Wednesday 27 March 2013

"Dracula" oleh Bram Stoker

Public Domain.

Sebuah karya, karena satu dan lain sebab, kadang-2 sudah tidak dimiliki lagi oleh siapapun (oleh penciptanya, atau keluarga/keturunan penciptanya, atau pemilik yang lain) dan masuk ke dalam Public Domain. Sebanyak kita menyukai Public Domain (baca: gratisan), ramifikasi negatif darinya adalah semua orang boleh 'menggunakan' karya tersebut sesuka hati/keinginan mereka -- and over a period of time, karya tersebut menjadi luntur dari karya asliya. Nasib ini dialami oleh kisah Gothic horor “Dracula” karya penulis asal Irlandia, Bram Stoker.

Menurut survey ada lebih dari 200 film yang menampilkan tokoh Dracula, tetapi hanya ada 1 film saja plotnya dekat dengan kisah aslinya -- menjadikan Dracula sebagai tokoh fiksi nomor 2 yang paling misunderstood, misjudged, misinterpreted, misread, misconstrued.

Siapakah Dracula? Mari membaca dari penulis aslinya.

Kuis: Siapa tokoh fiksi nomor 1 yang paling misunderstood, misjudged, misinterpreted, misread, misconstrued?





"Dracula" oleh Bram Stoker dapat anda temukan di eBay.com

Monday 25 March 2013

The Shop Around the Corner

Sekelumit tentang: The Shop Around the Corner (1940)

Tahun Keluar: 1940
Negara Asal: USA
Sutradara: Ernst Lubitsch
Cast: Margaret Sullavan, James Stewart, Frank Morgan, Joseph Schildkraut

 
Romantic comedy, atau sering disingkat dengan “romcom”, adalah genre film yang populer -- disukai antar gender, dan kadang-2 antar generasi (yang sudah setengah bayapun bisa memahami dan menikmati). Walaupun tidak terkenal sebagai genre film dengan tema yang berat/serius, dari waktu ke waktu kita menemukan film romcom yang “di atas rata-2,” karena selain menampilkan romans dan komedi, script-nya ternyata menyisipkan topik yang lumayan penting. The Shop Around the Corner (1940) adalah salah satu di antaranya. Alfred Kralik (James Stewart) dan Klara Novak (Margaret Sullavan) adalah rekan sekerja. Masing-2 tidak cocok dengan yang lainnya, dan masing-2 mempunyai kawan pena yang merupakan jodoh impian. Yang tidak mereka ketahui adalah masing-2 adalah kawan pena dari yang lainnya tersebut :-) Sampai suatu saat salah satu di antara mereka menemukan fakta tersebut!

Tidakkah kita masih sering berjuang untuk menjadi yang terbaik dari diri kita sendiri? Bukankah kita juga benci kalau kita tidak berhasil menjadi yang terbaik dari diri kita sendiri?

How do you think Tom Hanks and Meg Ryan in You've Got Mail (1998) measure up against James Stewart and Margaret Sullavan in this film?





The Shop Around the Corner dapat anda temukan di eBay.com

Wednesday 20 March 2013

The Tailor of Panama

Resensi Film: The Tailor of Panama (7.8/10)


Tahun Keluar: 2001
Negara Asal: USA, Ireland
Sutradara: John Boorman
Cast:  Pierce Brosnan, Geoffrey Rush, Jamie Lee Curtis

Film kecil thriller espionase ini hampir saja luput dari perhatian penulis, if not because of Geoffrey Rush! :-)

Andrew 'Andy' Osnard (Pierce Brosnan), seorang agen MI6, disingkirkan dari posnya di Madrid, Spanyol, gara-2 skandal pribadi dengan wanita simpanan seorang pejabat tinggi di negeri tersebut dan dibuang/diasingkan ke Panama City, Panama. Selalu berpikiran korup, alias berniat memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan pribadi, Andy dengan cepat dan to-the-point “menitik” kontaknya di kota tujuan yang baru tersebut. Kontak tersebut adalah  Harold 'Harry' Pendel (Geoffrey Rush), seorang imigran terpandang dari Inggris, sekaligus tukang jahit ternama di kota tersebut dengan jaringan pelanggan sampai ke presiden Panama. Dan tidak hanya itu saja, Harry menikah dengan Louisa (Jamie Lee Curtis), seorang wanita Amerika dari keluarga terpandang yang kebetulan menjabat posisi sebagai asisten direktur dari Panama Canal Authority. Tetapi Harry menyimpan masa lalu yang gelap di Inggris sebagai seorang bekas kriminal, situasi yang sangat disukai dan sengaja dimanfaatkan Andy untuk mem-blackmail Harry. Di bawah ancaman Andy, Harry terpaksa menjadi kontak, membawa dan memperkenalkan Andy ke pelanggannya dari kalangan elite/higher circle di Panama City. Sama sekali tidak puas dengan apa yang diberikan Harry dan mengetahui Harry sedang kesulitan keuangan, Andy mendorong (baca: memaksa) Harry untuk memberikan informasi yang “berguna” (baca: “bernilai uang”). Terpojok karena kesulitan keuangan tersebut, Harry akhirnya menyerah ke situasi yang ada. Dengan menggunakan pengetahuan dari pekerjaan istrinya dan reputasi dari teman-2 seperjuangannya, Harry menciptakan plot seakan-2 pemerintah Panama berencana menjual Panama Canal ke pihak musuh. Mengetahui sepenuhnya bahwa Harry ngibul, Andy mulai menghadiahi informasi tersebut dengan uang. Dan semakin besar ngibulnya, semakin besar uangnya. Sampai suatu saat Harry menyadari bahwa plot ciptaannya tersebut ternyata “hidup” betulan, yaitu dengan istrinya mulai curiga, teman-2 seperjuangannya mulai diburu oleh pihak otoritas Panama, dan CIA/Pentagon mulai mempersiapkan invasi militer ke Panama. Oh, Harry ... what have you done?! :-)

Walaupun Brosnan memperoleh first billing dan menyegarkan menyaksikan dia memerankan agen MI6 yang karakterisasinya terbalik dari James Bond, Rush adalah kunci kekuatan film ini. Sebagai aktor yang lebih berpengalaman, Rush menangani portfolio yang lebih kompleks: businessman tetapi romantis/gak tegaan, terpandang tetapi bermasa lalu gelap, dekat dengan kekuasaan tetapi sekaligus politically and socially conscious. Brosnan membuktikan dirinya mampu mengimbangi Rush, dan dinamika di antara mereka berdua sangat menarik untuk ditonton: Brosnan sebagai orang yang tidak punya niat menjadi orang baik dan Rush sebaliknya sebagai orang yang punya niat menjadi orang baik. Jamie Lee Curtis tampil restrained and controlled, dan menyumbang scene penutup yang manis, humane, dan tidak terduga. Anggota cast pendukung yang lain, Leonor Varela sebagai Marta dan Brendan Gleeson sebagai Michelangelo 'Mickie' Abraxas juga tampil meyakinkan. Daniel Radcliffe, saat itu berusia 11 tahun, tampil untuk pertama kalinya dalam film sebagai anak dari Harry dan Louisa -- oh, siapa yang nyangka dia menjadi tenar sebagai Harry Potter! :-) Dengan script yang ketat dan rapi, pengarahan yang imajinatif -- scene pembuka ketika Rush memotong kain betul-2 menghanyutkan atau scene Uncle Benny sebagai suara hati nurani Harry juga imajinatif, setting lokasi yang eksotik, dan musik yang meng-accentuate lokasinya, dibandingkan dengan Tinker Tailor Soldier Spy (2011), dari penulis novel yang sama, John le Carré, yang jauh lebih besar dan kompleks -- dan kering, The Tailor of Panama adalah film yang kecil dan sederhana -- and yet memiliki semua elemen thriller espionase yang lengkap dan menghibur. Satu-2nya pihak yang mungkin tidak suka dengan film ini adalah CIA atau Pentagon ... :-)

* 7.8/10




The Tailor of Panama dapat anda temukan di eBay.com

Wednesday 6 March 2013

Incendies

Resensi Film: Incendies (8.5/10)




Tahun Keluar: 2010
Negara Asal: Canada
Sutradara: Denis Villeneuve
Cast: Lubna Azabal, Mélissa Désormeaux-Poulin, Maxim Gaudette, Rémy Girard

Incendies menerima nominasi Film Berbahasa Asing Terbaik dalam Oscar pada tahun 2011. Adaptasi dari teater dengan judul “Scorched” karya Wajdi Mouawad, film ini bersetting di sebuah negara kecil di Timur Tengah dan berbahasa Perancis dan Arab. Incendies dimulai dengan suasana berkabung dimana dua anak kembar, Jeanne dan Simon Marwan, mendengarkan notaris Jean Lebel membacakan isi surat wasiat ibunya yang baru saja meninggal dunia. Selain tentang pembagian harta kekayaan, surat wasiat tersebut ternyata berisi perintah-2 penting dan “aneh” untuk mereka, yaitu: 1) mereka dilarang mengubur dirinya dengan tata-cara yang layak, tetapi justru sebaliknya -- jasadnya harus tertelungkup menghadap ke tanah, agar wajahnya tidak menengadah menghadap ke dunia, sebagai tanda dari ketidaksukaannya terhadap hidup yang dia alami, mereka juga dilarang menulis namanya di batu nisan, 2) untuk Jeanne (Mélissa Désormeaux-Poulin), dia harus pergi ke negara asalnya untuk mencari ayah mereka dan memberikan surat darinya kepadanya, dan 3) untuk Simon (Maxim Gaudette), dia juga harus pergi ke negara asalnya untuk mencari saudara laki-2 mereka dan memberikan surat darinya kepadanya. Setelah mereka melaksanakan semuanya, Jean (Rémy Girard) akan memberikan surat terakhir darinya untuk mereka. Kontan saja mereka kaget bukan kepalang karena ibunya, Nawal Marwan (Lubna Azabal), selama hidupnya tidak pernah bercerita tentang ayah mereka, juga tidak pernah bercerita kalau mereka mempunyai saudara laki-2. Mengapa baru sekarang mengungkapkannya? Apa gerangan arti semua ini? Akhirnya dengan bantuan sarana dan dukungan moral dari Jean, bekas majikan ibunya yang baik hati dan sekaligus orang kepercayaan ibunya, mereka berdua pergi ke negara asalnya. Dan cerita yang sesungguhnya dimulai ...

Walaupun tidak disebutkan di negara mana cerita terjadi, negara yang dimaksud adalah Lebanon. Tanpa sentimentalitas yang berlebihan, Incendies menampilkan horor dari perang sipil -- konflik antar golongan yang diwarnai dengan politik dan agama -- yang terjadi di Lebanon dan tragedi yang menimpa Nawal Marwan sebagai akibat darinya. Namun demikian, ceritanya tidak melulu tentang itu saja, karena “undercurrent” atau sub-cerita yang sesungguhnya adalah tentang forgiveness. Dengan “jigsawing” atau teknik penyampaian cerita yang disusun bagaikan teka-teki, suspense terjaga ketat dari awal sampai akhir film, dan revelation (penemuan) yang ditemukan Jeanne dan Simon tentang ibunya betul-2 menciptakan intense emotion, alias blew my mind.

Sejak The Barbarian Invasions (Les invasions barbares) memenangkan Film Berbahasa Asing Terbaik dalam Oscar pada tahun 2004, Canada -- tepatnya propinsi yang berbahasa Perancis, Quebec -- menjadi penyumbang reguler nominasi untuk kategori ini. Sebagai propinsi yang menerima banyak imigran, film-2 yang dihasilkan mencerminkan keanekaragaman cerita dari para imigrannya: ada Water (2005) yang bersetting di India tentang seorang janda yang terpasung hidupnya gara-2 tatanan sosial yang berlaku saat itu, ada Monsieur Lazhar (2011) yang bersetting di Montreal tentang seorang guru dari Aljazair, dan ada War Witch (2012) yang bersetting di Congo tentang seorang tentara anak-2, korban perang sipil di negeri tersebut. Kalau Ben Affleck mengatakan “Thank you, Canada” untuk filmnya Argo, penulis mengatakan “Bravo, Canada” untuk film-2 yang dihasilkan.

* 8.5/10




Incendies dapat anda temukan di eBay.com