sambil makan di tempat publik. Ini adalah peringatan dari penduduk Venice untuk para turis: nikmati Venice tetapi jangan lama-2. Kalo ingin lama, mampirlah ke coffee house atau resto, atau nginaplah di hotel di Venice … di sini anda bisa dengan rileks menikmati Venice.
Omong-2 tentang over-tourism, berita-2 mengatakan bahwa penduduk Venice sudah capek dengan jumlah turis yang datang ke kotanya. Yang terkena kritik paling tajam adalah turis yang “daytripper”, yaitu mereka yang berkunjung tanpa menginap -- termasuk di antaranya mereka yang datang dengan kapal-2 pesiar. Mereka dianggap kurang berkontribusi untuk ekonomi Venice -- yang tentu saja tidak benar, karena banyak dari “daytripper” ini yang “big shopper” … selain makan & minum, mereka juga belanja, menggunakan jasa gondola dan yang lainnya dan mengunjungi atraksi-2 yang ada. Diberitakan ada usaha-2 untuk membatasi jumlah turis dengan melarang “daytripper” masuk ke Venice atau mengurangi jumlah kapal pesiar yang berlabuh di Venice. Namun demikian sejauh ini semua itu masih omongan saja.
Luangkan satu hari untuk Piazza San Marco. Kemudian, luangkan satu hari lagi untuk island-hopping ke pulau-2 yang lainnya -- di sini suasana lebih sepi, anda akan lebih merasakan authenticity kota Venice.
Semoga bermanfaat untuk anda yang berencana berkunjung ke sini.
Destination: Venice, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 3 malam (hari ke-1: perjalanan singkat dari Florence ke Venice, istirahat, hari ke-2 dan ke-3: pas dan puas)
Dari Florence saya melanjutkan perjalanan KA ke arah timur ke Venice -- waktu tempuh sekitar 2 jam saja. So, hari itu adalah hari istirahat: bangun pagi agak siangan, terus catch KA menjelang siang hari dan tiba di Venice pas jam check-in ke Airbnb dan makan siang. Hari itu cuaca cerah dan temperatur lumayan hangat.
Quick facts tentang Venice:
• Lokasi
Kota Venice terdiri dari daerah yang terletak di daratan (mainland) dan daerah yang terletak di lepas pantai laut Adriatik -- terdiri dari banyak pulau yang dipisahkan oleh canal-2 besar dan kecil. Venice yang tampil dalam film-2 atau kartupos-2 adalah Venice yang terletak di lepas pantai. Selanjutnya, kalo saya menyebut Venice, maksudnya adalah Venice yang lepas pantai.
• Over-tourism
Tidak bisa dipungkiri, jumlah turis yang mengunjungi Venice sangatlah bejibun, sampai-2 pada setiap saat ada 77x lipat lebih banyak turis daripada penduduk Venice sendiri -- dan ratio ini meningkat terus setiap tahunnya! Implikasi dari over-tourism ini antara lain: 1) harga akomodasi menjadi sangat mahal, 2) kenyamanan sightseeing berkurang dan 3) authenticity kota kurang terasa (karena semuanya disetup untuk kepentingan turis).
Karena harga akomodasi di Venice sangat mahal, saya menginap di daratan saja. Dari daratan ke Venice anda bisa naik bis atau KA. Bis menuju Venice dapat anda temukan di depan stasiun Venezia-Mestre. Atau anda dapat naik KA dari stasiun Venezia-Mestre ke stasiun Venezia Santa Lucia. Untuk memudahkan kunjungan, saya membeli Unica City Pass via online. Pass ini dapat anda tailor-make sesuai dengan kebutuhan pribadi, misalnya: apakah anda perlu public transport (termasuk waterbus untuk transportasi di Venice), apakah perlu airport transfer, apakah perlu tempat parkir, atau atraksi-2 apa saja yang ingin anda kunjungi, atau yang lainnya. Setiba di Venice, tunjukkan voucher pembelian tersebut di tempat-2 koleksi yang telah ditentukan untuk mengambil pass-nya.
