Sunday, 30 September 2018

In Competition: Manarola

Title: Manarola
Location: Manarola
Cinque Terre
Italy

In Competition Sea to Sky Princess Photo Contest 14 September 2018 to 13 November 2018

In Competition

In Competition: Shimmering Blue

Title: Shimmering Blue
Location: Glacier Bay Scenic Cruising
Somewhere in Glacier Bay
Star Princess
Alaska
USA

In Competition Sea to Sky Princess Photo Contest 14 September 2018 to 13 November 2018

In Competition

In Competition: Dawn at Scottish Lowlands

Title: Dawn at Scottish Lowlands
Location: Queensferry
Edinburgh
Scotland
United Kingdom

In Competition Sea to Sky Princess Photo Contest 14 September 2018 to 13 November 2018

In Competition

In Competition: Last Stones Standing

Title: Last Stones Standing
Location: Stonehenge
Amesbury
England
United Kingdom

In Competition Sea to Sky Princess Photo Contest 14 September 2018 to 13 November 2018

In Competition

In Competition: Colourful Baroque

Title: Colourful Baroque
Location: The Church of the Savior on Spilled Blood
Griboedov canal embankment, 26, А
St. Petersburg
Russia

In Competition Sea to Sky Princess Photo Contest 14 September 2018 to 13 November 2018

In Competition

Thursday, 27 September 2018

Catatan Perjalanan: Airbnb, Italy

#IITAirbnb

Sharing catatan perjalanan

Airbnb di La Spezia, Florence, Venice dan Rome, Italy, musim semi bulan Mei 2018

Okay, ini adalah pengalaman pertama saya menggunakan Airbnb.
Secara singkat, happy ending, memuaskan, alias pingin kembali menggunakan Airbnb di waktu yang akan datang. Tetapi sebelumnya, ada cerita pengantar sebelum saya sampai di Airbnb pertama di La Spezia, Italy.

Setelah mengalami rangkaian “minor mishaps” atau ketidakberuntungan selama di French Riviera, entah kenapa malam hari sebelum besoknya melanjutkan perjalanan kembali ke Italy, saya tiba-2 punya gut feelings untuk check dan re-check jadwal KA Perancis, SNCF, yang akan membawa saya dari Cannes La Bocca (stasiun terdekat dari hotel saya) kembali ke Nice -- tiket sudah saya beli online jauh-2 hari sebelumnya. Dengan ipad saya check website SNCF untuk memastikan kalo KA saya on schedule. Paranoid? Mungkin saja, tetapi why not-lah ... semuanya khan ngurus sendiri, jadi ndak ada salahnya kalo saya teliti, check dan re-check. Waktu ngliat websitenya, saya terheran-2: KA saya kok ndak ada dalam jadwal. Bahkan semua KA dari Cannes La Bocca ke Cannes lenyap dari jadwal -- tertulis: “tidak beroperasi”! Lho, ini maksudnya apa?? Saya sudah mbayar kok terus KA-nya ndak beroperasi … heh? ☺ Selain itu, KA dari Cannes ke Nice yang frekuensinya biasanya setiap ½ jam, hari itu berubah menjadi beberapa kali saja. Saya pentelengi website SNCF itu -- sambil perasaan gundah, saya akhirnya menemukan catatan kaki yang menginfokan bahwa besok ada pemogokan buruh di Perancis. Oalah, pemogokan buruh! Lucky me! ☺ Okay, don’t panic, don’t panic ... perasaan boleh gundah, tapi pikiran harus tetap dingin.

Karena di Nice saya mesti boarding KA Italy, Thello, tertentu -- tiketnya bernomor kursi (yang juga sudah saya beli jauh-2 hari sebelumnya), pikiran langsung muter dan saya ambil keputusan sbb: 1) Beat the crowd: berangkat lebih pagi untuk menghindari kerumunan penumpang yang lain. Karena KA dari Cannes La Bocca ke Cannes tidak beroperasi, maka harus naik bis ke Gare de Cannes -- kebetulan bus pass saya masih tersisa 1 kali trip lagi. 2) Boarding KA pertama dari Cannes ke Nice, no matter what! Ndak perlu beli tiket lagi, karena saya sudah pegang tiket Cannes La Bocca - Nice yang dibatalin itu. Kalo ndak boleh, who cares, pokoknya saya tetep boarding … nanti urusan belakang. Ndak dapet kursi juga ndak papa. Karena host Airbnb di La Spezia, namanya Marina, bertanya kapan saya check-in di tempatnya, saya lebih baik terus terang menceritakan kendala ini supaya dia mengerti kalo saya sampai terlambat tiba di La Spezia. Marina minta saya ngirim pesan perkembangan situasinya.

Besoknya contingency plan tersebut ternyata berjalan dengan mulus. Bis dari Cannes La Bocca ke Cannes penuh, tetapi nevertheless terangkut. KA pertama dari Cannes ke Nice juga penuh, tetapi beruntung dapet kursi -- dan ndak ada pemeriksaan tiket karena pegawai KA-nya khan mogok. Denger dari penumpang lain, loket penjualan tiket juga tutup, so hari itu penumpang ndak perlu tiket. Saya akhirnya sampai di Gare de Nice ahead of  schedule; ada banyak waktu untuk sarapan pagi di sana; dan saya lihat KA Italy, Thello, sudah menunggu dengan manis di treknya untuk membawa saya kembali ke Italy. So, guys, when you travel independently, it pays to always check and re-check. Di Genoa saya ganti kereta, makan siang dan ngirim pesan ke Marina: “All is good. We’ll be arriving in La Spezia as scheduled.” Mungkin karena saya pandai bercerita, Marina membalas: “I’ll pick you up at the station.” Wow … dia semestinya ndak perlu njemput, khan saya mbayar Airbnb ndak termasuk ongkos njemput. Tetapi setelah rangkaian ketidakberuntungan, goodwill dari total stranger ini adalah welcome relief -- thank you, Marina. Dan ini ternyata adalah “good omen” untuk kunjungan-2 selanjutnya di Airbnb Florence, Venice dan Rome.

Airbnb

Airbnb membuka pilihan baru selain penginapan konvensional yang ada selama ini. Mula-2 saya rada gamang mencoba Airbnb, tetapi karena desakan kebutuhan (harga hotel room yang diinginkan di lokasi yang diperlukan melebihi anggaran yang ditentukan), maka saya melirik ke Airbnb. Ternyata Airbnb menawarkan banyak pilihan, yaitu:

1) Tipe bangunan: dari rumah, apartemen, cabin, cottage, sampai villa mewah atau yang lainnya -- bahkan rumah jerami, rumah bawah tanah atau igloo! ☺ Tuh, bagi yang pingin nginap di igloo, silakan check Airbnb.
2) Tipe akomodasi: entire place, private room, shared room atau bahkan hotel room (sekarang hotel-pun memasukkan kamarnya di Airbnb). Detil akomodasi ditampilkan dalam foto-2 dan dari pengalaman yang lalu foto-2 tersebut tidak menipu dari kenyataannya.
3) Pilihan jumlah kamar/tempat tidur dan kamar mandi.
4) Pilihan amenities: dapur, aircon, mesin cuci, mesin pengering, pemanas, setrika atau yang lainnya.
5) Pilihan fasilitas: parkir, gym, spa.
6) Pilihan accessibility: misalnya, ada anak tangganya atau ndak.
7) Pilihan house rules: boleh bawa binatang piaraan atau ndak, boleh ngrokok di dalam atau ndak.
8) Pilihan lokasi: dapat ditampilkan dengan Google Maps sehingga anda dapat dengan mudah melihat lokasinya.
9) Pilihan bahasa pengantar.

Saking banyaknya pilihannya, saya sampai bingung mesti mulai dari mana. Untuk saya, mula-2 saya tentukan kriteria lokasinya -- misalnya, mesti walking distance maksimum radius sekian ratus meter dari train atau metro station. Kemudian, dari yang terseleksi, saya tentukan kriteria tipe bangunan dan akomodasi yang saya inginkan. Selanjutnya, dari yang terseleksi, saya tentukan kriteria host yang punya 5 bintang (artinya, mendapat review positif dari pengunjung-2 sebelumnya) -- sekarang host-2 ini disebut dengan “Superhost”. Terakhir, dari shortlist yang terseleksi, saya teliti foto-2nya dan saya bandingkan amenities, fasilitas, accessibility dan tentu saja total harganya (termasuk VAT, cleaning fee dan service fee, jika ada). Sering kali proses seleksi tidak bisa dilakukan sekali saja. Kalo yang pertama tidak berhasil, anda mungkin perlu mengganti atau memperluas kriteria. Begitu terus sampai akhirnya menemukan yang anda inginkan.

Sebelum booking, baca dengan teliti cancellation policy yang ada (setiap host bisa punya policy yang berbeda), yaitu syarat-2 untuk merubah reservasi atau membatalkan. Dari pengalaman yang lalu, pembayaran dilakukan ketika melakukan booking: ada yang sekaligus, ada yang instalment 2 kali. Pembayaran bisa pake kartu kredit atau Paypal dan dilakukan oleh Airbnb, bukan host. So, cukup aman ya karena yang mengetahui detilnya adalah Airbnb, bukan host. Ketika buka account Airbnb ada verifikasi ID, menggunakan paspor atau kartu ID yang lain, misalnya driver’s licence/SIM. Nanti ketika check-in, anda juga diminta menunjukkan ID (mirip seperti di hotel), biasanya paspor.

Selain variasi pilihan yang luas dan harga yang bersaing, anda mempunyai kesempatan untuk masak sendiri. Kangen makan nasi? Kangen masakan Indonesia? Jawabannya: Airbnb. Selain itu, ini artinya menurunkan biaya perjalanan. Berapa biaya yang dapat anda hemat dengan masak sendiri? Significant. Anda ndak perlu bawa rice cooker atau peralatan masak yang lain, karena semuanya sudah tersedia (kalau anda milih akomodasi yang ada dapurnya). Di Airbnb yang saya tempati tidak ada rice cookernya, tapi banyak pancinya … dan masak nasi dengan panci = masak nasi dengan rice cooker … no problem ☺ Apalagi masak Indomie pake telor … a piece of cake ☺ Tapi saran saya, pergilah ke supermarket dan belanjalah bahan-2 yang mudah dipersiapkan. Karena sering-2 sudah capek ketika pulang ke penginapan, saya biasanya beli ayam panggang (dari bagian deli, cukup dipanasi lagi dengan oven) atau frozen food yang lain, misalnya buffalo wings atau spicy wings (dari bagian freezer, bisa dimasak dengan oven). Juga buah-2an dan sayuran/salad. Di penginapan cukup masak yang simple-2 saja: nasi, dadar jagung, tumis jamur, sosis, bacon, atau yang lain sejenisnya.

Namun demikian Airbnb mempunyai kekurangan: tidak seperti hotel yang ada room service-nya (setiap hari ada yang mbersihin ruangan, tempat tidur, kamar mandi dan ngosongin tempat sampah), Airbnb tidak ada room service-nya. Jadi, mereka yang berantakan, ya akan tetap berantakan selama nginap di situ ☺ Hati-2 kalo check-out dalam keadaan berantakan dan kotor, karena host-nya bisa me-review anda sebagai tamu yang buruk -- akibatnya, anda akan kesulitan mencari tempat yang lain di masa yang akan datang. Sebaliknya, anda juga bisa me-review host. Jadi dua arah ya: host menilai tamu, tamu juga menilai host. Cara terbaik adalah jagalah tempat itu sebaik mungkin dan tinggalkan semirip mungkin seperti ketika anda masuk.

Untuk Airbnb yang saya tempati di La Spezia, Florence, Venice dan Rome, semuanya saya beri 5 bintang. Beruntung mereka juga memberi saya review yang positif. Namun demikian, pengalaman saya di atas tidak menjamin semua pengalaman di Airbnb bakal memuaskan. So, untuk para paduka/wati yang tertarik, be brave … silakan mencoba dan good luck!

Saturday, 15 September 2018

Catatan Perjalanan: French Riviera (Côte d'Azur), France

#IITSouthernFrance
#IITFrenchRiviera
#IITCotedAzur

Sharing catatan perjalanan

Destination: French Riviera, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 3 malam (Nice, santai, termasuk daytrip ke Monaco), 2 malam (Cannes, santai)

Mumpung sedang berada di Italy bagian utara, saya pikir sebaiknya ndak nyia-2kan kesempatan untuk ngunjungi kota-2 di tepi laut Mediterania di Perancis Selatan. Melihat lokasinya, ini adalah kesempatan baik untuk side trip/mampir ke French Riviera, yang disebut Cote d’Azur (pantai Azure) oleh orang lokal. Ada banyak kota di sepanjang pantai ini, tetapi yang populer dikunjungi turis adalah Monaco, Nice, Cannes dan Saint-Tropez (urut dari utara ke selatan). 4 kota ini lokasinya berdekatan dan yang terbesar adalah Nice. So, tujuan selanjutnya adalah Nice.

Saya sesungguhnya ndak terlalu ngefans dengan pantai, karena ndak suka berjemur, apalagi berenang di laut. Paling-2 cuma kecek di tepi pantai sambil menikmati suasana saja. Namun demikian saya curious, ingin tahu tentang tempat yang digambarkan dalam film-2 Hollywood sebagai “the playground of the rich and famous” ini. Curiosity tersebut semakin menggoda sejak nonton film klasik/jadul “To Catch a Thief” yang dibintangi oleh almarhum Grace Kelly (aka Princes Grace of Monaco) dan almarhum Cary Grant. Hahaha … semuanya sudah almarhum, tetapi filmnya tetap hidup abadi. Setting filmnya di Nice, Cannes dan Monaco. It looks so much fun! ☺

Bagaimana mencapai Nice?
Karena saat itu saya berada di Como, saya mesti naik KA untuk balik ke Milan. Pastikan anda berada di stasiun Milano Centrale, karena hanya dari stasiun ini ada KA direct/langsung ke Nice-Ville. KA direct tersebut bernama “Thello”. Waktu tempuhnya, termasuk pemeriksaan imigrasi di perbatasan Perancis, sekitar 4 jam 50 menit. Setelah memasuki wilayah Perancis, di sepanjang trek menuju Nice penumpang disuguhi dengan pemandangan laut Mediterania yang indah. Beruntung sekali sore itu cuacanya bagus -- really enjoyed the ride and the view! So, hari pertama saya di Nice praktis ½ hari habis dalam perjalanan: berangkat dari Como pagi hari, ganti kereta di Milan, tiba di Nice sekitar jam 5 sore hari. Tetapi secara keseluruhan okay-lah, ndak terlalu capek kok, setelah check-in masih ada waktu untuk jalan-2 di sekitar hotel sekalian cari resto untuk makan malam.

Atraksi/aktivitas apa saja yang dapat kita lihat/lakukan?
Pada dasarnya French Riviera adalah beach resort, persis seperti Bali, cocok untuk mereka yang tujuannya having fun/a good time, termasuk para honeymooners. Kecuali surfing karena ombaknya terlalu kecil, pantai adalah pusat atraksi dan aktivitas: berjemur, berenang, berkayak, berkapal, parasailing, boat-tubing, dlsb. Resto, café, bar dan diskotek dapat ditemukan di mana-2. Dan karena tempat ini adalah taman bermainnya the rich and famous, outlet-2 retail brand mewah dapat juga ditemukan di mana-2. 

Nice

1. Avenue Jean Medecin
Jalan utama yang menghubungkan stasiun Gare de Nice-Ville ke Vieux Nice (Old Nice). Trotoar jalannya lebar, ideal untuk pejalan kaki. Tempat cuci mata dan shopping.

2. Vieux Nice (Old Nice)
Kendaraan bermotor tidak boleh masuk ke sini -- pejalan kaki bebas dan aman menjelajahi daerah heritage ini. Tempat resto, café dan shopping untuk produk lokal.

3. Promenade des Anglais (Walkway of the English) atau disebut “La Prom” oleh orang lokal
Pastikan anda jalan-2 di promenade yang terbentang sepanjang pantai Mediterania ini, dimulai dari ujung barat Old Nice, ke arah barat. Kalo anda bersepeda, anda dapat bersepeda sepanjang 7 km ke arah barat dan anda akan sampai ke Nice Airport. Kalo anda jalan kaki, silakan jalan kaki sepuasnya. Jangan khawatir kalo capek karena ada banyak bangku berjejeran di sepanjang pantai untuk istirahat, piknik atau melamun sambil menikmati pemandangan laut. Atau kalo pas musim panas, anda mungkin tertarik untuk renang atau olah-raga pantai yang lain. Ada beberapa spot di pantai yang “reserved” untuk customer yang membayar -- sign/markingnya jelas, tetapi selebihnya gratis untuk publik. Di sepanjang promenade segala kebutuhan anda untuk resto, café, bar, hotel dan shopping tersedia lengkap. Pantainya bersih dan situasinya aman dan teratur. Very family friendly. Saya menghabiskan seharian di sini -- ndak pernah capek melihat pemandangan laut yang tenang dan langit yang biru.  

Monaco

Monaco bisa diinapi, tetapi harga penginapan di sini cukup mahal. Untuk saya, Monaco ndak perlu diinapi, karena 1) Dapat dengan mudah dikunjungi dari Nice. Perjalanan KA dari Nice ke Monaco cuma membutuhkan waktu 20 menit. Harga tiketnya murah, 3,50 Euro, one way/orang. 2) Atraksi utama di Monaco adalah casino, yacht (kapal layar/motor), dan Grand Prix. Padahal saya ndak ada niat yang berhubungan dengan ketiganya ☺ So, untuk saya daytrip dari Nice sudah cukup. 

Rencananya ingin naik hop on hop off karena landscape Monaco ini terjal naik-turunnya -- seluruh kota berada di tepi tebing! Kayak ndaki gunung. Tetapi rencana ini batal karena ketika saya di sana ternyata sedang ada Grand Prix … hop on hop off-nya stop beroperasi karena semua jalan di sekitar jalan utama di pantai Monaco diblokir! Jalan kaki ke mana saja akhirnya menemukan blokiran. Stuck ndak bisa kemana-2, akhirnya … ya sudahlah nonton Grand Prix saja. Bukan F1, tetapi Grand Prix mobil-2 balap antik … ☺ Always check the date before you go there. Tetapi secara keseluruhan okay-lah, I enjoyed the time.

Cannes

Cannes terletak 35 km di selatan Nice. Dengan KA membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Harga tiketnya 7,20 Euro, one way/orang. Cannes segala sesuatunya mirip seperti Nice, cuma lebih kecil. So, tergantung tujuan anda, kota ini bisa dikunjungi via daytrip dari Nice. Saat itu pas ada Cannes Film Festival, lha saya kok pas penggemar film. So, saya putuskan nginap 2 malam di kota kecil ini. 

1. Cannes Film Festival
Diadakan setiap tahun pada minggu ke-2 dan ke-3 di bulan Mei di Convention Centre di sebelah pelabuhan yacht. Kalo anda punya kartu press, anda bisa mendaftar untuk mendapatkan pass ke screening film-2 yang ikut kompetisi. Untuk publik, setiap jam 8 malam ada pemutaran film gratis di pinggir pantai di dekatnya. Ada sign-nya, “Cinema de la Plage”. Film-2 yang diputar biasanya film-2 klasik.

2. Boulevard de la Croisette
Boulevard ini mirip seperti “La Prom”-nya Nice -- terbentang sepanjang pantai Cannes, dimulai dari Convention Centre ke arah timur. Tempat jalan-2, cuci mata dan shopping.

3. Eglise Notre-Dame d’Esperance (Church of Our Lady of Esperance)
Terletak di puncak bukit di sebelah barat Convention Centre, dari halaman gereja batu bergaya Gothic ini anda dapat melihat panorama Cannes dengan bird’s-eye view.

4. Daytrip cruise ke pulau St Marguerite dan Saint-Tropez
Pulau St Marguerite terletak 5 km (15 menit cruise) di selatan Cannes dan terkenal dengan hutan pinus dan eukaliptusnya dan benteng yang memenjarakan tokoh misterius yang dikenal dengan sebutan “The Man in the Iron Mask”.

Saint-Tropez, another beach resort, terletak 75 km di selatan Cannes, ndak sempat saya kunjungi. Saya lihat Saint-Tropez mirip-2 juga seperti Nice dan Cannes, bahkan lebih kecil lagi, karena itu saya ndak ngoyo pergi ke sana … pepatah bilang “you’ve seen one, you’ve seen them all”. Selain itu ndak ada KA ke sana. So, bagi yang pingin ke sini, daytrip cruise dari Cannes adalah alternatif yang praktis.

Jasa daytrip cruise bernama Trans Cote d’Azur, letaknya di Quai Saint-Pierre di dekat pelabuhan yacht. Perusahaan yang sama juga beroperasi dari Nice.

Semoga bermanfaat untuk para paduka/wati yang berencana berkunjung ke sini.

Tujuan: Cannes, France


Created with flickr slideshow.

Tujuan: Monaco


Created with flickr slideshow.

Tujuan: Nice, France


Created with flickr slideshow.

Thursday, 13 September 2018

Catatan Perjalanan: Lake Como, Italy

#IITItaly
#IITLakeComo

Sharing catatan perjalanan

Destination: Lake Como, Italy, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 2 malam (hari ke-1 santai, hari ke-2 capek tapi puas)

Terletak 5 menit dengan mobil dari perbatasan Swiss, atau sekitar 40 menit dengan KA dari Milan, daerah di sekitar Lake Como shortly speaking adalah Swiss-nya Italy. Memiliki danau, pegunungan Alpen dan pepohonan yang hijau, daerah ini sangat cocok sebagai tempat untuk retret atau istirahat -- perpaduan antara air, gunung dan kehijauan membuat hati tenang dan pikiran rileks. Untuk honeymooners atau mereka yang ingin lepas dari kebisingan kota besar, atau sedang mencari inspirasi, atau refleksi diri, atau sekedar ingin beristirahat, this is the place! Menurut orang lokal, Lake Como sudah menjadi tempat peristirahatan sejak jaman Romawi yang silam -- saya sendiri tahunya sejak membaca berita gosip bahwa George Clooney konon memiliki villa di tempat ini ☺ 

Bagaimana mencapai Lake Como?
Kota utama yang biasanya menjadi tempat kedatangan adalah Como. Como mempunyai dua stasiun KA: yang besar adalah Como San Giovanni di sebelah barat, yang lebih kecil Como Nord Lago di tengah kota. Ndak ada masalah anda tiba di stasiun yang mana, karena keduanya walking distance ke pusat keramaian di pinggir danau. Kalo anda berangkat dari Milan, pilih KA yang direct/langsung, waktunya cuma sekitar 40 menit. Dari pengalaman yang lalu, kalo anda ingin tiba di Como San Giovanni (direct), berangkatnya mesti dari stasiun Milano Centrale. Kalo ingin tiba di Como Nord Lago, berangkatnya dari stasiun Milano Nord Cadorna. Harga tiketnya murah, 4,80 Euro, one way/orang. Atau alternatif yang lain, naik mobil dari Milan, waktunya sekitar 1 jam-an.

Atraksi/aktivitas apa saja yang dapat kita lihat/lakukan?
Jawabannya sudah tertera di atas, yaitu bersantai-ria: makan, minum, jalan-2 dan sightseeing.

1. Como - Brunate Funicular
Kereta listrik ini membawa anda naik dari pinggir danau di Como ke Brunate yang 500 meter lebih tinggi. Tiket dapat dibeli on-the-spot di loket tiket, harganya 5,50 Euro, pp/orang. Dari sini anda bisa melihat pemandangan Lake Como dengan bird’s-eye view. 

2. Lake Como cruise
Cara paling mudah menikmati pemandangan Lake Como adalah dengan naik ferry. Tiket dapat dibeli on-the-spot di loket tiket dari perusahaan ferry “Navigazione Lago di Como” di pinggir danau -- warnanya biru, banyak orang antri, you won’t miss it! Pilihan tiketnya ada banyak, tetapi untuk memudahkan memilih, shortly speaking ada dua: One-way (sekali jalan) atau Free-circulation (boleh berulang-kali, seperti hop-on hop-off). Sebagai turis, lebih cocok Free-circulation. Selanjutnya, Free-circulation bisa milih One-day pass (berlaku 1 hari) atau Six-day pass (berlaku 6 hari). Kecuali anda bermalam di Como selama seminggu, pilih Free-circulation One-day pass. Terakhir, anda mesti milih seberapa jauh (berapa “stretch”) anda ingin ber-cruise. Di sini anda perlu melihat peta Lake Como dan menentukan sampai di mana anda ingin pergi. Dari pengalaman yang lalu, kalo anda berangkatnya pagi, sekitar jam 9-nan, anda mungkin bisa mencapai titik terjauh di Colico (ini 8 “stretch”), harganya 28 Euro. Kalo berangkatnya tengah hari, saya sarankan cukup sampai Bellagio saja (ini 6 “stretch”), harganya 23,30 Euro. Pulang ke Como bisa sekitar jam 8 malaman. 

3. Villa-2 di pinggir Lake Como
Selama cruise anda bisa hop-on hop-off di kota-2 kecil di sepanjang danau, misalnya Tavernola, Cernobbio, Isola Comacina, dlsb. Tetapi yang populer adalah Tremezzo (ada Villa Carlotta), Bellagio (kota yang sangat cantik, picturesque, tempat makan dan minum, dan shopping untuk produk lokal, juga ada Villa Melzi), dan Varenna (ada Villa Monastero). Catatan: Tremezzo dan Bellagio 6 “stretch”, sedangkan Varenna 7 “stretch”. Kalo waktunya mepet, sempatkan saja ke Tremezzo dan Bellagio -- dua kota ini berdekatan, sehingga waktu tempuhnya singkat.

Como sebagai tempat kedatangan sesungguhnya bukan tempat yang ideal untuk menginap -- ideal maksudnya bisa melihat keindahan Lake Como dengan bird’s-eye view. Kalo anda ingin menginap di tempat yang bisa seperti itu, tempat tersebut harus ada di atas atau perbukitan. Saya sendiri saat itu menginap di Como, tetapi kalo ada kesempatan ke sini lagi saya akan coba menginap di daerah perbukitan, mungkin Brunate (ada funicular untuk turun ke Como).

Semoga bermanfaat untuk para paduka/wati yang berencana berkunjung ke sini.

Tujuan: Lake Como, Italy


Created with flickr slideshow.

Friday, 7 September 2018

Catatan Perjalanan: Milan, Italy

#IITItaly
#IITMilan

Sharing catatan perjalanan

Destination: Milan, Italy, musim semi bulan Mei 2018
Duration: 4 malam (santai)

Kota tujuan ini sudah sering dibahas di grup ini mungkin sampe bosen. So, silakan di-skip bagi yang sudah sering baca atau pengalaman, mondar-mandir, di kota ini. Namun demikian, siapa tahu ada beberapa point yang belum pernah atau jarang disampaikan yang dapat membantu para paduka/wati yang ingin berkunjung ke kota ini.

Milan terletak di bagian utara Italy, sekitar 1 jam saja perjalanan dengan mobil ke perbatasan Swiss, menjadikan kota ini titik awal yang ideal untuk scenic train “Bernina Express” yang rutenya dari Tirano di perbatasan Italy/Swiss ke Chur di pegunungan Alpen Swiss. Milan juga ideal sebagai hub utama untuk melanjutkan perjalanan ke kota-2 di bagian selatan Perancis -- sekitar 4 jam perjalanan dengan KA ke Nice. Pada kesempatan ini saya ndak side-trip ke Swiss, tetapi ke bagian selatan Perancis (sharing ceritanya nanti berikutnya).

Milan tidak termasuk tujuan wisata utama di Italy, karena kota ini lebih terkenal sebagai kota bisnis dan fashion. So, anyway, kalo kita berkunjung ke sini, atraksi/aktivitas apa saja yang dapat kita lihat/lakukan?

1. Sforza Castle (Castello Sforzesco)
Di abad pertengahan kompleks ini adalah istana/benteng keluarga bangsawan Sforza, penguasa Milan. Sekarang menjadi tempat berbagai macam museum. Kita bisa beli tiket sightseeing istana/benteng saja, atau bagi yang senang dengan museum, bisa beli pass yang menyertakan entry ke semua museumnya.

2. Milan Cathedral (Duomo di Milano)
Gereja terbesar ke 4 di dunia dan bergaya Gothic yang sangat impresif ini harus dikunjungi ya karena penting banget untuk selfie di depannya … wkwkwk ☺ Konon gereja ini membutuhkan waktu 600 tahun untuk menyelesaikan pembangunannya, mulai dari abad ke-14 sampai ke abad ke-20 ybl. Setelah foto-2an di depan, kita sebaiknya masuk ke dalam gerejanya -- tiket masuk selain entry ke dalam gereja, juga entry ke museum gereja di bawah tanah dan entry ke rooftop gereja.

3. Galleria Vittorio Emanuele II
Terletak bersebelahan dengan Duomo, shopping mall tertua di Italy ini dibangun di akhir abad ke 19 dan mempunyai rooftop yang sangat cantik. Arsiteknya pasti seniman juga nich -- konon arsiteknya tewas jatuh tergelincir dari rooftop bangunan ini. Anyway, penting juga untuk selfie di sini … fotonya ngambilnya harus dari bawah agar rooftopnya bisa kelihatan ☺ Karena kecantikan tempatnya, shopping mall ini populer menjadi lokasi wedding photo, terutama pasangan pengantin dari Asia. So, yang sebentar lagi jadi pengantin, ini ada ide untuk lokasi wedding photo … ☺ Bagi yang suka belanja, anda bisa “shop till you drop” di sini -- range barangnya, dari mewah sampai super mewah. Resto-2 berbintang juga dapat ditemukan di sini. Konon, dulu ada McDonald’s-nya, tapi kemudian setelah kontraknya habis, kontraknya tidak boleh diperbarui lagi sehingga McDonald’s harus pergi -- tempatnya digantikan oleh fashion house Prada. Yaaah, nasib, batal sudah rencana makan di sini … ☺

Ketiga tempat di atas saling berdekatan, walking distance: dari Castle ke Duomo jalan kaki 20 menit, dari Duomo ke Galleria jalan kaki 2 menit.

4. Teatro alla Scala
Atau disingkat La Scala, adalah opera house. Dibangun di akhir abad ke 18, penampilan luar gedungnya tidak istimewa, kalah iconic kalo dibandingkan dengan misalnya Sydney Opera House, tapi opera house Milan ini sering menjadi tempat untuk world premiere opera-2 ternama karya komposer-2 Italy. Selain opera juga menampilkan orkestra klasik. Berkunjung ke sini adalah pengalaman unik yang hanya ada di Milan. Jangan khawatir soal pakaian, karena penonton ndak perlu mengenakan jas/gaun formal -- cukup pakaian yang sopan dan rapi saja. Dari Galleria ke La Scala jalan kaki 5 menit.

5. Quadrilatero della Moda (Fashion Quarter)
Ini adalah daerah shopping dimana fashion paling baru, paling kini, bisa ditemukan -- dari Galleria, jalan kaki 5 menit. Jangan nyari bargain, karena semuanya barang baru, the latest trends. Atau sightseeing dan window shopping saja juga okay.

Dua tempat berikut ini sering terloncati dalam itinerary, yaitu: 

6. Leonardo da Vinci’s The Last Supper
Banyak yang ndak tahu lukisan The Last Supper terletak di Milan, tepatnya di gereja Santa Maria delle Grazie. Dari Castle, jalan kaki 10 menit ke arah barat. Tidak seperti lukisan di atas kanvas yang awet, lukisan di dinding (mural) lebih cepat pudar. The Last Supper sudah pudar banget, waktu ngliat … waduh, kasihan banget … warna-2nya sudah banyak yang hilang -- konon restorasi pernah dilakukan, tapi tetap saja pudar. Tidak heran banyak pertanyaan yang muncul tentang siapa saja yang ada dalam lukisan tersebut. Yang itu siapa?? Maria Magdalena?! Demikian dugaan penulis Dan Brown dalam novelnya The Da Vinci Code. 

7. Leonardo da Vinci’s Museum of Science and Technology
Banyak juga yang ndak tahu kalo Leonardo bukan saja seorang seniman/pelukis, tetapi juga inventor, matematikawan, insinyur, arsitek, astronom … singkat kata ilmuwan. Saat itu Leonardo bekerja untuk keluarga bangsawan Sforza, penguasa Milan, sehingga tidak heran koleksi catatan kerjanya disimpan di Milan. Untuk mereka yang curious mind, silakan berkunjung ke museum ini -- dari Santa Maria delle Grazie, jalan kaki 5 menit ke arah selatan. 

Dua tempat berikut ini khas Milan, yaitu:

8. Casa Milan
Markas besarnya AC Milan, di sini ada museum klub, display sejarah perjalanan klub, juga toko yang menjual berbagai macam merchandise klub. Bagi penggemar sepak bola, silakan berkunjung ke sini – dari metro/subway Duomo, naik jalur merah arah Fieramilano, turun di Lotto.

9. San Siro Stadium
Daripada cuma ngliat museum atau stadium kosong, kalo bisa ya nonton pertandingannya. Untuk bisa nonton pertandingannya, kita mesti datang pas ketika musim liga berlangsung -- jadwal pertandingan bisa dilihat di website klub. Ada pemeriksaan security sebelum masuk stadium. Dari metro/subway Lotto, naik jalur ungu arah San Siro Stadio, turun di stasiun terakhir.

Kalo anda datang di akhir Agustus/awal September, anda bisa juga nonton F1 Grand Prix.

10. Italian Food
Yang ini bisa ditemukan di mana saja di Milan.
Italian food di luar Italy cenderung lebih spicy dan berlebihan; padahal di negaranya sendiri, simple dan sederhana. Yang letaknya dekat dengan Duomo yang bisa saya rekomendasikan adalah: Luini (bakery), di Via Santa Radegonda 16, hmmm … keju melur mozzarella, top lah. Persis di depannya, Cioccolatitaliani (gelato). Banyak orang lokal yang datang ke sini. Pizza bisa ditemukan di mana saja. Kalo datangnya berkelompok, order pizzanya bisa meteran … isinya bisa divariasi. Selamat mencoba.

Orang Italy walaupun mungkin ndak lancar berbahasa Inggris, mereka ngerti bahasa Inggris.

Tujuan: AC Milan, Milan, Italy


Created with flickr slideshow.

Tujuan: Duomo di Milano, Milan, Italy


Created with flickr slideshow.

Tujuan: Teatro alla Scala, Milan, Italy


Created with flickr slideshow.

Tujuan: Milan, Italy


Created with flickr slideshow.