Tuesday 14 August 2012

Jane Eyre

Resensi Film: Jane Eyre (7.2.10)

Tahun Keluar: 2011
Negara Asal: UK, USA
Sutradara: Cary Fukunaga
Cast: Mia Wasikowska, Michael Fassbender, Jamie Bell, Judi Dench

Plot: Setelah menjalani kehidupan pahit di sebuah asrama yatim piatu, Jane Eyre bekerja sebagai pengasuh anak di sebuah puri bangsawan yang ternyata menyimpan sebuah misteri (IMDb).

Entah sudah berapa kali novel klasik dengan judul yang sama karya Charlotte Brontë ini diadaptasi ke dalam gambar bergerak -- paling tidak 20 kali (!), separoh ke dalam layar kecil televisi dan separoh yang lain ke dalam layar lebar sinema. Banyaknya usaha mengadaptasi novel klasik ini menunjukkan betapa karya Charlotte Brontë ini dicintai oleh para pembaca, bahkan oleh mereka dari generasi penerus yang datang ke dunia ini belakangan. Selain itu, juga menunjukkan betapa ceritanya mengandung banyak tema (agama, moralitas, gender, kelas sosial, cinta, atonement dan forgiveness, dan feminisme), sehingga ada banyak kesempatan bagi sutradara atau penulis script untuk mengeksplorasi cerita tersebut. Adalah usaha yang mustahil merangkum semua tema yang ada ke dalam film yang hanya berdurasi dua jam saja -- sejauh ini usaha yang paling berhasil adalah adaptasi dari BBC (British Broadcasting Corporation) ke dalam miniseri televisi yang berdurasi empat bagian (2006), total sekitar 200 menit.

Dibandingkan dengan Jane Eyre keluaran tahun 1943 yang dibintangi oleh Orson Welles dan Joan Fontaine, film arahan Cary Fukunaga ini kehilangan beberapa aspek utama dari cerita yang ada:

1) Penggunaan natural light (sinar matahari), lensa berfokus lembut, dan sinematografi bernuansa pastel menghilangkan atmosfir gothic yang menyeramkan; akibatnya, menghilangkan efek misterius dalam ceritanya -- padahal misteri adalah salah satu aspek utama dalam cerita ini.

2) Dua pemeran utamanya, Mia Wasikowska yang memerankan Jane Eyre dan Michael Fassbender yang memerankan Edward Rochester, tidak mempunya "chemistry" yang pas. Wasikowska cenderung mengenakan ekspresi wajah yang sama di seluruh bagian untuk Jane Eyre yang sederhana dan pendiam tetapi menyimpan bara perjuangan dan cita-2 yang tinggi. Sedang Fassbender juga kurang berhasil menampilkan jangkauan ekspresi untuk Edward Rochester yang konon "byronic" -- angkuh, moody, sinis, tetapi sekaligus kesepian dan longing for love and affection.

3) Script-nya lebih terpaku pada situasi oppressive yang ada, akibatnya menghilangkan efek inspiratif dalam ceritanya -- padahal inspirasi adalah salah satu aspek inti dalam cerita ini. Bukankah instinct dasar manusia, tidak peduli seburuk apapun situasi yang ada, manusia selalu berusaha untuk mencari kebahagiaan?!

Selain itu, penulis tidak mengerti mengapa sampai perlu meng-cast Judi Dench, aktres dengan pengalaman akting yang seabreg, untuk peran kecil sebagai Mrs. Fairfax? Sayang sekali, dia terasa wasted (tidak berguna) dalam film ini.

All in all, film terbaru Jane Eyre ini bukanlah film yang buruk, tetapi jatuh rada jauh di bawah 10 bintang.

7.2/10

Jane Eyre dapat anda temukan di eBay.com

No comments: