Monday, 9 June 2014

The Third Man

The Third Man ★★★★★

Expressionism ...

Di antara reruntuhan kota Wina setelah PD2: karakter kelabu, bayang-2, sudut-2 gambar yang miring

Tahun Keluar: 1949
Negara Asal: Inggris
Sutradara: Carol Reed
Cast: Joseph Cotten, Alida Valli, Orson Welles, Trevor Howard, Bernard Lee

Harry Lime: “Don't be so gloomy. After all it's not that awful. Like the fella says, in Italy for 30 years under the Borgias they had warfare, terror, murder, and bloodshed, but they produced Michelangelo, Leonardo da Vinci, and the Renaissance. In Switzerland they had brotherly love - they had 500 years of democracy and peace, and what did that produce? The cuckoo clock.” :-)

Film noir terbaik dan paling terkenal, The Third Man adalah karya sinematik yang dengan mudah meraih pengakuan internasional sebagai karya masterpiece dan klasik. Semua elemen dalam film ini seakan-2 datang pada saat yang sama seperti sebuah “happy accident” :-) Mulai dari musik sitar yang menggelitik petikan Anton Karas sampai dengan sinematografi hitam-putih kontras tajam yang membuat penonton kehilangan orientasi garapan Robert Krasker,  dan belum mempertimbangkan script, akting, dan pengarahannya, film ini adalah Tour de Force dari sinema Inggris. Tetapi mungkin yang paling mendefinisikan film ini adalah setting lokasinya (dan waktunya):  kota Wina, Austria, tahun 1948. Seluruhnya di-shot di antara reruntuhan kota Wina, kota yang saat itu hancur berantakan akibat Perang Dunia ke 2 -- baik secara fisik (kotanya) maupun mental (penduduknya), setiap orang di kota ini mempunyai karakter kelabu atau moralitas yang dipertanyakan, membuat situasi ini setting yang sempurna untuk film noir.

Penulis fiksi Holly Martins (Joseph Cotten) tiba di Wina atas undangan teman karibnya, Harry Lime (Orson Welles), tetapi menemukan Lime masuk liang kubur gara-2 tewas tertabrak mobil beberapa hari sebelumnya. Bertemu dengan dua teman Lime, “Baron” Kurtz (Ernst Deutsch) dan Popescu (Siegfried Breuer), dia mulai bertanya-2 tentang kecelakaan yang merenggut nyawa temannya. Tetapi penjelasan mereka ternyata berbeda dengan informasi yang dia peroleh dari pihak lain. Kekasih Lime, Anna Schmidt (Alida Valli), sama tidak tahunya seperti dia, tetapi tidak ingin berbicara banyak tentang mendiang kekasihnya. Sampai akhirnya Martins menyadari bahwa dua polisi militer Inggris, Major Calloway (Trevor Howard) dan Sergeant Paine (Bernard Lee), juga tertarik dengan kasus Lime. Dari mereka dia memperoleh informasi bahwa Lime terlibat dalam pencurian antibiotika (penicillin) dan selanjutnya perdagangan gelap antibiotika palsu (cairannya diencerkan agar volumenya menjadi banyak). Saat itu antibiotika adalah produk yang masih baru, langka, dan sangat diperlukan. Korban antibiotika palsu tersebut selain orang dewasa, terbanyak adalah anak-2.

Benarkah Lime tewas gara-2 tertabrak mobil?
Kalau tidak, dimana dia? Siapa yang dikubur tempo hari?
Bagaimana Martins harus bersikap terhadap teman karibnya tersebut?

Optimisme naif Martins yang notabene orang Amerika justru menekankan pesimisme dan fatalisme orang-2 Eropa yang dia temui, menyuarakan mood yang bertolak-belakang antara dua sisi dari lautan Atlantik pada waktu film ini dikeluarkan. Kamera arahan Carol Reed dengan sangat mengesankan menangkap karakter schizophrenic kota Wina: kelihatan menarik dan romantis di siang hari, tetapi berubah menjadi kelam dan mengancam di malam hari. Sangat jarang dalam sinema lokasi sedemikian terintergrasinya masuk ke dalam filmnya. Penggunaan cahaya dan bayang-2 yang cerdas, dengan sudut-2 pengambilan gambar yang miring, menciptakan ilusi dunia mafia yang gelap, seperti dalam mimpi buruk yang kabur.

The Third Man mempunyai banyak scene yang memorable, tetapi tiga yang paling memorable adalah: 1) entrance iconic untuk Orson Welles sebagai Harry Lime, yang baru terjadi hampir di tengah film (diawali dengan seekor kucing mengendus kaki majikannya), 2) Roda bergerak Ferris, dimana Welles “mengkuliahi” Cotten tentang Swiss dan jam cuckoo-nya :-), dan 3) kejar-2an antara Welles dan polisi militer seantero Wina di saluran pembuangan limbah di bawah kota tersebut.

Klasik.



The Third Man dapat anda temukan di eBay.com

No comments: