Friday 11 October 2013

The Best Man, Primary Colors, Election

Triple Presidential Elections!


Pemilihan presiden sering diangkat menjadi tema dalam film, terutama pemilihan presiden AS. By now, walaupun hampir semua orang mengetahui bahwa proses pemilihan tersebut berada jauh dari sempurna, dengan script yang baik dan akting yang meyakinkan filmnya masih akan mampu membuat penonton tersenyum getir menyaksikan segala ketidak-etisan yang terjadi. The Ides of March (2011) hampir penulis masukkan dalam trio film berikut ini, karena temanya mirip dengan dua film sebelumnya, tetapi penulis tiba-2 teringat dengan film kecil “cabe rawit” tentang pemilihan “presiden” yang lain -- sama sekali tidak kalah pentingnya dan tidak kalah intensitasnya, yaitu pemilihan ketua OSIS di SMA! :-)

1) The Best Man (1964)

Adaptasi dari teater dengan judul yang sama karya Gore Vidal, dibintangi oleh Henry Fonda dan Cliff Robertson, The Best Man adalah satire politik tentang pemilihan primary -- pemilihan kandidat sebuah partai politik, sebelum pemilihan umum. Fonda memerankan William Russell, konon mewakili figur intelektual Adlai Stevenson; dan Robertson memerankan Joe Cantwell, konon mewakili figur populis John F. Kennedy. Masing-2 saling berseberangan dan berambisi mewakili partainya menuju pemilihan umum. Masing-2 saling berebut dukungan dari senior partai, Lee Tracy, yang memerankan bekas presiden AS, Art Hockstader, konon mewakili figur pragmatis bekas presiden AS, Harry Truman. Hockstader menyukai Russell, tetapi khawatir dengan prinsip idealismenya; sebaliknya tidak menyukai Cantwell, tetapi kagum dengan ketegaran dan kesediaannya melakukan apa saja untuk mencapai tujuan. Sementara persaingan sengit semakin memuncak, serangan “ad hominem” (“to the person”) di antara mereka mulai merebak -- skandal pribadi dari masa lalu digali, ditemukan, bahkan kalau perlu dilebih-2kan, dan digunakan untuk menghancurkan kredibilitas kandidat. Dengan situasi hancur-2an tersebut, bagaimana pemilih, dhi. pemilih dalam partai tersebut, mesti memilih siapa yang bakal menjadi kandidat dari partai?

Didukung pengarahan dari Franklin J. Schaffner yang no non-sense, karya-2 selanjutnya termasuk Planet of the Apes (1968), Patton (1970), dan Papillon (1973), Henry Fonda, Cliff Robertson, dan Lee Tracy masing-2 memberikan akting yang luar biasa -- yang menonton saja merasakan betapa capeknya kampanye seperti itu, apalagi yang nglakoni :-) Lee Tracy menerima nominasi Oscar untuk Aktor Pendukung Terbaik.

2) Primary Colors (1998)

Tiga dasawarsa selanjutnya taktik kampanye ternyata tidak berubah sama sekali, bahkan lebih sengit! Adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya jurnalis Joe Klein, dibintangi oleh all-star cast John Travolta, Emma Thompson, Billy Bob Thornton, Kathy Bates, dan Larry Hagman, Primary Colors adalah satire politik tentang (konon) pemilihan primary partai Demokrat pada tahun 1992 -- saat itu Joe Klein mengikuti kampanye primary Bill Clinton untuk majalah Newsweek. Cerita disampaikan dari kacamata sang jurnalis, yang diwakili oleh karakter Henry Burton (Adrian Lester), seorang political idealist yang muda, pandai, dan berkulit hitam, yang direkrut menjadi manajer kampanye -- hmmm, siapa yang nyangka satu dasawarsa kemudian seorang political idealist yang muda, pandai, dan berkulit hitam berhasil menjadi presiden AS. Seluruh film menjadi eye-opening experience bagi Burton yang masuk “hijau” di awal film dan keluar “abu-2” di akhir film :-) Betapa mudahnya kita terkecoh dengan so called “kharisma” seorang politikus. Betapa naifnya kita menganggap bahwa apa yang terlihat di luar sama dengan apa yang betul-2 ada di dalam. Betapa lugunya kita sebagai masyarakat awam, tidak menyadari betapa mujarabnya strategi seorang “spin doctor” :-)

Didukung script yang rapi, tajam, dan menampilkan realitas dengan dosis yang pas, dan pengarahan dari Mike Nichols yang simpatik -- karya-2 sebelumnya termasuk Who's Afraid of Virginia Woolf? (1966), The Graduate (1967), Catch-22 (1970), Silkwood (1983), dan Working Girl (1988), seluruh cast berhasil tampil endearing, dicintai penonton -- Travolta yang konon mewakili Clinton: tidak peduli apapun kekurangannya, orang tetap cinta padanya; Thompson yang konon mewakili Hillary: keras, ambisius, nevertheless partner yang sepadan dengan suaminya; Thornton sebagai political strategist yang ganas tetapi diperlukan; dan Bates sebagai “bumper” yang nampak tegar tetapi akhirnya mengalami breakdown. Script film ini menerima nominasi Oscar untuk Script Adaptasi Terbaik dan Kathy Bates menerima nominasi Oscar untuk Aktres Pendukung Terbaik.

3) Election (1999)

Orang-2 ambisius di dunia politik tersebut banyak yang memulai perjalanan (atau petualangan)-nya dari sekolah atau univeritas. Dalam film ini, adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Tom Perrotta, dari sekolah. Jangan dikira karena settingnya di sekolah kemudian intensitasnya berkurang :-) Untuk anak sekolah, pemilihan ketua OSIS adalah ajang berpolitik yang prestisius. Film dengan setting SMA dan mayoritas cast remaja ini betul-2 kejutan -- dan kejutan yang positif! Tetapi setelah melihat siapa yang menulis dan mengarahkan film ini, kita menjadi tidak heran lagi: Alexander Payne -- karya-2 selanjutnya termasuk About Schmidt (2002), Sideways (2009), dan The Descendants (2011).

Dengan gaya komedi fatalistic-nya, Payne menampilkan seorang guru Civic yang idealist, Jim McAllister (Matthew Broderick), yang berusaha mendidik siswanya menjadi pelaku demokrasi yang bertanggung-jawab. Di antara semua siswa yang indifferent (EGP ... nggak care lah :-)), ada satu yang sangat care :-), bahkan ambisius menjadi pemimpin, namanya Tracy Flick (Reese Witherspoon). Sementara Flick sibuk mempersiapkan diri untuk pemilihan ketua OSIS, McAllister terlibat dalam urusan pribadi yang akhirnya mempengaruhi judgement-nya sebagai guru. Dengan script yang rapi dan tajam, dan dibumbui dengan komedi fatalistic, semua sub-plot yang ada terjalin koheren menuju akhir yang bittersweet.

Lulus dari film-2 remaja sebelumnya, Witherspoon -- saat itu berusia 23 tahun -- dengan meyakinkan menampilkan versatilitas aktingnya; tidak mengherankan enam tahum kemudian dia berhasil menggondol Oscar untuk Aktres Terbaik dalam Walk the Line (2006). Script film ini menerima nominasi Oscar untuk Script Adaptasi Terbaik.

The Best Man, Primary Colors, Election dapat anda temukan di eBay.com

No comments: