Tuesday 12 March 2019

Catatan Perjalanan: Capri, Italy

Sharing catatan perjalanan

Destination: Naples, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 4 malam (hari ke-1: ½ hari habis untuk perjalanan dari Venice ke Naples, hari ke-2, 3 dan 4: padat dan capek)

Bagian ke-3: Daytrip ke Capri (1 hari, pas dan puas)

Dari Naples sekali lagi saya datang ke pelabuhan ferry Molo Beverello untuk catch jasa ferry SNAV untuk pergi ke Capri yang terletak ± 40km di sebelah south-south-west-nya. Perjalanan ferry tersebut membutuhkan waktu ± 50 menit dan harga tiketnya 23,80 Euro, oneway/orang -- bisa beli tiket pp, via online atau di counternya. Atau, kalo anda nginap di Sorrento, perjalanan ferry dari Sorrento ke Capri bahkan lebih cepat, yaitu sekitar 20 menit saja. Kalo anda beli tiket via online, baca keterangan di printout vouchernya, apakah voucher tersebut berlaku sebagai tiket atau anda masih perlu menukar voucher tersebut dengan tiket.

Perjalanan ferry dari Naples ke Capri berjalan mulus. Pagi itu cuaca cerah dan suhu lumayan hangat menyegat. Sesampai di Capri, saya jalan-2 dan makan siang di sekitar pelabuhan. Mumpung masih dekat dengan pelabuhan, saya catch Capri Island Tour yang disediakan oleh Motoscafisti di Capri, yaitu kapal kecil bermotor berkeliling pulau Capri. Harga tiketnya 18 Euro/orang. Kalo air laut sedang surut, kapal akan berhenti di Blue Grotto, yaitu gua di lepas pantai Capri yang sorotan sinar mataharinya membuat air laut di dalam gua berwarna biru benderang, dan anda bisa membayar tiket tambahan untuk masuk ke gua tersebut. Saat itu saya tidak beruntung karena air lautnya sedang pasang.

Setelah puas (dan kepanasan ☺) berkeliling pulau Capri, saya naik funicular yang menghubungkan pelabuhan (Marina Grande) di bawah dan pusat kota (Capri) di atas. Waktu tempuhnya 5 menit saja. Harga tiketnya murah banget. Alternatif yang lain, ada shuttle bus yang menghubungkan kedua tempat ini. Tetapi funicular menyediakan bird’s-eye view yang spektakuler. Sesampai di pusat kota, anda dapat menjelajahi kota ini cukup dengan jalan kaki. Kombinasi antara suasana yang rileks, suhu yang hangat dan laut Mediterania yang tenang membuat Capri menjadi tempat yang ideal untuk honeymooners atau mereka yang ingin melupakan segala rutinitas di rumah atau segala masalah di pekerjaan. Menu yang tersedia adalah: rileks sepanjang hari, makan-minum sepuasnya dan cuci-mata secapeknya … ☺ Selain Capri, yang cenderung lebih padat turisnya, di sebelah baratnya ada kota yang lain, yaitu Anacapri. Ada shuttle bus yang menghubungkan Capri dan Anacapri. Silakan menjelajahi kota ini kalo anda punya waktu luang dan tidak capek. Saat itu walaupun suhunya tertulis 27-28 derajat Celcius, tetapi sinar mataharinya terasa sangat menyengat. Hati-2, anda sebaiknya selalu mengenakan topi lebar dan membawa minuman dingin.

Sama seperti Lake Como, Cinque Terre dan Amalfi Coast, kalo anda penggemar alam/nature Capri juga worth revisiting. Kalo ada kesempatan ke sini lagi saya akan coba menginap di Sorrento (ada akses KA dari/ke Naples) selama 4 malam: hari ke-1 tiba dan jalan-2 di Sorrento, hari ke-2 daytrip ke Positano, hari ke-3 daytrip ke Amalfi dan sekitarnya, hari ke-4 daytrip ke Capri -- atau menginap di Capri?? ... hmmm, maybe?! Next time, better prepared, better executed.

Semoga bermanfaat untuk para paduka/wati yang berencana berkunjung ke sini.

