Resensi Film: The Grapes of Wrath (9.0/10)
Tahun Keluar: 1940
Negara Asal: USA
Sutradara: John Ford
Cast: Henry Fonda, Jane Darwell, John Carradine
Plot: Pada jaman Great Depression*), setelah tergusur dari daerah pertaniannya, keluarga Joad terpaksa melanglang benua dari Oklahoma yang gersang**) ke "tanah terjanji" California yang hijau untuk mencari penghidupan yang layak (IMDb).
*) Great Depression: Resesi ekonomi global yang dimulai dengan peristiwa Black Tuesday, yaitu jatuhnya harga-2 saham di AS pada tanggal 29 Oktober 1929, dan berlangsung sampai setelah Perang Dunia ke 2 selesai. Periode resesi ini tercatat dalam sejarah sebagai resesi ekonomi paling parah, paling panjang, dan paling luas pada abad ke 20.
**) Pada dekade 1930-an terjadi fenomena alam, badai debu, yang menyapu bersih topsoil dari daerah-2 pertanian di Oklahoma, AS, meninggalkan tanah di lapisan bawahnya kering dan tandus.
Setelah bebas bersyarat dari penjara, Tom Joad (Henry Fonda) pulang ke rumahnya di daerah pertanian di Oklahoma. Di tengah jalan dia bertemu dengan seorang gelandangan yang bernama Jim Casy (John Carradine). Setelah berkenalan, Jim ternyata adalah pendeta yang dulu membaptis Tom, tetapi Jim sekarang telah kehilangan "panggilannya". Tom kemudian mengajak Jim pulang ke rumahnya. Sesampai di rumahnya, mereka menemukan rumahnya kosong dan semuanya telah ditinggalkan. Di sana mereka bertemu dengan tetangganya, Muley Graves (John Qualen), yang sedang bersembunyi dari kejaran polisi. Muley kemudian bercerita apa yang telah terjadi dengan keluarganya, dengan keluarga Joad, dan dengan keluarga-2 yang lain di daerah pertanian tersebut. Mengikuti petunjuk Muley, Tom akhirnya menemukan keluarganya di rumah pamannya. Keluarganya bahagia melihat Tom kembali dan menjelaskan bahwa mereka telah memutuskan untuk pergi ke California untuk mencari pekerjaan, karena daerah pertanian mereka telah diambil-alih oleh bank. Keesokan harinya, seluruh anggota keluarga Joad meninggalkan Oklahoma, bersama dengan Jim yang memutuskan pergi bersama mereka. Mereka menjejal semua barang essential mereka ke dalam sebuah sedan kecil yang telah diubah bentuknya menjadi "truk" untuk melakukan perjalanan panjang dari Oklahoma ke "tanah terjanji" California -- dan dimulailah cerita yang sesungguhnya ...
Adaptasi dari novel dengan judul yang sama, pemenang penghargaan sastra Pulitzer, karya John Steinbeck, The Grapes of Wrath dengan sangat inspiratif menunjukkan bagaimana kekuatan human spirit dapat bertahan dan mengalahkan deraan penderitaan dan kesengsaraan. Meskipun bersetting di Midwestern, AS, ketika jaman Great Depression, ceritanya mengandung pesan yang bersifat global/universal tentang humanity/kemanusiaan, sehingga penonton dapat dengan mudah mengapresiasi ceritanya dan bersimpati dengan karakter-2 yang ada. Ada banyak orang, tidak peduli ras atau kepercayaannya, dengan satu cara atau yang lainnya, pernah mengalami economic dislocation -- terpaksa menjadi migran/pindah tempat karena alasan ekonomi. Penggambaran yang grafik dari sutradara John Ford terhadap penderitaan dan perjuangan yang dialami keluarga Joad terasa riel dan memukul. Dalam perjalanan panjang yang menentukan masa depan mereka tersebut, keluarga Joad berhadapan dengan berbagai masalah yang mungkin terjadi, mulai dari anggota keluarga yang meninggal dunia karena usia tua sampai "truk" tidak-layak-kendara yang selalu mogok. Mereka bertemu dengan orang-2 yang mengaku telah sampai di California, tetapi tidak memperoleh pekerjaan, karena pekerjaan yang tersedia tidak sebanyak yang mereka bayangkan. Mereka juga mengalami perlakuan prejudice, diejek, dan diolok dengan julukan "Okies" ***) Setelah mereka sampai di California, ternyata "not all that glitters is gold" (sebuah pepatah, "tidak semua yang gemerlap adalah emas" ) ... dan penderitaan sama sekali tidak berkurang, malah bertambah (!) Mereka mesti berjuang untuk survive/mempertahankan hidup, bekerja untuk upah yang sama sekali tidak cukup untuk makan.
***) "Okies": Migran miskin/gelandangan dari Oklahoma.
Henry Fonda menerima nominasi Oscar-nya yang pertama untuk perannya sebagai Tom Joad, orang baik yang "terdampar" sebagai buronan gara-2 situasi. Fonda betul-2 menjiwai dalam perannya. Jane Darwell berhasil mencuri simpati penonton dan memenangkan Oscar untuk Aktres Pendukung Terbaik untuk perannya sebagai Ma Joad, tokoh matriarch/ibu yang menyampaikan dialog-2 penting dalam film ini. Darwell dengan sempurna menangkap esensi dari karakter yang dia mainkan. Anggota cast yang lainnya juga sangat baik dan meyakinkan dalam peran mereka masing-2. John Ford memperoleh Oscar-nya yang kedua untuk Sutradara Terbaik -- dan fim ini tentu saja adalah salah satu dari karya-2 terbaiknya.
Meskipun film ini menampilkan banyak penderitaan dan kesengsaraan, ceritanya uplifting, membangkitkan semangat, ditandai dengan compassion (simpati/pengertian) dan tenderness (kehangatan). Penulis secara personal begitu tergerak dan uplifted ketika Ma Joad berkata-2 berikut ini sebelum film berakhir:
Rich fellas come up an' they die,an' their kids ain't no good an' they die out.But we keep a' comin'. We're the people that live.They can't wipe us out; they can't lick us.We'll go on forever, Pa, 'cause we're the people!
Berasal dari AS yang kapitalis, adalah sesuatu yang luar biasa cerita bernuansa sosialis ini berhasil dipublikasikan dan diadaptasi ke film. Mengundang kontroversi ketika pertama kali dikeluarkan, The Grapes of Wrath berhasil bertahan dalam jajaran film-2 klasik. Pada tahun 1989, film ini terpilih sebagai salah satu dari 25 film pertama yang terpilih masuk dalam klasifikasi "culturally, historically, or aesthetically significant" dalam United States National Film Registry.
Kalau anda pernah merasakan penderitaan dan kesengsaraan sebagai migran, misalnya terpaksa pindah dari kota kecil tempat kelahiran anda yang tenang dan damai ke ibu kota yang hiruk-pikuk, memekakkan, dan bikin stress, sampai-2 anda mengumpat, "sekejam-2nya ibu tiri, masih lebih kejam ibu kota," maka ... this is it! This is the movie for you!
9.0/10
No comments:
Post a Comment