Resensi Film: Planes, Trains and Automobiles (7.8/10)
Tahun Keluar: 1987
Negara Asal: USA
Sutradara: John Hughes
Cast: Steve Martin, John Candy
Plot: Seorang businessman harus melalui berbagai halangan dan rintangan untuk pulang kampung untuk merayakan Thanksgiving (IMDb).
Di setiap negara, dalam setiap budaya, selalu ada hari perayaan dimana penduduknya mudik atau pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarganya. Sebagai contoh, di Australia hari tersebut adalah ketika Natal, di China ketika Tahun Baru Imlek, di AS ketika Thanksgiving, dan di Indonesia tentu saja ketika Idul Fitri. Tuntutan tradisi untuk pulang kampung -- no matter what ... tidak peduli apapun halangan dan rintangannya, membuat perjalanan tahunan ini sering menjadi peristiwa yang dramatis! Shopping-centre penuh, parkiran penuh, jalanan macet, terminal bis penuh, stasiun kereta api penuh, bandara juga penuh -- orang berebutan mendapatkan sarana transportasi untuk mencapai tempat tujuannya (omong kasarnya, kalau sampai gak dapet, ya gandolan truk ... :-)).
Dari penulis/pencipta film-2 drama komedi yang hangat dan menyentuh hati, beberapa di antaranya adalah Home Alone (1990), Beethoven (1992), dan 101 Dalmatians (1996), Planes, Trains and Automobiles menyajikan cerita tentang seorang businessman yang terpaksa sharing perjalanan dengan seorang salesman shower curtain ring*) untuk pulang kampung, dari New York ke Chicago, untuk merayakan Thanksgiving. Bisa ditebak, Steve Martin adalah businessman, Neal Page, dan si gendut John Candy adalah salesman, Del Griffith. Penulis, sekaligus sutradara, John Hughes tidak berlama-2 men-set irama film ini; segera setelah open credit selesai, penonton menyaksikan Neal mengalami serentetan "nasib buruk" -- rapatnya diundur, taxinya diserobot orang, pesawatnya ditunda, tiket kelas bisnisnya diturunkan menjadi kelas ekonomi -- kita langsung mempunyai firasat bahwa perjalanan businessman yang uptight dan fastidious ini (cepat stress karena maunya serba tepat dan persis) bakalan hazardous -- difficult, uncertain, unpredictable, insecure, hairy, unsafe, precarious (!) ... :-) Dan kehadiran Del yang rileks dan ceroboh (180 derajat kebalikan dari dirinya) dalam setiap langkahnya semakin memastikan bahwa situasi hazardous tersebut memang bakalan terjadi :-) Apa saja halangan dan rintangan yang mereka hadapi, anda harus menyaksikannya sendiri.
*) Shower curtain ring = gantungan untuk korden shower
Salah satu kualitas dari karya-2 John Hughes yang penulis senangi adalah karakter-2nya selalu mempunyai ciri kemanusiaan yang global/universal. Script-nya, walaupun dari luar nampak sebagai komedi yang ringan, isinya ternyata mengandung tema yang penting, yaitu perhatian terhadap dilemma kemanusiaan yang global/universal dan script-nya berusaha membantu menyelesaikannya. Dalam film ini, dalam waktu dua hari dua malam, Neal Page betul-2 diuji kesabarannya, dan walaupun kehadiran Del Griffith mula-2 nampak sebagai annoyance atau orang yang mengganggu, menuju akhir perjalanan dia (dan penonton!) akhirnya menyadari dinamika dari relationship mereka -- mereka mempunyai banyak hal yang cocok daripada yang mereka sadari.
Tiga scene favorit penulis adalah: 1) ketika mereka terpaksa nginap di motel murahan dan sharing tempat tidur, 2) ketika Steve Martin meluncurkan umpatan dan sumpah-serapah di counter persewaan mobil, dan 3) ketika mereka mengendarai mobil di jalur yang salah di freeway :-) Planes, Trains and Automobiles adalah drama komedi dengan hati yang besar -- setelah semua tawa selesai, filmnya meninggalkan kesan yang menyejukkan hati ... sementara group band "Blue Room" melantunkan lirik lagunya yang melankolis:
Ev'ry time you go away, you take a piece of me with you ...
Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
Selamat lebaran.
Selamat mudik ... hati-2 di jalan, selamat sampai tujuan!
* 7.8/10
No comments:
Post a Comment