Thursday 21 February 2019

Catatan Perjalanan: Amalfi Coast, Italy

Sharing catatan perjalanan

Destination: Naples, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 4 malam (hari ke-1: ½ hari habis untuk perjalanan dari Venice ke Naples, hari ke-2, 3 dan 4: padat dan capek)

Bagian ke-2: Daytrip ke Amalfi Coast (1 hari, terlalu singkat dan ndak puas)

Base untuk Amalfi Coast adalah Sorrento yang terletak ± 50km di selatan Naples. Ada dua pilihan public transport untuk pergi ke Sorrento, yaitu: 1) KA Circumvesuviana dari Napoli Garibaldi atau 2) kapal ferry dari pelabuhan ferry Molo Beverello. Cara paling mudah dan murah adalah KA Circumvesuviana, tujuan Sorrento, direct ± 1 jam 10 menit, harga tiketnya cuma 2,50 Euro, one way/orang. Lagi-2 gara-2 review yang buruk tentang KA Circumvesuviana, saya memilih menggunakan jasa ferry -- direct ± 45 menit, sekalian liat-2 lepas pantai Naples.

Pelabuhan ferry Molo Beverello terletak persis di belakang Castel Nuovo (Municipal Museum). Dari stasiun Napoli Garibaldi, naik KA Metro Line 1 (warna kuning), tujuan Piscinola Scampia, turun di Municipio. Dari stasiun ini cukup jalan kaki ± 500m menuju Molo Beverello (warna biru). Di sini anda akan menemukan counter-2 jasa-2 ferry yang melayani berbagai tujuan. Saya memilih jasa ferry Alilauro, tujuan Sorrento, harga tiketnya 14,15 Euro, oneway/orang -- bisa beli tiket pp, via online atau di counternya. Kalo anda beli via online, baca keterangan di printout vouchernya, apakah voucher tersebut berlaku sebagai tiket atau anda masih perlu menukar voucher tersebut dengan tiket. Datang 30 menit lebih awal sehingga anda punya waktu untuk menukar voucher (if required) dan cuci mata di sekitar pelabuhan.

Perjalanan ferry dari Naples ke Sorrento berjalan mulus. Pagi itu cuaca cerah dan suhu lumayan hangat menyegat. Sesampai di Sorrento, demi kepraktisan saya menggunakan shuttle bus Sorrento – Positano – Amalfi (pp) dari CitySightseeing (bis warna merah) untuk menyusuri pantai Amalfi. Dari pelabuhan Sorrento yang picturesque, saya jalan kaki menuju halte bis CitySightseeing di pusat kota -- ternyata terrain-nya sangat terjal: pelabuhan di bawah, naik tangga setinggi 50m … ☹ terus njedul di pusat kota. Setelah ngos-2an naik tangga, ternyata halte bis CitySightseeing terletak persis di depan stasiun KA Circumvesuviana … haha ☺ Nyesel dech, semestinya tadi naik KA, ndak perlu ngos-2an dan lebih murah ☹ 

Shuttle bus Sorrento – Positano – Amalfi (pp) menyediakan 2 stop, yaitu: Positano dan/atau Amalfi. Harga tiketnya sesuai dengan jumlah stop yang anda pilih. Karena saat itu jam sudah mendekati tengah hari dan menurut jadwal yang tertera perjalanan dari Sorrento ke Amalfi membutuhkan waktu ± 1,5 jam, saya memutuskan stop di Amalfi saja -- kalo stop di Positano juga, nanti bakalan ndak nututi jadwal pulang shuttle bus ke Sorrento.

Mirip seperti Cinque Terre, perpaduan antara langit dan laut Mediterania yang biru, landscape pantai yang terjal dan berbukit-2 dan perumahan penduduk yang warna-warni membuat perjalanan menyusuri pantai Amalfi sangatlah berkesan. Kalau anda penggemar alam/nature, pantai Amalfi sebaiknya menjadi tujuan utama … jangan seperti saya, daytrip dari Naples, terlalu terburu-2 sehingga ndak puas.

Positano adalah kota yang super cantik.
Anda sebaiknya berhenti dan explore kota ini seharian.

Amalfi juga kota yang cantik.
Anda juga perlu berhenti dan explore kota ini seharian.
Dari Amalfi anda dapat explore pantai Amalfi ke arah lebih barat lagi. CitySightseeing menyediakan shuttle bus Amalfi – Ravello (pp) dan shuttle bus Amalfi – Minori – Maiori (pp).

Sayang sekali karena waktunya mepet dan diperparah dengan traffic jam antara Positano dan Amalfi, saya hanya sempat makan siang dan jalan-2 di pusat kota Amalfi saja. Sore hari ketika pulang ke Sorrento, saking macetnya jalan antara Positano dan Amalfi (semakin sore, semakin macet!!), saya ketinggalan ferry yang semestinya membawa saya kembali ke Naples. Ketinggalan, padahal saya sudah megang tiketnya dan ndak bisa refund ☹ Maka, setelah menghindari 2x, sore itu saya mau ndak mau akhirnya naik KA Circumvesuviana untuk kembali ke Naples ☺

Berbeda dengan KA-2 sebelumnya, KA regional ini kondisinya sangat sederhana -- gerbongnya kuno (mungkin bekas), fasilitasnya minim, namun demikian lumayan bersih. Stasiun-2 regional antara Sorrento dan Naples juga terlihat kuno dan tidak terawat -- rumput liar/ilalang setinggi semeter dibiarkan saja. Karena terkenal sebagai sarang copet, sepanjang perjalanan saya waspada terhadap lingkungan di sekitar saya. Sedikit was-was, but nevertheless no drama, no trouble … akhirnya tiba di Napoli Garibaldi dengan selamat juga ☺ Not bad-lah ☺ Jangan takut naik KA Circumvesuviana, cukup waspada saja.

Setelah Lake Como dan Cinque Terre, Amalfi Coast juga worth revisiting. Kalo ada kesempatan ke sini lagi saya akan coba menginap di Sorrento (ada akses KA dari/ke Naples) selama 3 malam: hari ke-1 tiba dan jalan-2 di Sorento, hari ke-2 explore Positano, hari ke-3 explore Amalfi dan sekitarnya. Next time, better prepared, better executed.

Berlanjut ke bagian ke-3: Daytrip ke Capri.

Semoga bermanfaat untuk para paduka/wati yang berencana berkunjung ke sini.

Sunday 3 February 2019

Catatan Perjalanan: Pompeii, Italy

Sharing catatan perjalanan

Destination: Naples, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 4 malam (hari ke-1: ½ hari habis untuk perjalanan dari Venice ke Naples, hari ke-2, 3 dan 4: padat dan capek)

Naples, terletak ± 200km di selatan Rome, adalah base yang paling cocok untuk  melakukan daytrip ke Pompeii, Amalfi Coast dan Capri. Kecuali kalo anda ingin bermalam di salah satu kota di pantai Amalfi atau di pulau Capri, Naples adalah base untuk daytrip ke 3 tujuan wisata tersebut.

Perjalanan dengan kereta api cepat (pilih yang direct/ndak perlu ganti kereta) dari Venezia Mestre ke Napoli Centrale menempuh jarak ± 700km dalam waktu sekitar 6 jam. Berangkat dari Venice sekitar pukul 9 pagi, kereta tiba di Naples sekitar pukul 3 sore -- menurut tiketnya waktu tempuhnya sekitar 5 jam, tetapi kenyataannya selama perjalanan terlambat 5-10 menit di hampir semua stasiun, termasuk di Venice sendiri, akhirnya tiba di Naples tidak bisa tepat waktu. Sore hari itu langit mendung dan udara tercium akan hujan. Hotel tempat saya menginap terletak di seberang Napoli Centrale, yaitu di Piazza Garibaldi. Lokasi ini sangat strategis karena selain dekat dengan Napoli Centrale dan mudah cari makan di sini juga dekat dengan Napoli Garibaldi -- yaitu stasiun subway/underground kota Naples dan stasiun Circumvesuviana yang melayani jalur ke selatan, a.l. ke Pompeii dan Sorrento (untuk ke pantai Amalfi).

Bagian ke-1: Daytrip ke Pompeii (1 hari, capek dan puas)

Pompeii terletak ± 25km di selatan Naples.

