Resensi Film: A Separation (Jodaeiye Nader az Simin, "The Separation of Nader from Simin") (9.0/10)
Tahun Keluar: 2011
Negara Asal: Iran
Sutradara: Asghar Farhadi
Cast: Peyman Moadi, Leila Hatami, Sareh Bayat, Shahab Hosseini, Sarina Farhadi
Plot: Sepasang suami-istri dihadapkan pada pilihan yang sulit antara pindah ke negara lain demi masa depan anaknya atau tetap tinggal di Iran untuk merawat orangtuanya yang menderita Alzheimer atau penyakit pikun (IMDb).
Wow, this is it!
Inilah film pemenang Best Foreign Language Film dalam Oscar tahun 2012 yang baru lalu.
Pertama, tidak seperti kategori Best Picture (Film Terbaik) yang sering dipenuhi oleh "politik" dari Academy Awards, misalnya: filmnya harus sesuai dengan "tema" pada tahunnya, filmnya harus mempunyai appeal/daya tarik untuk penonton mainstream, atau yang lainnya, kategori Best Foreign Language Film -- karena bebas dari "politik" seperti itu (at least, until now) -- hasilnya justru lebih obyektif (!) Walaupun kategori Best Picture mempunyai prestige lebih tinggi, sejak satu dasawarsa terakhir ini kategori Best Foreign Language Film menerima perhatian dan sambutan yang sangat hangat terutama dari para penggemar serius film.
Kedua, di tengah banjir teknologi perfilman yang membuat penonton sering lupa terhadap apa sesungguhnya "backbone"/"tulang-punggung" dari sebuah film, adalah angin yang menyegarkan menemukan film yang berhasil dengan spot-on/mengena menunjukkan bahwa film yang bagus tidak harus menggunakan teknologi yang mahal, tetapi cukup dengan akting yang baik, script yang baik, dan arahan yang baik. Penulis sama sekali tidak anti terhadap penggunaan teknologi dalam perfilman, tetapi "backbone" dari sebuah film tetap saja akting, script, dan arahan -- The Big Three: good actor/actress, good script, good director ... always! Film dari Asghar Farhadi ini adalah film dengan The Big Three!
Nader (Peyman Moadi) dan Simin (Leila Hatami) bertengkar karena Simin telah mengambil keputusan untuk pindah ke negara lain demi masa depan anak perempuannya, Termeh (Sarina Farhadi), sedang Nader tidak dapat meninggalkan Iran karena dia mesti merawat ayahnya yang jompo yang menderita Alzheimer atau penyakit pikun. Pengajuan cerai mereka ditolak oleh pengadilan, karena alasannya dinilai tidak kuat. Nevertheless, Simin memutuskan pisah ranjang dan kembali ke rumah orangtuanya. Termeh yang berusia 11 tahun memilih tinggal bersama ayahnya. Sebelum pergi, Simin memanggil pembantu rumah tangga, Razieh (Sareh Bayat), seorang ibu yang relijius, untuk membantu rumah tangga suami dan anaknya. Masalah baru timbul ketika Razieh kewalahan menangani urusan rumah tangga Nader, terutama merawat ayahnya yang menderita Alzheimer. Masalah berubah menjadi pelik ketika Nader dengan emosi yang tinggi memecat Razieh gara-2 pada suatu hari dia pulang ke rumah dan menemukan Razieh tidak ada di rumah dan ayahnya terjatuh pingsan dari tempat tidurnya sambil salah satu tangannya terikat di tempat tidur. Okay, penulis harus/sengaja berhenti di sini, karena cerita selanjutnya harus anda saksikan sendiri :-)
Walaupun secara sepintas ceritanya terkesan umum, isinya ternyata kompleks secara sosial, psikologi, dan moralitas. Script-nya, menerima nominasi Best Original Script dalam Oscar 2012, tidak hanya berhasil membedah isyu-2 kompleks dalam masyarakat Iran saat ini tentang kedudukan pria dan wanita, anak-2 dan orangtua, keadilan dan agama, tetapi juga berhasil mengangkat pertanyaan-2 kompleks yang bersifat global/universal tentang tanggung-jawab, kejujuran, dan betapa tipisnya batas antara harga diri/pegang prinsip dan egois -- tidak mengherankan anggota Academy Awards dapat dengan cepat dan mudah mengapresiasi film berbahasa Persia ini. Arahan dari Asghar Farhadi dengan penempatan kamera di tempat-2 yang sesuai dengan alur ceritanya, misalnya: mengikuti gerakan Nader ketika dia sedang panik, mengambil scene dari kaca spion ketika Nader memperhatikan anaknya berdebat dengan seorang pelayan pompa bensin, atau extreme close-up pada wajah Nader ketika anaknya meng-konfrontasi mengapa dia berbohong, sinematografi dari Mahmoud Kalari yang intim dan personal, dan akting dari kelima pemeran utamanya yang natural/realistis berhasil memberikan kedalaman terhadap karakterisasi mereka. Meskipun film ini mempunyai durasi 123 menit, penyuntingan yang efektif berhasil menjaga tempo yang tinggi dari awal sampai akhir. Nuansa natural/realistis film ini diperkuat dengan storytelling (gaya bercerita) yang tidak mengenal awal dan akhir, maksudnya awal film bukanlah awal cerita (karena ceritanya sudah dimulai sebelum film dimulai) dan akhir film bukanlah akhir cerita (karena ceritanya berlanjut terus setelah film diakhiri) -- seperti realita dalam kehidupan; selama waktu berjalan terus, kehidupan berjalan terus.
All in all, A Separation adalah film yang akan membekas dalam hati dan pikiran anda.
9.0/10
No comments:
Post a Comment