Kalau penyanyi tampil sebagai aktor jumlahnya lumayan banyak, sebaliknya sama sekali tidak banyak. Dari jumlah yang tidak banyak tersebut, sebagian besar tampil dengan resiko diketawain -- seperti dalam “The X Factor” -- misalnya, Jim Carrey dalam the Cable Guy (1996) atau Gwyneth Paltrow dalam Duets (2000), bikin penonton feel embarrassed melihatnya :-), dan hanya sebagian kecil tampil serius. Dari sebagian kecil yang tampil serius ini, mereka jatuh dalam dua kategori, yaitu: pertama, mereka yang suaranya di-dubbing, artinya mereka hanya akting menyanyi saja, a.l. Deborah Kerr dalam The King and I (1956), Audrey Hepburn dalam My Fair Lady (1964), atau Jamie Foxx dalam Ray (2004); kedua, mereka yang betulan menyanyi. Penulis kali ini memilih empat aktor yang tampil serius menyanyi dan memang betulan menyanyi. Dengan demikian, semua aktor yang asal-usulnya dari theatre musicals tidak penulis tampilkan, misalnya Gene Kelly atau Judy Garland dan anak perempuannya, Liza Minnelli.
1) Grease (1978)
John Travolta.
Adaptasi dari theatre musical dengan judul yang sama, walaupun ceritanya tipis (setipis romantika SMA :-)) dan tidak memenangkan satupun piala Oscar, Grease berada di posisi aman dalam daftar film klasik. Ada tiga faktor yang membuat Grease tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujan: Pertama, chemistry antara John Travolta dan Olivia Newton-John terbukti everlasting, eternal, forever. Ditonton pada jamannya, sekarang, atau masa yang akan datang, oleh generasi yang lahir pada jamannya, sekarang, atau masa yang akan datang, chemistry di antara mereka tetap fully-charged! Dalam kenyataan, walaupun mereka terpisah 15000 km antara Amerika dan Australia, setiap kali Travolta datang ke Australia, pertemuan mereka selalu membangkitkan kembali popularitas Grease. Demikian juga sebaliknya. Mereka betul-2 pasangan on-screen yang sempurna -- till death they do part. Kedua, lagu-2nya juga terbukti forever. Didengarkan pada jamannya, sekarang, atau masa yang akan datang, oleh generasi yang lahir pada jamannya, sekarang, atau masa yang akan datang, lagu-2nya tetap terdengar in, fashionable. Ketiga, ada sesuatu yang “ndak bener” dengan Rydell High School; apa ya??? ... oh, para muridnya semuanya sudah ketuaan :-) -- Danny (John Travolta) berusia 24 tahun, Sandy (Olivia Newton-John) 30 tahun, Betty (Stockard Channing) 34 tahun, dan Kenickie (Jeff Conaway) 28 tahun. No wonder they were so good! Mana mungkin anak SMA betulan bisa sebagus itu? :-) Hahaha. Walaupun bersetting romantika SMA, Grease sesungguhnya adalah film nostalgia (atau imajinasi/mimpi yang ndak kesampean) penonton dewasa tentang masa lalu mereka di SMA.
Forever ... klasik.
2) Walk the Line (2005)
Joaquin Phoenix.
Reese Witherspoon.
Sayang sekali biopic penyanyi country Johnny Cash ini tidak menerima lebih banyak nominasi/piala dalam Oscar 2006. Penampilan Reese Witherspoon sebagai istri Cash, June Carter, betul-2 meruntuhkan typecast-nya sebagai Elle Woods dalam Legally Blonde (2001). Sejak penampilannya dalam film ini, Witherspoon bukan lagi aktres manis yang berambut pirang, tetapi aktres! Titik. A really good one. Dan yang lebih mengejutkan lagi, dia tidak hanya akting, tetapi menyanyi juga, dan tidak di-dubbing. Piala Oscar Aktres Terbaik yang sangat pantas untuk Witherspoon. Sayangnya, Joaquin Phoenix tidak mengalami nasib yang sama seperti rekannya ini. Saatnya sesungguhnya tepat untuk Phoenix untuk memenangkan Oscar Aktor Terbaik untuk perannya sebagai Johnny Cash ini -- menarik simpati dan dicintai banyak orang. Juga siapa yang nyangka Phoenix menyanyi betulan, lagu-2 legendaris Johnny Cash, sama sekali tidak di-dubbing. Keduanya tampil menyakinkan dan menghanyutkan.
3) Les Misérables (2012)
Anne Hathaway.
Setelah membaca bukunya, adaptasi dari theatre musical dengan judul yang sama ini ternyata lumayan patuh dengan bukunya. Bravo. Menonton pertama kali di gedung bioskop (tidak pernah nonton musical-nya), penulis kurang bisa mengapresiasi musiknya. Menonton kedua kalinya di DVD, dengan subtitle sengaja di-“on”-kan (agar dapat dengan lebih baik menangkap lirik dalam lagu-2nya), penulis terkejut -- bagaikan terjaga dari tidur lelap selama ini -- betapa indah dan betapa cocoknya lirik dalam lagu-2 tersebut menceritakan isi bukunya. Dan bukan pertama kali ini penulis keliru mengapresiasi gara-2 “tidur lelap”.
Yes, they are beautiful.
Selain Hugh Jackman dan sebagian cast yang berasal dari theatre musicals, cast Hollywood yang lain, termasuk Russell Crowe (!), dengan berani dan meyakinkan menyanyi betulan. Dan tidak hanya itu, menyanyinya tidak dilakukan di dalam studio kemudian ditambahkan ke dalam track film, tetapi direkam live bersamaan dengan shooting adegannya. Ini betul-2 menarik, karena menciptakan efek realism yang tajam. Di tengah pasukan theatre musicals yang berpengalaman, Anne Hathaway berhasil mencuri perhatian penonton, dan para film critic, dengan penampilannya sebagai Fantine dan lagunya “I Dreamed a Dream” yang heart-rending.