Cara termudah pergi ke daerah arkeologi Pompeii (Scavi di Pompeii) adalah dengan KA Circumvesuviana dari Napoli Garibaldi, tujuan Poggiomarino, turun di Torre Annunziata, Pompeii. Harga tiketnya murah, cuma 2,80 Euro, one way/orang. Tiket masuk ke Scavi di Pompeii dapat dibeli secara online. Selain tiket masuk ke Scavi, ada pilihan paket tiket ke 3 tempat sekaligus, yaitu: Scavi, Oplontis (monumen) dan Boscoreale (museum). Kalo anda cuma punya waktu 1 hari, pilih tiket masuk ke Scavi saja -- karena menjelajahi Scavi membutuhkan waktu 1 hari juga. Jangan lupa mendownload/membawa peta Scavi karena daerah arkeologi ini sangat luas -- supaya anda gampang navigasinya dan ndak kesasar. Selain itu, daripada bingung cari makan ketika berada di dalamnya, anda sebaiknya membawa makan dan minum sendiri -- ada public toilet dan tempat-2 untuk istirahat.

Saat itu gara-2 review yang buruk tentang KA Circumvesuviana (katanya menjadi sarang copet), saya memutuskan menggunakan shuttle bus Napoli - Pompeii (pp) dari CitySightseeing (bis warna merah) yang sudah menyertakan tiket ekspres (skip the queue) masuk ke Scavi -- harga totalnya 15 Euro lebih mahal daripada kalo berangkat sendiri naik KA. Pengalaman hari berikutnya ternyata menunjukkan bahwa kekhawatiran terhadap KA Circumvesuviana tersebut rada berlebihan … nyesel dech ☹

Berlanjut ke bagian ke-2: Daytrip ke Amalfi Coast.

Semoga bermanfaat untuk para paduka/wati yang berencana berkunjung ke sini.

Friday 18 January 2019

Catatan Perjalanan: Venice, Italy

Sharing catatan perjalanan

Destination: Venice, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 3 malam (hari ke-1: perjalanan singkat dari Florence ke Venice, istirahat, hari ke-2 dan ke-3: pas dan puas)

Dari Florence saya melanjutkan perjalanan KA ke arah timur ke Venice -- waktu tempuh sekitar 2 jam saja. So, hari itu adalah hari istirahat: bangun pagi agak siangan, terus catch KA menjelang siang hari dan tiba di Venice pas jam check-in ke Airbnb dan makan siang. Hari itu cuaca cerah dan temperatur lumayan hangat. 

Quick facts tentang Venice:
• Lokasi
Kota Venice terdiri dari daerah yang terletak di daratan (mainland) dan daerah yang terletak di lepas pantai laut Adriatik -- terdiri dari banyak pulau yang dipisahkan oleh canal-2 besar dan kecil. Venice yang tampil dalam film-2 atau kartupos-2 adalah Venice yang terletak di lepas pantai. Selanjutnya, kalo saya menyebut Venice, maksudnya adalah Venice yang lepas pantai.
• Over-tourism
Tidak bisa dipungkiri, jumlah turis yang mengunjungi Venice sangatlah bejibun, sampai-2 pada setiap saat ada 77x lipat lebih banyak turis daripada penduduk Venice sendiri -- dan ratio ini meningkat terus setiap tahunnya! Implikasi dari over-tourism ini antara lain: 1) harga akomodasi menjadi sangat mahal, 2) kenyamanan sightseeing berkurang dan 3) authenticity kota kurang terasa (karena semuanya disetup untuk kepentingan turis).

Karena harga akomodasi di Venice sangat mahal, saya menginap di daratan saja. Dari daratan ke Venice anda bisa naik bis atau KA. Bis menuju Venice dapat anda temukan di depan stasiun Venezia-Mestre. Atau anda dapat naik KA dari stasiun Venezia-Mestre ke stasiun Venezia Santa Lucia. Untuk memudahkan kunjungan, saya membeli Unica City Pass via online. Pass ini dapat anda tailor-make sesuai dengan kebutuhan pribadi, misalnya: apakah anda perlu public transport (termasuk waterbus untuk transportasi di Venice), apakah perlu airport transfer, apakah perlu tempat parkir, atau atraksi-2 apa saja yang ingin anda kunjungi, atau yang lainnya. Setiba di Venice, tunjukkan voucher pembelian tersebut di tempat-2 koleksi yang telah ditentukan untuk mengambil pass-nya. 

Atraksi-2 utama di Venice terpusat di Piazza San Marco (St. Mark’s Square), yaitu: St. Mark’s Basilica, St. Mark’s Bell Tower, Palazzo Ducale, Museo Correr, Museo Archeologico, Biblioteca Marciana, Caffe Florian, dan gondola. Tiket untuk St. Mark’s Basilica dan Bell Tower tidak termasuk dalam Unica City Pass sehingga perlu saya beli secara terpisah via online. Caffe Florian, kalo anda tidak keberatan membayar sangat mahal untuk secangkir kopi, adalah coffee house tertua dan bersejarah di Italy. Duduk dan minum kopi di coffee house adalah satu-2nya cara untuk menikmati suasana piazza dengan santai. Mengapa?? Karena tidak ada tempat duduk untuk publik di seluruh piazza -- in fact, di seluruh Venice; bahkan ada larangan duduk (apalagi duduk sambil makan) di semua tempat untuk publik, misalnya anak tangga, pelataran, dlsb-nya. Tempat seluas itu tidak ada sejengkalpun publik bisa duduk untuk istirahat. Secara implisit: kalo anda capek, silakan mampir ke coffee house, resto atau hotel. Ada petugas “hansip” yang berpatroli terus di sekitar piazza dan memberi peringatan atau mengusir turis yang ketahuan duduk atau duduk sambil makan di tempat publik. Ini adalah peringatan dari penduduk Venice untuk para turis: nikmati Venice tetapi jangan lama-2. Kalo ingin lama, mampirlah ke coffee house atau resto, atau nginaplah di hotel di Venice … di sini anda bisa dengan rileks menikmati Venice. 

Omong-2 tentang over-tourism, berita-2 mengatakan bahwa penduduk Venice sudah capek dengan jumlah turis yang datang ke kotanya. Yang terkena kritik paling tajam adalah turis yang “daytripper”, yaitu mereka yang berkunjung tanpa menginap -- termasuk di antaranya mereka yang datang dengan kapal-2 pesiar. Mereka dianggap kurang berkontribusi untuk ekonomi Venice -- yang tentu saja tidak benar, karena banyak dari “daytripper” ini yang “big shopper” … selain makan & minum, mereka juga belanja, menggunakan jasa gondola dan yang lainnya dan mengunjungi atraksi-2 yang ada. Diberitakan ada usaha-2 untuk membatasi jumlah turis dengan melarang “daytripper” masuk ke Venice atau mengurangi jumlah kapal pesiar yang berlabuh di Venice. Namun demikian sejauh ini semua itu masih omongan saja.

Luangkan satu hari untuk Piazza San Marco. Kemudian, luangkan satu hari lagi untuk island-hopping ke pulau-2 yang lainnya -- di sini suasana lebih sepi, anda akan lebih merasakan authenticity kota Venice.

Semoga bermanfaat untuk anda yang berencana berkunjung ke sini.

Saturday 12 January 2019

Catatan Perjalanan: Florence, Italy

Sharing catatan perjalanan

Destination: Florence, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 3 malam (hari ke-1: habis untuk daytrip di Pisa, hari ke-2 dan ke-3: pas dan puas)

Is there such a thing as over-planning?Apakah sebuah rencana bisa berlebihan?

Saya tipe traveller yang suka merencana. Ketika merencana saya juga memasukkan faktor-2 what-if, misalnya jika menghadapi situasi X, maka mesti begini; jika situasi Y, maka mesti begitu. Namun demikian, kadang-2 tidak peduli seberapa bagus rencana disusun tetap saja tidak bisa foolproof dari kejutan atau salah perhitungan -- seperti ketika berkunjung ke French Riviera dan terjebak dalam pemogokan buruh kereta api di sana. Demikian juga pada kesempatan ini ketika saya menyelesaikan daytrip ke Pisa dalam perjalanan KA dari La Spezia ke Florence.

Saya mempunyai kebiasaan membeli tiket transportasi in advance (di depan) via online setelah itinerary perjalanan fixed. Selain harganya lebih murah, keuntungan yang lain adalah agar tidak perlu repot ngantre untuk beli tiket. Tetapi ada kerugiannya, yaitu saya harus tahu pukul berapa saya berangkat dan commit pada waktu yang telah ditentukan. Karena saya tidak tahu secara pasti membutuhkan waktu berapa lama di Pisa, saya beri waktu longgar sekitar 8 jam untuk daytrip di Pisa. KA tiba di Pisa sekitar pukul 10.30 pagi, kemudian saya tambahi 8 jam, maka saya beli tiket lanjutan ke Florence untuk pukul 18.30 petang. Ternyata daytrip di Pisa berjalan sangat lancar -- tidak menemui halangan apapun, saya malah sempat sedikit jalan-2 dan shopping di pusat kota, dan semuanya selesai dalam waktu sekitar 6 jam. Sekitar pukul 16.30 sore saya sudah kembali ke stasiun Pisa Centrale dan siap melanjutkan perjalanan ke Florence. Karena tiket yang saya pegang tidak bernomor kursi, saya pikir saya boleh naik KA yang lebih pagi asal KA tersebut tidak penuh atau masih ada tempat duduk yang tersisa. Maka saya putuskan naik KA yang lebih pagi. Dalam perjalanan ke Florence, petugas KA datang memeriksa tiket dan memberitahukan bahwa tiket yang saya pegang invalid. Dia menjelaskan bahwa saya boleh naik KA yang lebih malam (sampai batas waktu 4 jam dari jam yang tertera), tetapi tidak boleh yang lebih pagi. Dia selanjutnya dengan sopan mengatakan bahwa saya harus membeli tiket baru dan membayar penalti untuk kesalahan tersebut. So, apa daya … saya membeli tiket baru dan membayar penalti sebesar 5 Euro. Saya semestinya bertanya, bukan cuma beranggapan atau berasumsi. Lesson learned!

Florence adalah kota besar yang indah dan penuh dengan peninggalan seni. 3 atraksi utama di kota ini adalah: Duomo (kompleks Florence Cathedral), Galleria dell’Accademia dan Galleria degli Uffizi.

• Duomo
Duomo terdiri dari Cathedral, Dome, Baptistry, Bell Tower, Crypt (ruang bawah tanah) dan Museum adalah UNESCO World Heritage Site. Anda dapat membeli tiket masuk yang menyertakan semua bagian tersebut secara online seharga 18 Euro. Baca dengan teliti terms and conditions-nya sehingga kunjungan anda berjalan lancar.

• Galleria dell’Accademia dan Galleria degli Uffizi
Jika anda penggemar patung dan lukisan, luangkan waktu ½ - 1 hari untuk masing-2 gallery. Accademia, lebih kecil dan lebih spesifik daripada Uffizi, adalah rumah dari patung tersohor karya Michelangelo yang bernama “David”. Sedang Uffizi adalah salah satu dari museum-2 yang menyimpan koleksi seni terbesar di dunia. Uffizi adalah rumah dari lukisan ternama karya Botticelli yang berjudul “The Birth of Venus”. Anda dapat membeli tiket masuk secara online. Hati-2 kunjungan ke gallery-2 ini ada waktunya -- datang minimal 15 menit sebelum waktu yang tertera, jangan sampai terlambat, kalo terlambat anda tidak boleh masuk dan tiket hangus.

Hari ke-2 di Florence saya menghabiskan waktu ½ hari, dari pagi sampai siang, di Accademia, disambung dengan ½ hari berikutnya, dari siang sampai petang, di Duomo. Hari ke-3, dari pagi sampai sore di Uffizi. Setelah itu masih ada sisa waktu untuk jalan-2 dan shopping (or window shopping) kerajinan kulit karya produsen lokal di pusat kota: tas, handbag, jaket, sepatu, dlsb.

Florence adalah ibukota region Tuscany yang terkenal dengan keindahan alam dan peninggalan Renaissance-nya. Saat itu saya tidak sempat berkunjung ke region Tuscany -- but maybe in the future, kalo saya mempunyai kesempatan lagi berkunjung ke Italy saya pasti akan mampir ke region Tuscany.

Semoga bermanfaat untuk anda yang berencana berkunjung ke sini.