Atraksi-2 utama di Venice terpusat di Piazza San Marco (St. Mark’s Square), yaitu: St. Mark’s Basilica, St. Mark’s Bell Tower, Palazzo Ducale, Museo Correr, Museo Archeologico, Biblioteca Marciana, Caffe Florian, dan gondola. Tiket untuk St. Mark’s Basilica dan Bell Tower tidak termasuk dalam Unica City Pass sehingga perlu saya beli secara terpisah via online. Caffe Florian, kalo anda tidak keberatan membayar sangat mahal untuk secangkir kopi, adalah coffee house tertua dan bersejarah di Italy. Duduk dan minum kopi di coffee house adalah satu-2nya cara untuk menikmati suasana piazza dengan santai. Mengapa?? Karena tidak ada tempat duduk untuk publik di seluruh piazza -- in fact, di seluruh Venice; bahkan ada larangan duduk (apalagi duduk sambil makan) di semua tempat untuk publik, misalnya anak tangga, pelataran, dlsb-nya. Tempat seluas itu tidak ada sejengkalpun publik bisa duduk untuk istirahat. Secara implisit: kalo anda capek, silakan mampir ke coffee house, resto atau hotel. Ada petugas “hansip” yang berpatroli terus di sekitar piazza dan memberi peringatan atau mengusir turis yang ketahuan duduk atau duduk sambil makan di tempat publik. Ini adalah peringatan dari penduduk Venice untuk para turis: nikmati Venice tetapi jangan lama-2. Kalo ingin lama, mampirlah ke coffee house atau resto, atau nginaplah di hotel di Venice … di sini anda bisa dengan rileks menikmati Venice.
Omong-2 tentang over-tourism, berita-2 mengatakan bahwa penduduk Venice sudah capek dengan jumlah turis yang datang ke kotanya. Yang terkena kritik paling tajam adalah turis yang “daytripper”, yaitu mereka yang berkunjung tanpa menginap -- termasuk di antaranya mereka yang datang dengan kapal-2 pesiar. Mereka dianggap kurang berkontribusi untuk ekonomi Venice -- yang tentu saja tidak benar, karena banyak dari “daytripper” ini yang “big shopper” … selain makan & minum, mereka juga belanja, menggunakan jasa gondola dan yang lainnya dan mengunjungi atraksi-2 yang ada. Diberitakan ada usaha-2 untuk membatasi jumlah turis dengan melarang “daytripper” masuk ke Venice atau mengurangi jumlah kapal pesiar yang berlabuh di Venice. Namun demikian sejauh ini semua itu masih omongan saja.
Luangkan satu hari untuk Piazza San Marco. Kemudian, luangkan satu hari lagi untuk island-hopping ke pulau-2 yang lainnya -- di sini suasana lebih sepi, anda akan lebih merasakan authenticity kota Venice.
Semoga bermanfaat untuk anda yang berencana berkunjung ke sini.
Monday, 14 January 2019
Tujuan: Venice, Italy
Created with flickr slideshow.
Saturday, 12 January 2019
Catatan Perjalanan: Florence, Italy
Sharing catatan perjalanan
Destination: Florence, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 3 malam (hari ke-1: habis untuk daytrip di Pisa, hari ke-2 dan ke-3: pas dan puas)
Is there such a thing as over-planning?Apakah sebuah rencana bisa berlebihan?
Saya tipe traveller yang suka merencana. Ketika merencana saya juga memasukkan faktor-2 what-if, misalnya jika menghadapi situasi X, maka mesti begini; jika situasi Y, maka mesti begitu. Namun demikian, kadang-2 tidak peduli seberapa bagus rencana disusun tetap saja tidak bisa foolproof dari kejutan atau salah perhitungan -- seperti ketika berkunjung ke French Riviera dan terjebak dalam pemogokan buruh kereta api di sana. Demikian juga pada kesempatan ini ketika saya menyelesaikan daytrip ke Pisa dalam perjalanan KA dari La Spezia ke Florence.
Saya mempunyai kebiasaan membeli tiket transportasi in advance (di depan) via online setelah itinerary perjalanan fixed. Selain harganya lebih murah, keuntungan yang lain adalah agar tidak perlu repot ngantre untuk beli tiket. Tetapi ada kerugiannya, yaitu saya harus tahu pukul berapa saya berangkat dan commit pada waktu yang telah ditentukan. Karena saya tidak tahu secara pasti membutuhkan waktu berapa lama di Pisa, saya beri waktu longgar sekitar 8 jam untuk daytrip di Pisa. KA tiba di Pisa sekitar pukul 10.30 pagi, kemudian saya tambahi 8 jam, maka saya beli tiket lanjutan ke Florence untuk pukul 18.30 petang. Ternyata daytrip di Pisa berjalan sangat lancar -- tidak menemui halangan apapun, saya malah sempat sedikit jalan-2 dan shopping di pusat kota, dan semuanya selesai dalam waktu sekitar 6 jam. Sekitar pukul 16.30 sore saya sudah kembali ke stasiun Pisa Centrale dan siap melanjutkan perjalanan ke Florence. Karena tiket yang saya pegang tidak bernomor kursi, saya pikir saya boleh naik KA yang lebih pagi asal KA tersebut tidak penuh atau masih ada tempat duduk yang tersisa. Maka saya putuskan naik KA yang lebih pagi. Dalam perjalanan ke Florence, petugas KA datang memeriksa tiket dan memberitahukan bahwa tiket yang saya pegang invalid. Dia menjelaskan bahwa saya boleh naik KA yang lebih malam (sampai batas waktu 4 jam dari jam yang tertera), tetapi tidak boleh yang lebih pagi. Dia selanjutnya dengan sopan mengatakan bahwa saya harus membeli tiket baru dan membayar penalti untuk kesalahan tersebut. So, apa daya … saya membeli tiket baru dan membayar penalti sebesar 5 Euro. Saya semestinya bertanya, bukan cuma beranggapan atau berasumsi. Lesson learned!
Florence adalah kota besar yang indah dan penuh dengan peninggalan seni. 3 atraksi utama di kota ini adalah: Duomo (kompleks Florence Cathedral), Galleria dell’Accademia dan Galleria degli Uffizi.
• Duomo
Duomo terdiri dari Cathedral, Dome, Baptistry, Bell Tower, Crypt (ruang bawah tanah) dan Museum adalah UNESCO World Heritage Site. Anda dapat membeli tiket masuk yang menyertakan semua bagian tersebut secara online seharga 18 Euro. Baca dengan teliti terms and conditions-nya sehingga kunjungan anda berjalan lancar.
• Galleria dell’Accademia dan Galleria degli Uffizi
Jika anda penggemar patung dan lukisan, luangkan waktu ½ - 1 hari untuk masing-2 gallery. Accademia, lebih kecil dan lebih spesifik daripada Uffizi, adalah rumah dari patung tersohor karya Michelangelo yang bernama “David”. Sedang Uffizi adalah salah satu dari museum-2 yang menyimpan koleksi seni terbesar di dunia. Uffizi adalah rumah dari lukisan ternama karya Botticelli yang berjudul “The Birth of Venus”. Anda dapat membeli tiket masuk secara online. Hati-2 kunjungan ke gallery-2 ini ada waktunya -- datang minimal 15 menit sebelum waktu yang tertera, jangan sampai terlambat, kalo terlambat anda tidak boleh masuk dan tiket hangus.
Hari ke-2 di Florence saya menghabiskan waktu ½ hari, dari pagi sampai siang, di Accademia, disambung dengan ½ hari berikutnya, dari siang sampai petang, di Duomo. Hari ke-3, dari pagi sampai sore di Uffizi. Setelah itu masih ada sisa waktu untuk jalan-2 dan shopping (or window shopping) kerajinan kulit karya produsen lokal di pusat kota: tas, handbag, jaket, sepatu, dlsb.
Florence adalah ibukota region Tuscany yang terkenal dengan keindahan alam dan peninggalan Renaissance-nya. Saat itu saya tidak sempat berkunjung ke region Tuscany -- but maybe in the future, kalo saya mempunyai kesempatan lagi berkunjung ke Italy saya pasti akan mampir ke region Tuscany.
Semoga bermanfaat untuk anda yang berencana berkunjung ke sini.
Destination: Florence, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 3 malam (hari ke-1: habis untuk daytrip di Pisa, hari ke-2 dan ke-3: pas dan puas)
Is there such a thing as over-planning?Apakah sebuah rencana bisa berlebihan?
Saya tipe traveller yang suka merencana. Ketika merencana saya juga memasukkan faktor-2 what-if, misalnya jika menghadapi situasi X, maka mesti begini; jika situasi Y, maka mesti begitu. Namun demikian, kadang-2 tidak peduli seberapa bagus rencana disusun tetap saja tidak bisa foolproof dari kejutan atau salah perhitungan -- seperti ketika berkunjung ke French Riviera dan terjebak dalam pemogokan buruh kereta api di sana. Demikian juga pada kesempatan ini ketika saya menyelesaikan daytrip ke Pisa dalam perjalanan KA dari La Spezia ke Florence.
Saya mempunyai kebiasaan membeli tiket transportasi in advance (di depan) via online setelah itinerary perjalanan fixed. Selain harganya lebih murah, keuntungan yang lain adalah agar tidak perlu repot ngantre untuk beli tiket. Tetapi ada kerugiannya, yaitu saya harus tahu pukul berapa saya berangkat dan commit pada waktu yang telah ditentukan. Karena saya tidak tahu secara pasti membutuhkan waktu berapa lama di Pisa, saya beri waktu longgar sekitar 8 jam untuk daytrip di Pisa. KA tiba di Pisa sekitar pukul 10.30 pagi, kemudian saya tambahi 8 jam, maka saya beli tiket lanjutan ke Florence untuk pukul 18.30 petang. Ternyata daytrip di Pisa berjalan sangat lancar -- tidak menemui halangan apapun, saya malah sempat sedikit jalan-2 dan shopping di pusat kota, dan semuanya selesai dalam waktu sekitar 6 jam. Sekitar pukul 16.30 sore saya sudah kembali ke stasiun Pisa Centrale dan siap melanjutkan perjalanan ke Florence. Karena tiket yang saya pegang tidak bernomor kursi, saya pikir saya boleh naik KA yang lebih pagi asal KA tersebut tidak penuh atau masih ada tempat duduk yang tersisa. Maka saya putuskan naik KA yang lebih pagi. Dalam perjalanan ke Florence, petugas KA datang memeriksa tiket dan memberitahukan bahwa tiket yang saya pegang invalid. Dia menjelaskan bahwa saya boleh naik KA yang lebih malam (sampai batas waktu 4 jam dari jam yang tertera), tetapi tidak boleh yang lebih pagi. Dia selanjutnya dengan sopan mengatakan bahwa saya harus membeli tiket baru dan membayar penalti untuk kesalahan tersebut. So, apa daya … saya membeli tiket baru dan membayar penalti sebesar 5 Euro. Saya semestinya bertanya, bukan cuma beranggapan atau berasumsi. Lesson learned!
Florence adalah kota besar yang indah dan penuh dengan peninggalan seni. 3 atraksi utama di kota ini adalah: Duomo (kompleks Florence Cathedral), Galleria dell’Accademia dan Galleria degli Uffizi.
• Duomo
Duomo terdiri dari Cathedral, Dome, Baptistry, Bell Tower, Crypt (ruang bawah tanah) dan Museum adalah UNESCO World Heritage Site. Anda dapat membeli tiket masuk yang menyertakan semua bagian tersebut secara online seharga 18 Euro. Baca dengan teliti terms and conditions-nya sehingga kunjungan anda berjalan lancar.
• Galleria dell’Accademia dan Galleria degli Uffizi
Jika anda penggemar patung dan lukisan, luangkan waktu ½ - 1 hari untuk masing-2 gallery. Accademia, lebih kecil dan lebih spesifik daripada Uffizi, adalah rumah dari patung tersohor karya Michelangelo yang bernama “David”. Sedang Uffizi adalah salah satu dari museum-2 yang menyimpan koleksi seni terbesar di dunia. Uffizi adalah rumah dari lukisan ternama karya Botticelli yang berjudul “The Birth of Venus”. Anda dapat membeli tiket masuk secara online. Hati-2 kunjungan ke gallery-2 ini ada waktunya -- datang minimal 15 menit sebelum waktu yang tertera, jangan sampai terlambat, kalo terlambat anda tidak boleh masuk dan tiket hangus.
Hari ke-2 di Florence saya menghabiskan waktu ½ hari, dari pagi sampai siang, di Accademia, disambung dengan ½ hari berikutnya, dari siang sampai petang, di Duomo. Hari ke-3, dari pagi sampai sore di Uffizi. Setelah itu masih ada sisa waktu untuk jalan-2 dan shopping (or window shopping) kerajinan kulit karya produsen lokal di pusat kota: tas, handbag, jaket, sepatu, dlsb.
Florence adalah ibukota region Tuscany yang terkenal dengan keindahan alam dan peninggalan Renaissance-nya. Saat itu saya tidak sempat berkunjung ke region Tuscany -- but maybe in the future, kalo saya mempunyai kesempatan lagi berkunjung ke Italy saya pasti akan mampir ke region Tuscany.
Semoga bermanfaat untuk anda yang berencana berkunjung ke sini.
Subscribe to:
Posts (Atom)