Sunday, 20 January 2013

Casino Royale

Resensi Film: Casino Royale (8.0/10)


Tahun Keluar: 2006
Negara Asal: UK
Sutradara: Martin Campbell
Cast: Daniel Craig, Eva Green, Mads Mikkelsen, Judi Dench, Giancarlo Giannini

Plot: Setelah memperoleh status double-O (licence to kill), James Bond mengusut jejak jaringan terorisme internasional dari seorang perakit bom di Madagascar, ke seorang associate di kepulauan Bahama, ke seorang banker/penyandang dana di Montenegro, dan akhirnya ke seorang liaison/penghubung dari jaringan tersebut di Venice, Italy (IMDb).

Sama seperti personal computer yang perlu di-reboot kalau memorinya jenuh, Casino Royale adalah "reboot" dari series James Bond -- menyediakan timeline baru dan cerita yang bukan prequel (pendahulu) atau sequel (lanjutan) dari film-2 Bond sebelumnya. "Reboot" ini memberi peluang kepada filmmaker untuk mendefinisi-ulang pakem James Bond. Ketika film ini dibuat, tokoh spionase yang sedang populer saat itu adalah JB -- bukan James Bond, tetapi JB yang lain, Jason Bourne. Maka tidak mengherankan, James Bond kali ini tidak terlalu menonjolkan suaveness, tetapi lebih ke agility (fisik dan mental yang cekatan). Dalam film ini, Bond baru saja memulai kariernya sebagai agen double-O setelah berhasil mengeliminasi agen ganda dalam tubuh MI6 -- dia nampak dingin dan brutal. Namun demikian, bukan itu saja, dia juga menampilkan emosi yang riel -- selanjutnya di dalam film, kita menemukan Bond yang bisa simpati, bisa sakit, bisa kecewa, dan yang paling penting: bisa serius dan bisa patah hati! (satu hal yang tidak pernah terjadi pada Sean Connery atau Roger Moore -- dalam Bond mereka, semua percintaan yang terjadi hanyalah "intermezzo" belaka, tidak pernah serius). Menengok ke belakang secara penuh, penampilan Daniel Craig ini sesungguhnya mirip dengan penampilan dua pendahulunya yang lain: George Lazenby -- yang dalam filmnya, On Her Majesty's Secret Service (1969), dia mengawini kekasihnya, dan Timothy Dalton -- yang dalam dua filmnya, The Living Daylights (1987) dan Licence to Kill (1989), dia menampilkan kualitas multi-dimensi: tidak hanya rileks dan suave saja, tetapi juga personal dan emosional. Bedanya, sekarang penonton siap menerima kualitas multi-dimensi tersebut. Dengan demikian, dari segi karakterisasi, ini adalah improvement/kemajuan besar!

Bersetting di Madagascar, Czech Republic (untuk Montenegro), kepulauan Bahama, dan Italy, Martin Campbell berhasil ditarik kembali mengarahkan film ini setelah sukses dalam Goldeneye (1995). Ditandai dengan karakterisasi yang detil, Casino Royale juga berhasil menampilkan karakter-2 yang lain yang standout:

1) Judi Dench, sebagai M, walaupun muncul hanya di beberapa scene saja, penampilannya efektif dan memberi kedalaman terhadap hubungannya dengan Bond -- lebih dari sekedar atasan-bawahan, tetapi sebagai patron-protégé (pengasuh-anak asuh). Sebelum ini, hubungan M dengan Bond melulu adalah atasan-bawahan saja. Dalam film-2 Bond berikutnya, hubungan patron-protégé ini dieksplorasi lebih lanjut.

2) Eva Green, sebagai Bond girl, Vesper Lynd, walaupun muncul hampir satu jam setelah film dimulai, wow ... what an entrance she made! Diawali dengan prejudice/prasangka, sama seperti 'great love stories' yang lain, chemistry antara Vesper dan Bond kemudian tumbuh dan berkembang.

3) Mads Mikkelsen, sebagai musuh Bond, Le Chiffre, penampilan sinister dengan air mata darahnya surely menempatkan dirinya di antara musuh-2 Bond yang paling well-cast -- bersama dengan Joseph Wiseman dalam Dr. No (1962), Gert Fröbe dalam Goldfinger (1964), Donald Pleasence dalam You Only Live Twice (1967), dan Curd Jürgens dalam The Spy Who Loved Me (1977). Pemilihan Mikkelsen, aktor berpengalaman asal Denmark ini, menunjukkan kepiawaian produser Bond dalam meng-cast aktor non-Hollywood yang berpotensi. Sejak kemunculannya dalam film ini, penampilan Mikkelsen dalam film-2 lokalnya selalu ditinjau oleh penonton internasional.

4) Giancarlo Giannini, sebagai kontak MI6, Rene Mathis, penampilan smooth dan relax-nya juga efektif dan melengkapi palette warna hubungannya dengan Bond dengan abu-2: kawan atau lawan? trustworthy atau untrustworthy?

Karakter-2 pendukung yang lain: Jeffrey Wright sebagai agen CIA, Felix Leiter, Simon Abkarian sebagai associate dari Le Chiffre, Alex Dimitrios, Caterina Murino sebagai Bond girl, Solange, Isaac de Bankolé sebagai kepala Lord's Resistance Army, Obanno, Sébastien Foucan sebagai perakit bom, Mollaka, dan Claudio Santamaria sebagai pembawa bom, Carlos, masing-2 memperoleh screen time/kesempatan untuk "bersinar". Sedang Jesper Christensen sebagai Mr. White disimpan tetap misterius sampai akhir film -- ditujukan sebagai link/penghubung ke film Bond berikutnya.

Selain karakterisasi yang detil, Casino Royale menampilkan sequence-2 action yang fun, a.l.: sequence Bond mengejar Mollaka di area pembangunan di Madagascar, sequence Bond mengejar Carlos di bandara Miami, dan sequence Bond membuntuti Vesper Lynd ke gedung kuno yang sedang renovasi di Venice; tetapi yang paling memorable adalah:

1) Title sequence.
Tidak seperti biasanya -- menampilkan montage siluet wanita tanpa makna tertentu, title sequence dalam film ini menampilkan montage siluet Bond, dengan latar belakang design kartu yang kompleks dan inovatif, yang mencerminkan jiwa dan plot ceritanya, sekaligus melambangkan perjalanan cinta Bond.

2) Bond bertemu Vesper Lynd untuk pertama kalinya.
Penonton sama kagetnya seperti Craig ketika Green tiba-2 masuk ke dalam scene, duduk di depan Craig, dan meluncurkan serangan verbal terhadapnya dengan berondongan prejudice/prasangka, dibumbui dengan sarkasme di sana-sini (seperti Elizabeth Bennet terhadap Mr. Darcy dalam "Pride & Prejudice" :-)), membuat Craig gelagapan dan penonton menahan nafas menyaksikan pertukaran dialog yang "menyesakkan" tersebut. Wow ... what a spicy dan delicious exchange! :-) Subplot antara Bond dan Vesper ini penting untuk mengimbangi kekerasaan yang ada dalam film ini, dimana tanpa kehadirannya James Bond akan tergelincir menjadi seperti Jason Bourne belaka.

3) Turnamen poker di Casino Royale.
Walaupun sebagian besar penonton tidak mengerti permainan poker tersebut, sequence ini berhasil mengajak penonton ikut deg-2an :-)

4) Bond disiksa secara kejam oleh Le Chiffre.
Scene penyiksaan ini (bersama dengan scene fight Bond vs. Obanno di tangga hotel Casino Royale), betul-2 meruntuhkan pakem escapism film-2 Bond selama ini -- tidak ada lagi gaya Sean Connery atau Roger Moore yang bercanda ketika tertangkap oleh musuh :-) Seakan-2 membangunkan penonton dari mimpi indah selama ini bahwa pekerjaan agen rahasia adalah pekerjaan yang sadis dan kotor.

5) Di akhir film, Bond berjalan mendekati Mr. White yang merangkak kesakitan setelah kakinya tertembak.
Musik tema Bond dan introduction Bond yang legendaris disimpan sampai akhir film, yaitu ketika Bond berjalan mendekati Mr. White yang merangkak kesakitan, seraya memperkenalkan diri: "The name's Bond. James Bond." -- menciptakan klimaks untuk karakter Bond. Wow, what a climactic ending!

Last, but not least, walaupun David Arnold sudah mengiringi film-2 Bond sejak Tomorrow Never Dies (1997) dengan musiknya yang indah, baru kali ini dia berhasil menyamai pesona musik inspirator-nya, John Barry. Musiknya romantis, dengan pas menangkap perjalanan cinta Bond dan Vesper yang ill-fated tersebut.

"Reboot" dari series James Bond ini adalah kejutan yang sangat positif. Beberapa elemen yang terasa out-of-date mengalami definisi-ulang, tetapi semuanya tetap berada dalam batas-2 pakem James Bond.

Petualangan non-stop dari awal sampai akhir, Casino Royale adalah correct balance of all Bond elements. Penulis dengan percaya diri (dan senang hati) memberi rating film ini minimal sama dengan, atau bahkan lebih dari, Goldfinger (1964).

Salute, salutare, salut!

* 8.0/10




Casino Royale dapat anda temukan di eBay.com

No comments: