Tuesday, 27 March 2012

Metropolis

Resensi Film: Metropolis (bisu) (9.0/10)

Tahun Keluar: 1927
Negara Asal: Germany
Sutradara: Fritz Lang
Cast: Brigitte Helm, Alfred Abel, Gustav Fröhlich

Plot: Di masa yang akan datang, sebuah kota metropolis terancam hancur ketika penguasanya yang fascist menggunakan scientist yang gila untuk mematahkan perjuangan kaum buruh yang menuntut perbaikan nasib (IMDb).

Jika anda pernah melihat Metropolis keluaran pra tahun 2010, bahkan jika tertulis "restoration" sekalipun, anda belum melihat Metropolis secara lengkap. Pada tahun 2008, copy dari film original dari Fritz Lang ini ditemukan di sebuah museum di Argentina. Setelah melalui proses restorasi yang lama dan njlimet, hasil restorasinya ditampilkan di layar lebar di Berlin dan Frankfurt pada tanggal 12 Februari 2010. Inkarnasi yang baru ini, hasil kerja keras dari sebuah konsorsium di Jerman, mempunyai panjang dua jam penuh dan memanfaatkan setiap frame yang tersedia dari versi aslinya, dari sumber-2 yang terbaik. Direstorasi secara digital -- dibersihkan dari segala macam distorsi gambar dan suara, dan diberikan copy baru untuk soundtrack-nya, versi terbaru dari Metropolis ini tetap tidak seutuh versi aslinya yang mempunyai panjang 135 menit, tetapi adalah versi yang paling utuh, paling mendekati versi aslinya.

Melihat film ini adalah pengalaman yang surreal, time-bending (waktu seakan-2 berputar balik) -- mengunjungi masa lalu dan melihat bagaimana orang dari masa lalu berprediksi tentang masa depan. Dan yang paling mengejutkan, dan sekaligus mengerikan, adalah betapa cocoknya prediksi tersebut (!) Sebuah masterpiece dalam art-direction, film ini sejak tampil untuk pertama kalinya telah mempengaruhi visi orang tentang masa depan: gedung-2 pencakar langit yang megah dan berwibawa, dan sekaligus dingin dan berjarak. Di Metropolis, kelas atas menghuni permukaan kota; sedang kelas bawah, yang hidup bagaikan kaum budak, menghuni bawah tanah. Brigitte Helm memainkan perannya sebagai Maria yang memimpin kaum buruh, tetapi dia tidak berdaya di bawah penguasa yang fascist. Sebaliknya, replika robot Maria dikirim ke bawah tanah untuk men-diskredit-kan diriya, tanpa menyadari scientist yang menciptakan robot tersebut ternyata mempunyai agenda terselubung. Hasilnya, kekacauan total! Sejak tampil untuk pertama kalinya di Berlin 85 tahun yang lalu, visi dari film ini terbuka terhadap berbagai macam interpretasi: sebagian penonton melihat film ini sebagai peringatan terhadap tirani fascist, sebagian yang lain terhadap bahaya komunisme, sebagian yang lain lagi terhadap bahaya kapitalisme yang tidak terkontrol. Tidak peduli apa interpretasi anda, cara terbaik menikmati film ini adalah dengan melihat film ini sebagai film produk dari jamannya, yaitu sebuah jaman yang penuh dengan kekhawatiran.

* 9.0/10

Metropolis dapat anda temukan di eBay.com

No comments: