Thursday, 6 September 2012

The King and I

Resensi Film: The King and I (7.8/10)

Tahun Keluar: 1956
Negara Asal: USA
Sutradara: Walter Lang
Cast: Deborah Kerr, Yul Brynner, Rita Moreno

Plot: Pada tahun 1862 Anna Leonowens datang ke Kerajaan Siam (sekarang Thailand) untuk menjadi guru privat anak-2 Raja Mongkut (IMDb).

Berdasarkan kisah nyata dari Anna Leonowens, The King and I adalah adaptasi dari teater musical dengan judul yang sama karya duet penulis musik dan lirik Richard Rogers dan Oscar Hammerstein II -- yang in fact merupakan adaptasi dari film Anna and The King of Siam (1946) yang dibintangi oleh Irene Dunne, Rex Harrison, dan Linda Darnell. Script-nya lumayan patuh dengan cerita aslinya, walaupun di beberapa bagian diubah menjadi lebih lembut/gentle, misalnya: karakter Louis (anak laki-2 Anna) dan karakter Tuptim (istri muda Raja Mongkut) survive dalam versi musical ini. Production design yang mahal berhasil menampilkan cinematography layar lebar berwarna yang glorious, costume yang indah, dan setting yang kaya. Namun demikian, dari segi cerita penulis lebih menyukai film pendahulunya yang script-nya lebih padat dan berisi, yang dalam versi musical ini terpaksa disederhanakan untuk mengakomodasi musik dan lirik tersebut. Namun demikian, (again) :-) musik dan lirik dari Rogers dan Hammerstein dan koreografi yang indah yang mendampingi setiap alunan melodi tersebut berhasil 'nempuhi' kekurangan tersebut -- misalnya, dua lagunya yang paling terkenal, yaitu: "Getting To Know You" dan "Shall We Dance."

Pada tahun 1862 Anna Leonowens (Deborah Kerr), seorang janda, datang ke Kerajaan Siam (sekarang Thailand) untuk menjadi guru privat anak-2 Raja Mongkut (Yul Brynner). Sang Raja adalah seorang poligamis dan istri-2nya memberinya lusinan anak -- dan semuanya di bawah usia 12 tahun! :-) Istri terbarunya, hadiah dari Burma, adalah Tuptim (Rita Moreno); tetapi Tuptim terlanjur jatuh cinta dengan pria yang membawanya ke Siam, Lun Tha (Carlos Rivas). Walaupun 180 derajat berbeda dalam budaya, Anna dan sang Raja mempunyai kemiripan yang sangat dekat, yaitu keduanya sama-2 keras kepala (!) :-) Setelah melalui omong-2, "tarik-ulur", yang alot di segala hal (termasuk Kitab Suci dan Nabi Musa), Anna berhasil memperoleh respect/hormat dari sang Raja. Selanjutnya, peran Anna meningkat tidak hanya sebagai guru privat untuk anak-2 (dan istri-2) nya, tetapi sebagai penasehat dekat sang Raja -- khususnya dalam urusan dengan luar negeri. Dalam satu kesempatan, Anna diberi tugas untuk meng-impress delegasi dari Inggris yang konon berencana menguasai Siam kalau mereka menemukan sang Raja adalah seorang barbar. Dalam bagian ini, kita menemukan sequence-2 paling menarik dari film musical ini, yaitu: 1) Raja Mongkut menjadi cemburu melihat asisten duta besar Inggris, Sir Edward Ramsay (Geoffrey Toone), berdansa dengan Anna sebelum pesta dimulai; apalagi setelah mengetahui pria tersebut pernah melamar Anna -- tanpa tedeng aling-2 sang Raja membentak dengan marah sambil menuding: "Dancing, after dinner!!! " :-) 2) Play-within-a-play dimana Tuptim membawakan cerita "Uncle Tom's Cabin" karya Harriet Beecher Stowe dengan tari-2an bergaya Siam -- yang merupakan kritik terhadap sang Raja untuk melepaskan dirinya dari perbudakan. 3) Setelah pesta selesai, dansa antara Anna dan sang Raja diiringi dengan lagu "Shall We Dance."

Kerr (menyanyinya di-dubbing oleh Marni Nixon) tampil mempesona, tetapi Brynner berhasil mencuri perhatian penonton dengan penampilannya yang ilusif dan pembawaannya yang unik. Brynner mencukur bersih kepalanya untuk perannya sebagai Raja Mongkut -- penonton di seluruh dunia selamanya mengenal Brynner dengan penampilan ilusif ini. Dalam sepanjang kariernya Brynner tampil lebih dari 4000 kali dalam teater musical cerita ini. In the process, Brynner memenangkan Oscar untuk Aktor Terbaik dalam film ini.

* 7.8/10

The King and I dapat anda temukan di eBay.com

No comments: