INTERSTELLAR (7.5/10)
Sutradara: Christopher Nolan
Script Original: Jonathan Nolan, Christopher Nolan
Cast: Matthew McConaughey, Anne Hathaway, Jessica Chastain, Michael Caine
Musik: Hans Zimmer
Sinematografi: Hoyte van Hoytema
Setiap orang mungkin mempunyai pendapat berbeda tentang science fiction. Untuk penulis, science fiction adalah cerita fiksi dengan latar belakang science, dimana science-nya tidak meloncat terlalu jauh dari real science atau science yang betulan. Kalau ceritanya fiksi dan science-nya juga fiksi, maka hasil akhirnya adalah fantasi -- film-2 seperti Star Wars atau Star Trek, untuk penulis adalah fantasi. Tetapi penulis bukannya menilai science fiction lebih unggul daripada fantasi. Sama sekali tidak. Tetapi faktor inilah yang membuat kesan yang berbeda setelah menyaksikan film “sci-fi” garapan Christopher Nolan ini dibandingkan dengan film yang konon menginspirasi pembuatan film ini, 2001: A Space Odyssey (1968). Catatan: Record Nolan dalam menulis adalah 3 film Batman, 1 film Superman, tetapi yang paling audacious atau berani adalah Inception (2010) -- science untuk memasuki pikiran orang :-)
Namun demikian, tidak semua science dalam film ini tidak ada dasar real science-nya. Ada, kira-2 dua pertiga bagian. Kalau anda adalah penonton yang menilai teori Newton dalam Gravity (2013) terlalu mudah, sederhana, atau bahkan membosankan, well ... you're in for a treat dalam film ini :-) Nolan menggunakan teori relativitas Einstein: perjalanan antariksa mendekati kecepatan cahaya, time delation, gravitational time delation -- yang secara sederhana artinya waktu bergerak lebih lambat di sana daripada di Bumi, sehingga ketika Matthew McConaughey bertemu kembali dengan anaknya, dirinya menjadi lebih muda daripada anaknya. This is fine.
Tetapi sepertiga bagian yang lain, blackhole yang merupakan “gerbang” menuju empat dimensi dimana ruang dan waktu di seluruh alam semesta dapat “dilihat” dengan mata dan “di pegang” dengan tangan sehingga McConaughey dapat berkomunikasi dengan anaknya yang ada di Bumi, bahkan kembali ke masa lalu, ini betul-2 meloncat jauh dari real science ... 0% Einstein, 100% Nolan, seperti science-nya dalam Inception.
Berbeda dengan 2001: A Space Odyssey, ketika Kubrick tidak mengetahui jawabannya, dia lebih memilih berfilsafat, artinya melempar pertanyaan dan membiarkan penonton berpikir sendiri, daripada menyajikan solusi yang notabene adalah fiksi.
Bukankah alam semesta ini mengandung lebih banyak pertanyaan daripada solusi yang dapat kita temukan?
Film ini dapat memasuki nominasi Film Terbaik dalam Oscars 2015, tetapi hanya sebagai peramai saja.
Prediksi Oscar 2015:
- Nominasi Sinematografi Terbaik (Hoyte van Hoytema)
- Nominasi Musik Terbaik (Hans Zimmer)
- Nominasi Desain Produksi Terbaik (Nathan Crowley)
- Nominasi Sound Editing Terbaik
- Nominasi Sound Mixing Terbaik
- Nominasi Visual Effects Terbaik
No comments:
Post a Comment