Friday 27 December 2013

Philomena

2014 Oscar Watch

Philomena (8.0/10)



Sutradara: Stephen Frears
Script: Steve Coogan, Jeff Pope
Cast: Judi Dench, Steve Coogan


Berdasarkan kisah nyata, film garapan Stephen Frears ini walaupun ceritanya sederhana tetapi mencakup berbagai isyu penting; dan walaupun isyu-2 tersebut sensitif script-nya berhasil menampilkannya tanpa prejudice. Hasilnya, film kecil ini terasa padat dan berbobot.

Hamil di luar nikah dan norma sosial saat itu (tahun 1950-an) menilai situasi tersebut sebagai aib, Philomena Lee yang berusia 14 tahun (Sophie Kennedy Clark) diasingkan keluarganya ke sebuah biara di Roscrea, Irlandia. Segera setelah itu, Philomena melahirkan seorang bayi laki-2 dan dia namai Anthony. Peraturan saat itu menyebutkan bahwa bayi-2 seperti Anthony harus diberikan untuk adopsi. Sementara mengetahui hari perpisahan dengan Anthony dapat datang setiap saat,  Philomena bekerja di biara selama 4 tahun sebagai ganti rugi untuk biaya yang dikeluarkan biara untuk dirinya dan Anthony, dan dia diijinkan menjenguk Anthony selama 1 jam setiap harinya. Pada usia sekitar 3 tahun, Anthony akhirnya diadopsi dan Philomena yakin dia diadopsi oleh keluarga dari Amerika Serikat. Sejak itu Philomena mengubur peristiwa tersebut sebagai rahasia masa lalu. 50 tahun kemudian, Philomena (Judi Dench) akhirnya membuka rahasia tersebut ke anak perempuannya, Jane (Anna Maxwell Martin). Usaha Philomena dan Jane mencari Anthony menemui jalan buntu di biara Roscrea, karena Philomena telah menandatangani kontrak yang menyebutkan bahwa dia telah melepas hak-2nya sebagai ibu dan setuju tidak menanyakan tentang adopsi tersebut. Sampai suatu saat Jane bertemu dengan seorang jurnalis yang baru saja kehilangan pekerjaannya sebagai “spin doctor” di pemerintahan Perdana Menteri Tony Blair, Martin Sixsmith (Steve Coogan), dan menawarkan kisah hidup ibunya untuk dijadikan novel. Sixsmith mula-2 menolak tawaran ini karena dia menilai topik “human interest” kurang bergengsi, tetapi pihak editor justru mencium cerita yang menarik dan memerintahkan Sixsmith untuk menerima tawaran tersebut. Lagi-2 menemui jalan buntu di biara Roscrea -- kali ini pihak biara memberi alasan bahwa semua catatan adopsi terbakar ludes dalam kebakaran, dengan bantuan finansial dari pihak editor dan jaringan koneksi yang Sixsmith miliki, Philomena dan Sixsmith akhirnya pergi ke AS untuk mencari Anthony -- yang mereka duga namanya pasti sudah berubah. Di luar dugaan, Sixsmith ternyata dengan mudah menemukan Anthony (namanya berubah menjadi Michael Hess), tetapi Anthony/Michael sudah meninggal dunia. Mendengar kabar tersebut, Philomena mula-2 memutuskan untuk pulang saja, tetapi kemudian berubah pikiran untuk menemui orang-2 yang pernah berhubungan dengan anaknya untuk mengetahui perjalanan hidupnya -- dan yang lebih penting lagi: apakah Anthony/Michael pernah mencari dirinya?

Ada pepatah yang mengatakan “fact is stranger than fiction”; kisah nyata Philomena ini betul-2 mengalahkan fiksi. Plot dalam fiksi sering terasa dibuat-2; kisah nyata Philomena ini plotnya mengalahkan fiksi, tetapi tidak terasa dibuat-2 -- karena memang itulah kejadiannya. Dengan plot awal yang padat dan akhir yang tidak terduga, beruntung sekali script ditangani oleh penulis-2 yang menangkap esensi dari kisah nyata ini dengan tepat: di tengah isyu-2 lain yang ada di sekitarnya -- norma sosial yang ada saat itu, peran institusi gereja saat itu, perubahan jaman/perubahan norma sosial, penilaian sejarah trans-generasi, institusi gereja saat ini yang terancam kehilangan relevansinya di depan umatnya sendiri, terletak inti ceritanya: human bonding antara ibu dan anaknya. Steve Coogan dan Jeff Pope juga dengan sensitif dan berimbang, tanpa prejudice, menampilkan argument dan counter-argument dari isyu-2 tersebut -- menarik melihat Philomena yang mengalami sendiri pengalaman pahit tersebut justru sebagai pihak yang memberi counter-argument yang “in the context”, sedang Sixsmith yang hanya melihat Philomena justru sebagai pihak sering terbawa emosi, yang sering kali memberi argument yang “out of the context”. Cerita seperti ini dapat dengan mudah jatuh ke melodramatis yang berlebihan, beruntung sekali Coogan dan Pope tidak membiarkan script-nya tergelincir ke situ ... hasilnya justru inspirational.

Judi Dench tampil menjiwai sebagai Philomena, sedang Steve Coogan yang notabene seorang stand-up comedian menunjukkan versatilitas-nya sebagai aktor yang serius dan penulis script yang berbobot.

Melihat film-2 yang bakal meramaikan nominasi Oscar tahun 2014 y.a.d., Oscar kali in bakal menjadi Oscar yang paling kompetitif dalam beberapa dekade terakhir ini, khususnya untuk kategori Film Terbaik dan kategori Aktres Terbaik. Filmnya sendiri harus bersaing ketat dengan film-2 yang lain untuk masuk nominasi Film Terbaik. Demikian juga dengan Stephen Frears untuk nominasi Sutradara Terbaik. Tetapi Judi Dench memegang kartu As untuk nominasi Aktres Terbaik  -- siapapun yang berhasil masuk nominasi Aktres Terbaik tetapi tidak memenangkan piala Oscar patut merasa dirinya “diloncati” :-); demikian juga dengan Steve Coogan dan Jeff Pope untuk nominasi Script Adaptasi Terbaik. Last, but not least, Alexandre Desplat yang menciptakan musik pengiring yang inspirational juga besar kemungkinan akan meramaikan nominasi Original Score Terbaik.

Prediksi Nominasi Oscar 2014:
  • Aktres Terbaik (Judi Dench)
  • Script Adaptasi Terbaik (Steve Coogan, Jeff Pope)
  • Original Score Terbaik (Alexandre Desplat)


Philomena dapat anda temukan di eBay.com

No comments: