Friday, 24 August 2012

How Green Was My Valley

Resensi Film: How Green Was My Valley (8.5/10)

Tahun Keluar: 1941
Negara Asal: USA
Sutradara: John Ford
Cast: Walter Pidgeon, Maureen O'Hara, Anna Lee, Donald Crisp, Roddy McDowall

Plot: Perjalanan hidup keluarga Morgan pada akhir abad ke 19 ketika perubahan socio-economic menyapu bersih kota kecil tempat mereka tinggal di daerah pertambangan batubara di lembah Wales selatan (IMDb).

Cerita dimulai ketika Huw Morgan (Roddy McDowall) meninggalkan kota kelahirannya seraya mengenang kembali peristiwa-2 berkesan yang terjadi ketika dia tumbuh dan besar di kota tersebut. Flashback dimulai dengan pemandangan pertambangan batubara yang berkembang, lembah Wales selatan yang hijau, kota yang makmur, dan keluarga yang rukun dan bahagia. Tetapi kemudian masa-2 sulit datang ... ekonomi memburuk, pengangguran merebak, jumlah pencari kerja meningkat, dan perusahaan menurunkan gaji mereka. Komunitas mulai terfragmentasi (satu kelompok melawan kelompok yang lain) dan keluarga mulai terdisintegrasi (anak melawan orangtuanya). Lembah Wales selatan perlahan-2 berubah menjadi gelap dan kumuh. Di tengah kesulitan yang datang bertubi-2 ini keluarga Morgan berjuang mati-2an untuk mempertahankan keutuhan keluarga. Akhirnya, walaupun mereka kalah melawan perubahan socio-economic yang terjadi, mereka tidak pernah kehilangan harga diri mereka. Setelah semua orang yang Huw kenal meninggal dunia atau meninggalkan kota tersebut, dia kemudian memutuskan untuk meninggalkan kota kelahirannya juga. Kenangan Huw tersebut juga meliputi kisah asmara antara saudara perempuannya, Angharad (Maureen O'Hara), dan pendeta berkharisma, Mr. Gruffydd (Walter Pidgeon).

Walaupun tidak seefektif karya sebelumnya, The Grapes of Wrath (1940), adaptasi John Ford dari novel dengan judul yang sama karya Richard Llewellyn ini adalah potret budaya dan sejarah yang sangat baik tentang bagaimana efek dari kesulitan ekonomi yang parah dapat secara penuh merubah struktur komunitas dan keluarga pada akhir abad ke 19. Menonton film ini membuat penulis teringat masa kecil diri sendiri -- kakek, nenek, ayah, ibu, saudara-2, semuanya tinggal di bawah satu atap; sama sekali tidak kaya, tetapi makanan selalu tersedia secara cukup ... rukun dan damai. Tetapi kemudian masa-2 sulit datang: komunitas mulai terfragmentasi -- jurang antara yang kaya dan yang miskin mulai meruak, dan keluarga mulai terdisintegrasi -- yang tua meninggal dunia dan yang muda meninggalkan kota kelahirannya untuk mencari penghidupan yang lebih baik di tempat asing. Sekarang, tidak ada lagi sanak keluarga yang tersisa di kota tersebut, semuanya terpencar di empat penjuru dunia. Menyaksikan Huw mengenang kembali masa kecilnya membuat mata penulis berkaca-2 ... oh, betapa miripnya perjalanan hidup keluarga Morgan ini dengan perjalanan hidup keluarga penulis -- pada tingkat pribadi, film ini betul-2 mengena.

How Green Was My Valley secara mengejutkan memenangkan Oscar untuk Film Terbaik, mengalahkan film-2 favorit yang lain pada saat itu, a.l. The Maltese Falcon (1941), Sergeant York (1941), Suspicion (1941), dan film yang sudah bertahan dalam daftar majalah Sight & Sound sebagai Number 1 Greatest Film of All Time selama 50 tahun, Citizen Kane (1941) !!! John Ford memperoleh Oscar-nya yang ketiga untuk Sutradara Terbaik -- dan fim ini tentu saja adalah salah satu dari karya-2 terbaiknya. Pada tahun 1990, film ini terpilih masuk dalam klasifikasi "culturally, historically, or aesthetically significant" dalam United States National Film Registry.

* 8.5/10

How Green Was My Valley dapat anda temukan di eBay.com

No comments: