Monday, 25 November 2013

Blue Jasmine

2014 Oscar Watch

Blue Jasmine (8.0/10)


Sutradara: Woody Allen
Script: Woody Allen
Cast: Cate Blanchett, Alec Baldwin, Bobby Cannavale, Andrew Dice Clay, Sally Hawkins, Peter Sarsgaard

Blue Jasmine = A Streetcar Named Desire versi Woody Allen.

Walaupun berasal dari kelas bawah, Jasmine (Cate Blanchett), selalu berupaya menempatkan dirinya di kalangan atas. Perkawinannya dengan pebisnis kaya, Hal (Alec Baldwin), membuat dirinya terbiasa dengan gaya hidup “champagne & caviar”. One thing led to another, tragedi kehidupan menyambar ... Hal akhirnya ditangkap dan dijebloskan ke penjara, meninggalkan dirinya jatuh miskin! Bersetting pasca GFC (Global Financial Crisis) dan Bernie Madoff -- stockbroker Wallstreet yang ternama yang ternyata seorang penipu, heroine ciptaan Woody Allen kali ini harus berjuang menghadapi kenyataan pahit tersebut. Antara cita-2, upaya, dan ... delusion, Jasmine berusaha mempertahankan kehidupan sebelumnya yang sudah hancur tersebut sementara dia mondok gratis di rumah adiknya yang miskin -- dan sekaligus bersikap merendahkan terhadapnya :-)

Dengan peran psychotic seperti ini, Blanchett mempunyai kesempatan luas menampilkan berbagai “wajah”, baik fisik maupun mental, tetapi tetap mengundang simpati penonton. Dengan formula seperti ini, Allen sudah berkali-2 membawa aktresnya memenangkan Oscar untuk Aktres Terbaik -- so, watch out for Blanchett's top-notch performance! (sama sekali tidak kalah dengan Vivien Leigh dalam A Streetcar Named Desire). Walaupun berinspirasi dari film/novel tersebut, script dari Allen menampilkan originalitas dari segi setting, plot, dan dialog.

Dengan arahan, script, dan casting yang sangat baik, Blue Jasmine dengan mudah melanjutkan kesuksesan Allen setelah Midnight in Paris (2011).

Dengan jumlah nominasi Film Terbaik yang mencapai 9-10 film, Blue Jasmine besar kemungkinan akan meramaikan nominasi Film Terbaik. Woody Allen, untuk arahannya, dapat membuat kejutan masuk nominasi Sutradara Terbaik; tetapi untuk scriptnya, besar kemungkinan akan menerima nominasi Script Original Terbaik. Cate Blanchett dijagokan meramaikan nominasi Aktres Terbaik -- mempertimbangkan calon-2 nominee yang lain, Blanchett bahkan dijagokan memenangkan kategori ini. Anggota cast yang lain: Alec Baldwin, Bobby Cannavale, Andrew Dice Clay dapat membuat kejutan masuk nominasi Aktor Pendukung Terbaik; dan Sally Hawkins, Aktres Pendukung Terbaik. Last but not least, kostum-2 stylish/elegant yang dikenakan Blanchett, ciptaan costume designer Suzy Benzinger, dapat meramaikan nominasi Desain Kostum Terbaik.

Prediksi Nominasi Oscar 2014:
  • Film Terbaik
  • Script Original Terbaik (Woody Allen)
  • Aktres Terbaik (Cate Blanchett)
  • Desain Kostum Terbaik (Suzy Benzinger)

Blue Jasmine dapat anda temukan di eBay.com

Saturday, 23 November 2013

Duel, Jaws, Raiders of the Lost Ark

Triple Spielberg's!

The Irony of Academy Awards.


Melihat perjalanan karier Steven Spielberg penulis tiba-2 menemukan betapa nyarisnya Spielberg mengalami nasib yang sama seperti Alfred Hitchcock -- tidak pernah memenangkan Oscar untuk Sutradara Terbaik -- seandainya dia tidak “ganti haluan”. Sebelum dia memenangkan Oscar untuk Sutradara Terbaik untuk pertama kalinya, hampir semua film-2nya adalah thriller adventure/sci-fi adventure: Jaws (1975), Close Encounters of the Third Kind (1977), Raiders of the Lost Ark (1981), E.T. The Extra-Terrestrial (1982), Indiana Jones and the Temple of Doom (1984), Indiana Jones and the Last Crusade (1989), dan Jurassic Park (1993). Dari film-2 ini Jaws, Raiders of the Lost Ark, dan E.T. menerima nominasi Film Terbaik; dan Spielberg menerima nominasi Sutradara Terbaik untuk Close Encounters of the Third Kind, Raiders of the Lost Ark, dan E.T. Tetapi semuanya hanya nominasi saja, gagal memenangkannya -- nasibnya mirip seperti film-2 Hitchcock: instant classic, menerima banyak nominasi, tetapi semuanya gagal memenangkannya.

Memulai kariernya sebagai sutradara film-2 pendek dan televisi, Spielberg memperoleh “big break”-nya ketika dia mengarahkan film televisi dengan anggaran hanya $450,000 saja,

1) Duel (1971).

Dalam soal kreativitas, kita sering tercengang bagaimana seorang artis justru menghasilkan kreativitas terbaiknya ketika dirinya sedang dalam keadaan kepepet. Dengan anggaran cuma $450,000, Spielberg hanya mampu meng-cast satu aktor untuk pemeran utama -- inipun hanya aktor televisi saja, satu sedan tua, dan satu truk tanker tua. Setting produksinya juga murah: jalan berdebu di padang gurun California. Costume designer dan make-up artist, hampir tidak diperlukan sama sekali -- pemeran utama tidak perlu didandani keringatan dan berdebu, dengan setting yang ada dia sudah ‘mblegadus’ sendiri :-) Dengan anggaran minim ini, Spielberg justru memiliki kebebasan menampilkan kemampuannya menyusun tension dan suspense dari perjalanan antar kota yang mula-2 nampak biasa-2 saja menjadi road rage (perseteruan jalan raya) yang mencekam yang membuat penonton duduk di pinggir kursinya!

Pertama kali nonton film ini di televisi, tengah malam -- sekitar pukul 11.30 malam, yang semestinya hanya beberapa menit saja di depan TV sebelum pergi tidur, penulis akhirnya baru beranjak dari tempat duduk sekitar pukul 1 pagi :-) Baru di akhir film, ketika kredit film ditampilkan, penulis menemukan bahwa sutradaranya adalah Steven Spielberg -- oooooh, makanya :-) Selidik punya selidik, saking populernya film televisi ini, film ini akhirnya dikeluarkan/diputar di gedung-2 bioskop, dengan suntingan film diperpanjang menjadi 90 menit. Ada berapa banyak film televisi yang diputar di gedung-2 bioskop? Sama sekali tidak banyak (tidak ada). This is classic!

Kalau dengan anggaran kecil Spielberg mampu menghasilkan film sehebat ini, bayangkan dengan anggaran besar?!  Benar sekali, dengan anggaran besar (20 kalinya) dia menghasilkan:

2) Jaws (1975).

Tidak banyak sutradara yang mampu menyamai Hitchcock ketika dia menghasilkan Psycho (1960). But, this is it! Bernasib sama seperti Psycho dalam Academy Awards, Jaws masuk nominasi Film Terbaik bersama dengan One Flew Over the Cuckoo's Nest, Stanley Kubrick's Barry Lyndon, Dog Day Afternoon, dan Robert Altman's Nashville; tetapi Spielberg sendiri ‘kecolongan’ menjadi satu-2nya sutradara dari film-2 yang masuk nominasi Film Terbaik yang tidak menerima nominasi Sutradara Terbaik -- Psycho terbalik, filmnya tidak masuk nominasi Film Terbaik, tetapi Hitchcock menerima Sutradara Terbaik. Tahun 1976 adalah tahun Oscar yang berat. Kita menyadari betapa sulitnya film thriller adventure tentang ikan hiu pemangsa manusia bisa mengalahkan film dengan “tema besar”, “tema penting” seperti One Flew Over the Cuckoo's Nest. Tetapi paling tidak John Williams berhasil mengantongi Musical Sore Terbaik untuk dua not bass legendarisnya:

E, F ... ... E, F ... ... E, F, E, F, E, F, ...

-- komposer Bernard Herrmann bahkan ‘kecolongan’ terus sepanjang kariernya bersama Hitchcock; tidak ada satupun musical scorenya dari film-2 Hitchcock yang menerima nominasi Musical Score Terbaik: Vertigo (1958), North by Northwest (1959), Psycho (1960) ... padahal semuanya klasik. Oh, how disgraceful :-(

Usaha Spielberg mencari nominasi ganda, Film Terbaik dan Sutradara Terbaik, berjalan terus sampai akhirnya dia menghasilkan:

3) Raiders of the Lost Ark (1981)

Selama ini belum pernah ada seorang ahli purbakala menjadi hero dalam film thriller adventure. But, once again, this is it! Tahukah anda bahwa produser George Lucas mula-2 memilih Tom Selleck untuk memainkan Indiana Jones, tetapi dia menolak karena dia sedang sibuk dengan serial TV-nya, Magnum, P.I.? Spielberg kemudian memaksa Lucas untuk memilih Harrison Ford ... and the rest is history! Magnum, P.I. over Indiana Jones? Tom Selleck pasti nyesel banget atas keputusan bodoh tersebut :-)

Raiders of the Lost Ark berhasil memperoleh nominasi ganda: Film Terbaik -- bersama dengan Chariots of Fire, Atlantic City, On Golden Pond, dan Warren Beatty's Reds; dan Sutradara Terbaik -- bersama dengan sutradara-2 dari film-2 tersebut. Alangkah indahnya seandainya anggota Academy memilih film yang tidak membosankan sebagai Film Terbaik? Tetapi lagi-2 anggota Academy memilih film dengan “tema besar”, “tema penting” Chariots of Fire sebagai Film Terbaik. Spielberg juga “terlewati” untuk memberi jalan pada Warren Beatty.

Tahun berikutnya Spielberg berhasil lagi memperoleh nominasi ganda, Film Terbaik dan Sutradara Terbaik, untuk filmnya E.T. The Extra-Terrestrial. Tetapi tahun 1983 adalah tahun Oscar yang berat -- bagaimana mungkin film thriller adventure tentang extra-terrestrial bisa mengalahkan film dengan “tema besar”, “tema penting” Gandhi? Lagi-2 Spielberg gagal memenangkan penghargaan tertinggi.

Sampai akhirnya pada tahun 1987 Spielberg menerima penghargaan dari Academy yang dinamakan Irving G. Thalberg Memorial Award, penghargaan yang sama yang diterima Hitchcock di akhir kariernya pada tahun 1968. Seakan-2 melihat premonition -- dirinya bernasib sama seperti Hitchcock, pada tahun 1993 Spielberg memutuskan “ganti haluan” dan menghasilkan Schindler's List -- film dengan “tema besar”, “tema penting”, seperti yang diinginkan anggota Academy. Tetapi sejak itu Spielberg kehilangan mojo/magic power-nya dalam film-2 thriller adventure-nya.

Sebagai fans anda lebih suka Spielberg sebagai pemenang Oscar atau Spielberg sebagai Master of Thriller Adventure?

Duel, Jaws, Raiders of the Lost Ark dapat anda temukan di eBay.com

Saturday, 16 November 2013

Gravity

2014 Oscar Watch

Gravity (8.0/10)



Sutradara: Alfonso Cuarón
Script: Alfonso Cuarón, Jonás Cuarón
Cast: Sandra Bullock, George Clooney, Ed Harris

Meskipun merupakan “crowd pleaser”, Gravity mempunyai kualitas lebih sehingga berhasil juga menyenangkan para film critic. Kualitas apa saja yang ada dalam film ini? Pertama-2, pengarahan yang cemerlang: penempatan kamera yang terasa melayang, mengikuti gerak para astronot yang melayang, menampilkan efek non-gravitasi yang sangat baik; sebaliknya, ketika plotnya mendekati gravitasi bumi, penempatan kamera dari sudut rendah menampilkan efek gravitasi yang mulai terasa -- sutradara menunjukkan efek gravitasi sepenuhnya dalam scene penutup yang berkesan. Kedua, script yang rapi dan ketat, -- tetapi karena plotnya memang sederhana, besar kemungkinan tidak akan masuk nominasi.

Kejutan ketiga, Gravity adalah film science -- bukan science fiction, tetapi science. Bukan karena science fiction kalah bagus dibandingkan science, tetapi karena sudah lama (jarang-2) kita mempunyai film science. Walaupun bertopik science, film ini mempunyai daya tarik baik untuk penonton yang memahami science (menarik menyaksikan Hukum Newton “in action” :-)), maupun penonton yang awam. Pada abad ke 17 yang silam, ilmuwan Sir Isaac Newton berdalih: Tanpa gravitasi, obyek akan diam terus atau bergerak terus dengan kecepatan yang konstan, kecuali kalau terkena gaya eksternal. Letnan Matt Kowalski (George Clooney) dapat bergerak ke sana ke mari karena dia mempunyai jetpack di punggungnya. Sedang medical engineer, Dr. Ryan Stone (Sandra Bullock), terpelanting gara-2 tertabrak sampah antariksa, dan dirinya meluncur terus, terus, dan terus ..., dan hanya berhenti ketika Kowalski dengan jetpack-nya berhasil menangkapnya. Tetapi ketika semua bahan bakar akhirnya habis, keduanya mesti bergantung (untuk Kowalski, “menyerah”) ke Hukum Newton lagi. Satu-2nya gaya eksternal yang ada adalah gravitasi! Bagaimana Dr. Ryan Stone menggunakan gravitasi untuk membawa pulang dirinya ke planet bumi? Saking tegangnya, kita lupa bahwa kita melihat hanya satu aktor saja di separuh film ini (sedemikian kuatnya kharisma Bullock).

Dengan jumlah nominasi Film Terbaik yang mencapai 9-10 film, Gravity besar kemungkinan akan meramaikan nominasi Film Terbaik. Demikian juga dengan nominasi Sutradara Terbaik (anggota Academy Awards menyukai first-timer) dan nominasi Aktres Terbaik (ever increasing popularity of Sandra Bullock :-)). Tetapi pada saat voting betulan, Gravity besar kemungkinan tidak akan memenangkan tiga kategori utama tersebut, tetapi lebih besar kemungkinan memenangkan kategori-2 technical.

Bravo Gravity, bravo gravitasi, bravo Newton ...

Kapan lagi menyaksikan Hukum Newton “in action” dengan aktres secakep Sandra Bullock sebagai heroine?! :-)


Prediksi Nominasi Oscar 2014:
  • Film Terbaik
  • Sutradara Terbaik (Alfonso Cuarón)
  • Aktres Terbaik (Sandra Bullock)
  • Desain Produksi Terbaik
  • Kategori-2 technical yang lainnya (menyusul).




 Gravity dapat anda temukan di eBay.com

Friday, 8 November 2013

The Deer Hunter, Apocalypse Now, Platoon, Full Metal Jacket

Quadruple Vietnam Wars!


Empat film berikut ini selain terbaik di genre-nya juga mewakili hampir semua dampak negatif yang timbul akibat peperangan. Impact-nya semakin membekas kalau film-2 ini kita sandingkan dan kita kontraskan dengan apa yang ada dalam Konvensi Jenewa (konvensi yang mengatur perang). Membuat kita sadar betapa ironisnya, betapa mustahil dan sia-2nya, usaha untuk mendefinisikan aturan perang tersebut. Perang pada dasarnya terjadi karena segala upaya yang beraturan tidak berhasil menyelesaikan konflik -- kok sekarang malah perangnya sendiri yang ingin dibuat beraturan, mana mungkin?! :-)

Satirically, empat film perang berikut ini dengan sangat mengena menyampaikan pesan anti-perangnya.

1) The Deer Hunter (1978)

Film arahan sutradara tak ternama, Michael Cimino, ini tidak tergesa-2 masuk ke dalam scene action, tetapi lebih menitikberatkan pada bagaimana perang secara total mengubah (baca, merusak/menghancurkan) kehidupan empat sekawan: Mike (Robert De Niro), Nick (Christopher Walken), Steven (John Savage), dan Stan (John Cazale), yang tinggal di sebuah kota kecil di selatan kota Pittsburgh, AS. Hampir separuh film bersetting di kota tempat tinggal mereka -- menceritakan kehidupan rutin dan kegiatan sehari-2 mereka sebagai pekerja pabrik baja: pulang kerja, pergi ke pub/bar untuk minum, melepas lelah, dan  bersosialisasi, menghadiri pesta perkawinan kerabat, dan pergi berburu rusa; penulis script memberi banyak waktu untuk menampilkan masing-2 karakter, kekuatan dan kelemahannya.

Setengah jalan, film tiba-2 berubah arah, meloncat masuk ke dalam scene action -- perang di belantara Vietnam, menimbulkan kontras yang drastis, kesan yang mengena betapa “misplaced” (salah tempat)-nya empat sekawan dari kota yang tenang dan damai di AS tersebut di belantara Vietnam yang “anything but” -- bahaya mengancam di mana-2 dan kematian mengintai di segala waktu. Dari empat sekawan tersebut, ada yang survive, ada yang tewas, ada yang kuat mental, ada yang trauma, ... atau apapun di antaranya.

Arahan Cimino dengan efek slow-burning ini meninggalkan kesan yang mendalam di akhir film. Film ini memenangkan Oscar untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Aktor Pendukung Terbaik (Walken -- siapa yang tidak ingat scene Russian roulette Walken?!); dan menerima nominasi Oscar untuk Aktor Terbaik (De Niro), Aktres Pendukung Terbaik (Meryl Streep -- film pertama Streep dengan peran penting), dan Script Original Terbaik.

2) Apocalypse Now (1979)

Jangan mengira hanya prajurit wajib militer saja yang bisa “edan” gara-2 perang (seperti dalam The Deer Hunter), prajurit profesional-pun tidak luput dari dampak negatif tersebut. Film arahan Francis Ford Coppola ini adalah film anti-perang yang dengan berani menampilkan horor perang: perang menciptakan “monster”!

Kolonel baret hijau, Walter Kurtz (Marlon Brando), adalah prajurit teladan yang memperoleh banyak penghargaan atas prestasinya di perang Vietnam. Suatu saat dia menghilang/desersi (melepaskan diri dari komando atasannya) dan melaksanakan misinya sendiri, bersama prajurit-2 yang lain yang juga desersi, membasmi Viet Cong (dan sekaligus yang lainnya!). Komando atasannya memutuskan bahwa Kurtz sudah menjadi gila dan harus dihentikan. Kapten Benjamin Willard (Martin Sheen), belum sembuh dari trauma perangnya, ditunjuk untuk melacak Kurtz dan membasminya. Pesan komando atasannya jelas dan gamblang: “Terminate with extreme prejudice!

Horor perang yang ditampilkan dalam film ini, yang pada saat pertama kali dikeluarkan terkesan fiktif, dengan berjalannya waktu ternyata sama sekali tidak fiktif -- faktanya, AS sampai sekarang masih sibuk melacak dan membasmi “monster”-2 perang yang notabene hasil ciptaannya sendiri. Pesan moral dengan universal truth ini dengan meyakinkan memasukkan Apocalypse Now dalam jajaran klasik.

Mungkin karena setahun sebelumnya Academy Awards sudah menghadiahkan Film Terbaik ke film dengan tema yang sama, film ini hanya berhasil menerima nominasi Oscar untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Script Adaptasi Terbaik.

3) Platoon (1986)

Orang-2 muda yang naif, yang belum pernah pergi (atau mengalami) perang, sering mempunyai imajinasi patriotisme yang muluk tentang perang -- mungkin seraya membayangkan pepatah masyhur: “Ask not what your country can do for you; ask what you can do for your country.” Inilah imajinasi keliru mahasiswa drop-out, Chris Taylor (Charlie Sheen, anaknya Martin Sheen), dalam film arahan Oliver Stone ini. Idealisme (baca, kenaifan) Chris segera menemui “batu”-nya di medan pertempuran di Vietnam -- apa yang dia lihat sama sekali tidak cocok dengan apa yang ada di dalam peraturan ... let alone Geneva Conventions. Sementara dia berjuang untuk survive, dia akhirnya menyadari bahwa dia menghadapi tidak hanya perang melawan Viet Cong, tetapi juga perang melawan rekan-2 prajurit sepeletonnya sendiri.

Sama seperti Coppola, Stone juga dengan berani menampilkan horor perang. Film ini memenangkan Oscar untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik; dan menerima nominasi Oscar untuk Aktor Pendukung Terbaik (Tom Berenger dan Willem Dafoe), dan Script Original Terbaik.

4) Full Metal Jacket (1987)

Kalau Coppola menampilkan “monster” perang, film arahan Stanley Kubrick ini menampilkan bagaimana “monster” perang tersebut diciptakan. Bagian pertama film ini betul-2 monumental: menampilkan bagaimana rekrut baru yang naif dan hijau, digojlok -- bastardised and to a certain extent ... brainwashed! (arahan Kubrick di sini betul-2 memukau), untuk dipersiapkan terjun ke medan pertempuran di Vietnam. Setelah bagian pertama yang berat -- bikin hati penonton miris dan jantung deg-2an, bagian kedua (scene action-nya) menjadi terasa ringan :-) Ternyata Kubrick tidak hanya mempersiapkan karakter-2 dalam film ini saja sebelum mereka terjun ke medan pertempuran, Kubrick juga mempersiapkan penonton sebelum kita melihat scene action-nya. Tidakkah ini adalah arahan yang pandai?!

Sama seperti film-2 Kubrick yang lain, anggota Academy Awards membutuhkan waktu yang lama untuk mengapresiasi karya Kubrick ini. Film ini menerima nominasi Oscar untuk Script Adaptasi Terbaik.

The Deer Hunter,  Apocalypse Now, Platoon, Full Metal Jacket dapat anda temukan di eBay.com