Thursday 29 November 2012

Licence to Kill

Resensi Film: Licence to Kill (7.5/10)


Tahun Keluar: 1989
Negara Asal: UK
Sutradara: John Glen
Cast: Timothy Dalton, Carey Lowell, Robert Davi, Talisa Soto, Anthony Zerbe

Plot: James Bond mengundurkan diri dari MI6 untuk membalas dendam terhadap boss narkotika, Franz Sanchez, yang telah menghancurkan hidup teman akrabnya, agen CIA/DEA Felix Leiter (IMDb).

Selain persengketaan hukum antara pihak produser dan pihak distributor, yang untuk sementara (6 tahun) menghentikan produksi series ini, Licence to Kill menandai dimulainya era baru atau berakhirnya era lama. Landmark era yang dimaksud adalah: 1) Berakhirnya perang dingin antara Barat dan Timur (tembok Berlin runtuh pada tanggal 9 November 1989), 2) Dimulainya realism sebagai penyeimbang (dan di masa yang akan datang -- pesaing atau bahkan pengganti) dari escapism yang selama ini menjadi trademark film-2 Bond.

Dari sisi casting film ini juga menandai berakhirnya era lama, yaitu: film Bond terakhir untuk sutradara John Glen, yang menduduki rekor sebagai sutradara yang paling banyak mengarahkan film-2 Bond -- 5 kali sejak For Your Eyes Only (1981); terakhir untuk Robert Brown yang memerankan M -- sejak Octopussy (1983); terakhir untuk Caroline Bliss yang kariernya sangat singkat sebagai (forgettable) Miss Moneypenny; terakhir untuk penulis script Richard Maibaum -- sejak Dr. No (1962); terakhir untuk title designer Maurice Binder -- juga sejak Dr. No, yang title sequence-nya masih terus menjadi inspirasi bagi title designer-2 yang lain yang menciptakan title sequence untuk film-2 Bond berikutnya; dan terakhir untuk produser Albert R. Broccoli (!)

Melanjutkan gaya realistik dan sisi gelap Bond dari film sebelumnya, Licence to Kill adalah film Bond yang "lebih maju dari jamannya". Saat itu walaupun generasi muda atau penonton baru tidak peduli lagi dengan gaya charming Roger Moore, mereka ternyata belum siap ketika betul-2 disuguhi dengan realisme dosis tinggi (untuk ukuran saat itu). MPAA (Motion Picture Association of America) dan BBFC (British Board of Film Classification), yaitu organisasi-2 rating di AS dan Inggris, bahkan melancarkan protes terhadap kekerasan dalam film ini yang dinilai "realistic" dan "excessive" -- padahal sudah sejak akhir tahun 1960-an mereka tidak pernah lagi memerintahkan studio untuk memotong bagian-2 film yang dinilai improper (tidak pantas). Sebagai penggemar (dan pengamat) film-2 Bond sejak awal, penulis juga kaget ketika pertama kali menyaksikan film ini. Dalam sejarahnya, belum pernah ada kejahatan pemerkosaan menimpa salah satu dari karakter-2 dalam film-2 Bond. Selama ini, kejahatannya selalu bersifat grandiose -- kejahatan berskala besar yang mempunyai style atau "kelas", misalnya menghancurkan supply bahan makanan dunia dengan biological warfare, atau menghancurkan populasi dunia dan menciptakan populasi baru dengan super ras, atau yang lainnya -- dan eksekusinya juga selalu memperhitungkan style atau "kelas". Itulah karakteristik dasar dari film Bond ... selalu memperhitungkan style atau "kelas". Walaupun ditampilkan secara implisit (mungkin setelah di-cut setelah protes dari MPAA dan BBFC), scene Della (Priscilla Barnes), istri Felix Leiter (David Hedison), ditangkap rame-2 oleh sekelompok mafia narkotika dan penonton dapat melihat teror dalam sinar matanya dan ekspresi wajahnya; scene ini tetap terasa potent/strong dan terasa begitu un-Bond! Scene Felix Leiter disiksa dan diumpankan ke ikan hiu juga begitu blak-2an/grafik. Dua scene ini mungkin lebih cocok ada dalam film Death Wish (1974)-nya Charles Bronson daripada dalam filmnya Bond :-)

Sisi positifnya, Dalton berhasil menjaga kualitas multi-dimensi dalam karakter Bond-nya: tidak hanya rileks dan suave saja (seperti Bond-nya Connery dan Moore), tetapi juga personal dan emosional. Robert Davi sangat pas memainkan peran boss narkotika, Franz Sanchez -- "loyalty is more important than money." Carey Lowell berhasil "mengencerkan" un-Bond-ness dalam film ini sebagai Bond girl, Pam Bouvier. Tetapi Wayne Newton-lah yang berhasil mengingatkan penonton bahwa film ini adalah filmnya Bond :-) Penyanyi panggung yang terkenal dengan panggilan "Mr. Las Vegas" ini, walaupun kehadirannya dalam film ini terasa out of place, penampilannya lucu, konyol, dan ... memorable (!) sebagai Professor Joe Butcher :-)

Secara keseluruhan, film ini terasa mismatch antara elemen-2 baru dan elemen-2 lama; nevertheless, tidak buruk sebagai hiburan thriller.

* 7.5/10




Licence to Kill dapat anda temukan di eBay.com

No comments: