Sunday 8 February 2015

Leviathan

OSCAR WATCH 2015

LEVIATHAN (Левиафан) (8.5/10)

Negara Asal: Rusia
Sutradara: Andrey Zvyagintsev
Script Original: Andrey Zvyagintsev, Oleg Negin
Cast: Aleksey Serebryakov, Roman Madyanov, Vladimir Vdovichenkov, Elena Lyadova, Sergey Pokhodaev
Sinematografi: Mikhail Krichman


Kalau anda menyukai Ingmar Bergman's The Seventh Seal (1957), anda akan menyukai film ini. Mengetengahkan topik yang serius, berat, dan tidak populer, tidak mengherankan kalau tidak ada filmmaker di Hollywood yang berani mengadaptasi cerita Ayub ke dalam film, apalagi menyesuaikan isinya (the moral of the story) dengan kehidupan nyata jaman sekarang -- Hollywood beraninya cuma mengangkat cerita-2 yang “menarik”, yang mengandung adventure atau action, yang umumnya dikemas dalam period drama sehingga nyaris tidak ada korelasinya dengan kehidupan nyata sehari-2. Sebagai contoh, cerita Musa (filmnya baru main, penontonnya sudah nungguin Musa membelah Laut Merah -- populer sekali cerita Musa ini), cerita Nuh (penonton nungguin air bah), cerita Sodom dan Gomorah (penonton nungguin penghancuran dua kota ini), cerita Samson dan Delilah (ada action-nya, ada romance-nya, klop sudah), atau yang santer digosipkan bakal diproduksi, cerita Yunus (yang ini bahkan filmnya belum dibuat, penontonnya sudah nungguin Yunus ditelan ikan paus :-) ). Maka, tidak ada filmmaker di Hollywood yang berani menyentuh cerita Ayub. Siapa yang ingin nonton film tentang orang yang nasibnya malang? Well, I do!

Beruntung sekali ada filmmaker Rusia. Mempertimbangkan literatur Rusia yang sarat dengan nuansa tragedi yang siap menerkam lakon-2nya, tidak mengherankan kalau filmmaker Andrey Zvyagintsev dengan such finesse (skillful handling) menampilkan cerita tragedi Ayub ini tanpa perlu embel-2 pemanis atau sentimentalisme untuk menutupi rasa pahitnya -- suatu keahlian yang hampir mustahil muncul dari filmmaker Hollywood.


Bersetting di sebuah kota kecil di pinggir laut di bagian utara Rusia, film mengikuti perjalanan lakon utamanya, Kolya (Aleksey Serebryakov), seorang nelayan tua yang sederhana dan temperamental, ketika dia bermasalah dengan Vadim (Roman Madyanov), walikota kota tersebut, yang ingin menggusurnya dari propertinya yang terletak di pinggir pantai. Dibantu oleh teman lamanya, Dmitri (Vladimir Vdovichenko), yang sekarang menjadi pengacara di Moscow, Kolya berusaha melawan penggusuran tersebut melalui pengadilan -- tidak mengetahui pengadilan di kota tersebut sudah dibeli oleh sang walikota. Sementara itu Kolya juga menghadapi masalah pribadi yang lain: istri mudanya, Lilya (Elena Lyadova -- she is beautiful), tidak happy, dan anak remajanya, Roma (Sergey Pokhodaev), tidak cocok dengan ibu tirinya. Dmitri mula-2 berusaha melawan korupsi yang terjadi melalui jalur hukum -- tetapi ternyata seluruh aparat hukum di kota tersebut juga sudah dibeli oleh sang walikota. Sejak itu Kolya dirundung serangkaian “nasib malang” sampai akhirnya dia kehilangan semuanya: teman-2nya, istrinya, anaknya, rumahnya, dan akhirnya kebebasannya.

Pertama kali menonton film ini penulis tidak menangkap subteks yang ditampilkan -- penulis bahkan merasa marah dan muak melihat situasi yang terjadi: Menggunakan ayat-2 Kitab Suci untuk men-justify “nasib malang” yang notabene berasal dari manusia sendiri? Walikota yang tingkah-lakunya seperti Godfather mafia. Polisi yang korup. Istri yang tidak setia (atau khilaf ya?). Teman-2 yang menikam dari belakang. Dan yang paling mengecewakan, Uskup Gereja yang sikapnya tidak kalah buruknya daripada sang walikota (I want to smash his face! :-( ). Film ini betul-2 mengusik sense of justice: Where is justice? Atau seperti yang ditanyakan Kolya: “Where is the merciful God?

Kedua kalinya menonton, yes, I got it! Pertanyaan penulis di atas tiba-2 berubah menjadi pernyataan: Menggunakan ayat-2 Kitab Suci untuk men-justify “nasib malang” yang notabene berasal dari manusia sendiri. Ayat-2 tersebut bukanlah tentang Sang Pencipta yang menghukum manusia, tetapi manusia yang mendatangkan kesengsaraan untuk sesamanya. Shot-2 landscape tanpa gerak dan tanpa suara dari Zvyagintsev dan sinematografer Mikhail Krichman, berlatar belakang alam Rusia yang indah dan megah, seakan-2 menggambarkan ketidak-bertindakan dan ketidak-bersuaraan Sang Pencipta yang maha besar menyaksikan tragedi yang terjadi.

Where is the merciful God?

Silence, silence, silence.

Karena yang bisa menjawab adalah manusia.

Excellent film.

A Russian epic!

Nominasi Oscar 2015:
  • Film Berbahasa Asing (Bukan Inggris) Terbaik



Leviathan dapat anda temukan di eBay.com

No comments: