Wednesday, 31 August 2011

Planet of the Apes

Resensi Film: Planet of the Apes (****/4)

Tahun Keluar: 1968
Negara Asal: USA
Sutradara: Franklin J. Schaffner
Cast: Charlton Heston, Roddy McDowall, Kim Hunter, Maurice Evans

Plot: Sekelompok astronaut mendarat di sebuah planet dimana kera adalah spesies superior dan manusia adalah spesies inferior (IMDb).

Generasi muda saat ini mungkin lebih sering melihat parodi (olok-2) dari film ini daripada film ini sendiri. Tidak mengherankan, terjadi banyak salah kaprah tentang film ini. Berdasarkan novel dengan judul yang sama karya Pierre Boulle, Planet of the Apes bukan sekedar film science-fiction, tetapi film satire dengan setting science-fiction. Ceritanya tidak hanya intellectual, tetapi juga philosophical -- bukan sekedar cerita tentang kera mengambil-alih dominasi manusia, tetapi tentang manusia menghancurkan peradabannya sendiri. Ada banyak underlying isyu (isyu-2 yang tidak nampak secara gamblang) yang dibahas dalam film ini, antara lain: hak-2 binatang (dalam film ini "binatang"-nya adalah manusia), struktur kelas dalam masyarakat, peran agama, posisi agama dalam politik, dan sedikit banyak teori evolusi vs. teori kreasi. Bukan isyu-2 yang mudah untuk dibahas seandainya para pemeran utamanya adalah manusia; tetapi dengan berdiri sebagai "binatang" dan melihat para kera bertingkah-laku seperti manusia, kita dapat dengan mudah melihat dimana kesalahan manusia. Di sinilah kehebatan film ini. Didukung dengan script yang rapi dan ketat, dibumbui dengan dialog-2 yang tajam -- sebagian besar diucapkan oleh Charles Heston, film ini bagaikan shock therapy yang membangunkan kita dari ketidaksadaran kita terhadap sikap dan tingkah-laku buruk kita terhadap sesama dan lingkungan. Didukung pula dengan musik dari Jerry Goldsmith yang menusuk dan menghantui, Franklin J. Schaffner mengarahkan film ini dengan sangat efektif -- bagaikan obat mujarab yang meninggalkan efek yang cespleng dan mendalam. Pada tahun 2001, Planet of the Apes terpilih masuk dalam United States National Film Registry sebagai film yang "culturally, historically, or aesthetically significant."

Cerita (****)
Screenplay (****)
Karakter (****)
Dialog (****)
Akting (***1/2)

Keseluruhan: ****/4

Planet of the Apes dapat anda temukan di eBay.com

Tuesday, 30 August 2011

Saboteur

Resensi Film: Saboteur (***/4)

Tahun Keluar: 1942
Negara Asal: USA
Sutradara: Alfred Hitchcock
Cast: Priscilla Lane, Robert Cummings, Otto Kruger, Norman Lloyd

Plot: Didakwa melakukan sabotase di tempat kerjanya, Barry Kane melarikan diri dan menjadi buronan (IMDb).

Setelah menyelesaikan tiga film di luar Davd O. Selznick, Alfred Hitchcock menyusun ide cerita untuk bossnya -- berdasarkan film sebelumnya di Inggris, The 39 Steps (1935), tetapi sekarang bersetting di Amerika, berjudul Saboteur. Setelah scriptnya selesai, Selznick ternyata menjual script tersebut ke produser lain, Frank Lloyd; menimbulkan ketegangan di antara keduanya (Hitchcock merasa Selznick meragukan kemampuannya). Di bawah produser Lloyd, film ini menghadapi anggaran yang ketat, yang menjelaskan mengapa anggota cast-nya tidak ternama -- Hitchcock mula-2 menginginkan Gary Cooper dan Barbara Stanwyck, tetapi akhrnya hanya mendapatkan Robert Cummings dan Priscilla Lane (film mereka yang dijadwalkan sebelumnya dibatalkan, karena itu mereka dimasukkan ke proyek ini). Tetapi Lloyd sempat memanggil penulis ternama, Dorothy Parker, untuk menambah dialog-2 penting ke dalam script yang ada. Sama seperti Foreign Correspondent (1940), Saboteur adalah film propaganda perang -- dibuat ketika Perang Dunia ke 2 sedang berkecamuk dan masyarakat AS sedang berdebat tentang keterlibatan mereka dalam perang tersebut.

Saboteur dimulai dengan Barry Kane (Robert Cummings) dan temannya berjalan keluar dari tempat kerja mereka menuju tempat istirahat untuk makan malam. Tanpa disengaja, temannya menabrak pekerja lain yang tidak mereka kenal, Frank Fry (Norman Llyod). Beberapa saat kemudian, kebakaran pecah di tempat kerja mereka. Kane, temannya, dan pekerja-2 yang lain cepat-2 lari menuju tempat tersebut untuk memadamkan api. Fry memberi Kane alat pemadam kebakaran, yang kemudian dia berikan ke temannya. Alat tersebut ternyata berisi bensin; kontan saja kebakaran menjadi semakin parah dan temannya tewas terlalap api. Ketika diinterogasi oleh polisi, Kane mengatakan bahwa Fry-lah yang memberinya alat tersebut; tetapi di tempat tersebut ternyata tidak ada pekerja yang bernama Fry. Kane menjadi terdakwa; dia kemudian melarikan diri dan menjadi buronan.

Dalam pelariannya, Kane mengikuti jejak Fry ke sebuah peternakan di luar kota -- pemilik peternakan tersebut ternyata adalah anggota dari kelompok yang melakukan sabotase. Melarikan diri dari kejaran kelompok tersebut dan polisi, Kane bersembunyi di sebuah rumah kecil yang dihuni oleh pria tua yang buta. Mengetahui dia sedang dalam kesulitan, pria tua itu menyambutnya dengan ramah. Percaya bahwa dia tidak bersalah, pria tua itu kemudian meminta keponakannya, Patricia Martin (Priscilla Lane), untuk mengantarkan dia ke temannya, seorang pandai besi, untuk melepas borgol di pergelangan tangannya.

Robert Cummings & Priscilla Lane
Setelah melalui persitegangan, Kane dan Martin akhirnya sepakat mengikuti jejak Fry selanjutnya ke sebuah kota kecil bernama Soda City. Di sana, mereka menemukan informasi tentang kelompok tersebut. Sebelum sempat meninggalkan tempat tersebut, mereka kepergok dua anggota yang lain dari kelompok tersebut. Kane tertangkap, tetapi kemudian berhasil meyakinkan penangkapnya bahwa dia juga anggota dari kelompok tersebut. Martin berhasil menyelinap keluar dan melarikan diri. Kane kemudian pergi bersama kelompok tersebut ke New York City. Di sana, dia menemukan bahwa Martin telah tertangkap oleh kelompok tersebut, dan target sabotase berikutnya adalah sebuah kapal yang akan diluncurkan keesokan harinya. Kane berhasil meloloskan diri, tetapi tidak berhasil menyelamatkan kapal tersebut (dia tertangkap lagi oleh kelompok tersebut). Sementara itu, Martin berhasil meloloskan diri dari gedung dimana dia disekap dan menghubungi polisi. Ketika kelompok tersebut membawa Kane ke tempat persembunyiannya, polisi telah menunggu mereka. Fry melarikan diri ke patung Liberty; Kane dan Martin mengejarnya terus sampai ke atas monumen. Setelah konfrontasi dengan Kane, Fry akhirnya terjatuh dari atas monumen.

Hitchcock pernah berkata:
Menurut saya, scriptnya kurang disiplin. Ketika script disusun, saya tidak melakukan pendekatan yang rapi dan tajam. Ada begitu banyak ide, dan ide-2 tersebut tidak diatur dengan baik, tidak dipilih dengan selektif. Sebelum shooting dimulai, saya merasa seluruh script perlu dirapikan dan ditajamkan.
Kekurang-disiplinan tersebut tercermin dalam setting yang beraneka-ragam yang memusingkan, anggota cast pendukung yang muncul sebentar dan kemudian menghilang selamanya -- membuat suspense tidak tersusun dengan baik, dan narasi yang kurang koheren. Plot utamanya juga terasa lemah; misi tokoh utamanya berubah dari personal (membersihkan nama) menjadi patriotik (menghentikan kelompok sabotase), dan alasan kelompok sabotase mengapa mereka berpihak pada musuh juga tidak jelas. Dialog-2 sumbangan dari Dorothy Parker betul-2 standout (berkualitas sastra), misalnya scene Kane bertemu dengan pria tua yang buta dan scene Kane dan Martin bertemu dengan rombongan sirkus yang eksentrik -- saking bagusnya, tulisan Parker tersebut terasa out of place dengan dialog-2 yang lain. Sedang dialog-2 yang lain terasa dated -- cocok untuk jamannya, tetapi terasa cliché untuk jaman sekarang.

Walaupun dibumbui dengan kelemahan-2 tersebut, Saboteur memiliki anggota cast yang mumpuni, khususnya cast pendukung yang sebagian penampilannya walaupun sebentar tetapi memorable, yaitu Norman Lloyd sebagai Fry, Murray Alper sebagai sopir truk yang talkative, Otto Kruger sebagai Tobin, Vaughan Glaser sebagai pria buta yang bijaksana, Alan Baxter sebagai Freeman, dan seluruh cast dari rombongan sirkus yang eksentrik. Art design dan cinematography-nya berhasil menciptakan ketegangan dan atmosfir claustrophobic yang menimbulkan nuansa ancaman dari awal sampai akhir. Saboteur juga memiliki banyak scene yang memorable, antara lain: kebakaran di pabrik pesawat terbang, Soda City, bom di dermaga kapal, dan scene terakhir yang paling mengesankan -- Fry terjatuh dari patung Liberty. Dieksekusi dengan sempurna, dengan menggunakan replika yang berukuran sama seperti ukuran sesungguhnya, scene ini memberi nilai otentik dan klimaks yang mengesankan. Saat itu, tantangan teknis yang besar ini diselesaikan dengan kecerdikan yang besar pula: kamera dimulai dengan close-up di dekat Fry, yang duduk di sadel berputar dengan latar belakang hitam (sehingga latar belakang eksterior dapat ditambahkan kemudian), kamera kemudian ditarik dengan cepat ke langit-2 studio, menciptakan ilusi Fry jatuh ke bawah. Teknik ini telah banyak digunakan dan sampai sekarang masih terus digunakan.

Dalam film ini Hitchcock menyampaikan tema favoritnya tentang orang tidak bersalah yang menjadi terdakwa dan bagaimana kejahatan dengan begitu mudah bersembunyi di balik topeng kehormatan. Bagi penggemar Hitchcock, Saboteur adalah prelude untuk film thriller espionase Hitchcock yang lain, yang lebih superior, yang dia ciptakan 17 tahun kemudian, yaitu North by Northwest (1959).

Cerita (***)
Screenplay (**1/2)
Karakter (***)
Akting (***)

Keseluruhan: ***/4

Saboteur dapat anda temukan di eBay.com

Thursday, 25 August 2011

The Orphanage

Resensi Film: The Orphanage (El orfanato) (***1/2/4)

Tahun Keluar: 2007
Negara Asal: Spain, Mexico
Sutradara: Juan Antonio Bayona
Cast: Belén Rueda, Fernando Cayo, Roger Príncep

Plot: Menghabiskan masa kecilnya di rumah yatim piatu, Laura dan keluarganya kembali ke tempat tersebut untuk memperbaiki dan membuka kembali rumah tersebut sebagai rumah untuk anak-2 cacad. Tetapi segera setelahnya, rumah tersebut mulai membangkitkan imajinasi anak laki-2nya, Simon, dan dia mulai bertingkah-laku aneh (IMDb).

The Orphanage bukan film horor yang dengan terang-2an berusaha menakuti-2i penonton. Film produksi Spanyol dan Meksiko ini justru menghandalkan subtlety (ketidaknampakan atau ketidakgamblangan) yang kadang-2, atau sering-2, justru lebih menakutkan. Dari awal sampai akhir, tidak ada satu 'Boo!' atau kaget yang murahan. Yang ada adalah suspense! -- antisipasi bahwa sesuatu yang menakutkan bakal terjadi betul-2 merayap di bawah kulit. Kekuatan film ini bertumpu pada kematangan akting tokoh utamanya, Laura (Belén Rueda). Aktres Spanyol Rueda memainkan perannya sebagai ibu yang desperate (bingung dan putus asa) dengan kedalaman emosi yang sangat meyakinkan. Perannya lebih membutuhkan reaksi daripada aksi -- dia secara praktis "ditarik" dari satu scene ke scene yang lain; dan ini tercapai dengan sangat baik karena penguasaan teknik akting yang matang darinya.

Cerita (***1/2)
Screenplay (***1/2)
Karakter (****)
Akting (****)

Keseluruhan: ***1/2/4

The Orphanage dapat anda temukan di eBay.com

Wednesday, 24 August 2011

A Night to Remember

Resensi Film: A Night to Remember (***1/2/4)

Tahun Keluar: 1958
Negara Asal: UK
Sutradara: Roy Ward Baker
Cast: Kenneth More, Ronald Allen, Robert Ayres

Plot: Tragedi tenggelamnya kapal Titanic, diceritakan seperti apa adanya -- tanpa embel-2 atau tambahan subplot fiktif (IMDb).

Apakah betul suatu film hanya menarik kalau ada kisah cinta di dalamnya? Jawabannya, tidak betul! Buktinya adalah film ini. Berbeda dari Titanic (1997) karya James Cameron yang mengemas tragedi tersebut dalam kisah cinta antara Jack dan Rose, A Night to Remember menampilkannya seperti apa adanya -- tanpa embel-2 atau tambahan subplot fiktif. Berdasarkan buku dengan judul yang sama karya Walter Lord, yang menghabiskan waktu bertahun-2 menyelidiki dan mewawancarai para survivor, drama historis ini menampilkan informasi yang lebih detil dan lebih akurat, misalnya tentang Californian, kapal yang berada di dekat Titanic tetapi tidak mendengar panggilan SOS darinya; tentang Carpathia, kapal yang berada jauh dari Titanic tetapi mendengar panggilan SOS tersebut; dan tentang subplot-2 riel dari para survivor -- sebagian nampak familiar karena Titanic (1997) juga menampilkannya. Dengan script yang rapi dan ketat, dan Special Effects yang sangat mumpuni untuk jamannya, film ini berhasil menciptakan efek "you-are-there" yang sangat kuat, dengan ketegangan yang merayap naik ketika kapal mulai tenggelam dan penumpang mulai panik. Dari segi akting, dengan jumlah cast yang cukup besar, masing-2 anggota berhasil menampilkan peran kecilnya dengan koheren dan memorable: Laurence Naismith sebagai kapten kapal, Michael Goodliffe sebagai pencipta kapal, Frank Lawton sebagai pemilik kapal, John Merivale sebagai seorang ayah yang harus berpisah dari istri dan tiga anaknya, dan yang lainnya. Pujian khusus patut diberikan kepada Kenneth More sebagai Second Officer Lightoller yang berhasil menampilkan tradisi kepelautan Inggris yang meyakinkan -- mampu, berani, dan sekaligus murah hati. More mengucapkan dialog penting yang menyimpulkan tragedi tenggelamnya kapal Titanic ini dengan pengertian seorang yang bijaksana:
Second Officer Lightoller: I've been at sea since I was a boy. I've been in sail. I've even been shipwrecked before. I know what the sea can do! But, this is different!
Col. Archibald Gracie: Because we hit an iceberg?
Second Officer Lightoller: No. Because we were so sure! Because even though it's happened, it's still unbelieveable! I don't think I'll ever feel sure again, about anything!

A Night to Remember berhasil menarik perhatian penonton dari awal sampai akhir.

Cerita (***1/2)
Screenplay (***1/2)
Karakter (***1/2)
Akting (***1/2)

Keseluruhan: ***1/2/4

A Night to Remember dapat anda temukan di eBay.com

Tuesday, 23 August 2011

Sullivan's Travels

Resensi Film: Sullivan's Travels (**1/2/4)

Tahun Keluar: 1941
Negara Asal: USA
Sutradara: Preston Sturges
Cast: Joel McCrea, Veronica Lake, Robert Warwick

Plot: Sutradara terkenal film-2 komedi, John Sullivan, tiba-2 ingin ganti haluan membuat film "penting" tentang kehidupan masyarakat miskin. Untuk itu dia pergi menyamar sebagai orang miskin -- yang akhirnya membangunkan dia pada kenyataan yang pahit (IMDb).

Sullivan's Travels adalah komentar sosial dengan pesan yang ironisnya berlawanan dengan film ini sendiri, yaitu sutradara film sebaiknya mengurusi hiburan saja dan bukan komentar sosial. Pesan yang senada diucapkan dengan sangat tajam oleh pembantu Sullivan (Robert Greig):
Poverty is not the lack of anything, but a positive plague, virulent in itself, contagious as cholera, with filth, criminality, vice and despair as only a few of its symptoms. It is to be stayed away from, even for purposes of study. It is to be shunned.

Kelemahan terbesar dalam film ini terletak pada karakter utamanya, Sullivan (John McCrea) -- Sullivan yang kaya dan manja tidak berhasil membangkitkan simpati yang sama seperti Tramp (Charlie Chaplin) yang miskin dan bersahaja dalam film-2 Chaplin.

Cerita (**1/2)
Screenplay (***)
Karakter (**1/2)
Akting (**1/2)

Keseluruhan: **1/2/4

Sullivan's Travel dapat anda temukan di eBay.com

Thursday, 18 August 2011

The Searchers

Resensi Film: The Searchers (***1/2/4)

Tahun Keluar: 1956
Negara Asal: USA
Sutradara: John Ford
Cast: John Wayne, Jeffrey Hunter, Vera Miles, Natalie Wood

Plot: Veteran tentara, Ethan Edwards, menghabiskan waktu bertahun-2 berkelana mencari keponakannya yang diculik suku Comanche; sementara motivasi sesungguhnya menjadi dipertanyakan (IMDb).

Berdasarkan novel karya Alan Le May yang bersetting dalam perang Texas-Indian pada pertengahan tahun 1800-an, John Ford sekali lagi menunjukkan keahliannya dalam menangani cerita yang panjang, jumlah karakter yang banyak, dan menjaga mood dan tempo film yang konsisten dari awal sampai akhir. Untuk ini, Ford patut menerima pujian -- sayangnya, penonton menuntut lebih dari dirinya. Dengan isyu besar tentang hubungan ras antara kulit putih dan Indian, film terlalu menitikberatkan pada Ethan Edwards (John Wayne) saja, sementara karakter-2 penting yang lain kurang mendapat porsi yang cukup untuk dieksplorasi; misalnya: Martin Pawley (Jeffrey Hunter), yang campuran kulit putih dan Indian, hanya digambarkan sebagai orang yang kikuk dan komik; Debbie (Natalie Wood), yang mula-2 tidak mau meninggalkan perkampungan sukunya, sama sekali tidak mendapat waktu untuk diekplorasi -- Wood hanya sempat mengucapkan beberapa kalimat saja dalam film ini, padahal karakternya menempati posisi yang penting dalam cerita ini. Selain itu, perubahan sikap Ethan dari marah ketika melihat Debbie berubah menjadi Comanche ke menerima dan akhirnya membawa pulang dirinya, juga kurang mendapat waktu untuk ditelaah, padahal transformasi mental ini menempati posisi yang crucial dalam cerita ini.

Cerita (****)
Screenplay (***1/2)
Karakter (***1/2)
Akting (***1/2)

Keseluruhan: ***1/2/4

The Searchers dapat anda temukan di eBay.com

Wednesday, 17 August 2011

My Darling Clementine

Resensi Film: My Darling Clementine (***1/2/4)

Tahun Keluar: 1946
Negara Asal: USA
Sutradara: John Ford
Cast: Henry Fonda, Victor Mature, Linda Darnell

Plot: Pertempuran di O.K. Corral antara Earp bersaudara dan kelompok Clanton (IMDb).

Berdasarkan kisah nyata pertempuran di O.K. Corral yang terjadi pada tahun 1881 antara Earp bersaudara dan kelompok Clanton, meskipun secara historis tidak akurat, John Ford berhasil memberikan pengarahan yang membangkitkan sensasi dan mood yang memikat. Mulai dari saat Wyatt (Henry Fonda) dan saudara-2nya ditemukan di padang gurun yang luas dan ganas, menggiring ternak mereka ke tanah terjanji nun jauh di sana, sensasi dan mood tersebut langsung hadir -- misalnya, penyinaran yang menimbulkan bayangan, kontras yang lembut antara mood dan tempo, dan efek-2 stylization yang lain -- dan berhasil terus terjaga sampai film berakhir. Didukung dengan script yang rapi dan ketat, dan karakterisasi yang matang, setiap scene, setiap shot adalah hasil dari arahan yang perseptif dan sensitif -- yaitu, arahan yang menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang keindahan dunia yang ganas dan masyarakat yang tinggal di dalamnya.

Cerita (***)
Screenplay (***1/2)
Karakter (****)
Akting (***)

Keseluruhan: ***1/2/4

My Darling Clementine dapat anda temukan di eBay.com

Tuesday, 16 August 2011

Suspicion

Resensi Film: Suspicion (***/4)

Tahun Keluar: 1941
Negara Asal: USA
Sutradara: Alfred Hitchcock
Cast: Cary Grant, Joan Fontaine, Nigel Bruce

Plot: Seorang wanita culun menikahi seorang pria ganteng. Sekembalinya dari bulan madu dia mulai menyadari bahwa suaminya bukan pria seperti yang dia bayangkan sebelumnya (IMDb).

Adaptasi dari novel kriminal berjudul "Before the Fact" karya Francis Iles, Suspicion adalah salah satu contoh dari film-2 yang mengambil cerita dari novel, yang gara-2 penulisan script yang berulang-2, plotnya menjadi berubah dari plot aslinya -- dalam kasus film ini, plotnya menjadi terbalik 180 derajat dari plot aslinya. Cerita aslinya adalah tentang studi pembunuhan dari sudut pandang calon korbannya, tetapi gara-2 penulisan script yang berulang-2 -- yang berusaha memenuhi keinginan semua pihak -- ceritanya menjadi terbalik total. Bagaimana hal ini sampai terjadi?

Seperti disebutkan dalam artikel sebelumnya, ketika membuat Mr. & Mrs. Smith (1941) Alfred Hitchcock telah berusaha mendapatkan Cary Grant , tetapi tidak berhasil karena saat itu dia sedang sibuk dengan filmnya yang lain. Kali ini Hitchcock berhasil mendapatkan Grant, dan dia dengan antusias menerima peran utama dalam Suspicion -- film ini adalah awal dari kerjasama yang produktif antara Hitchcock dan Grant; mereka bekerja sama lagi di 3 film yang lain, yaitu Notorious (1946), To Catch a Thief (1955), dan North by Northwest (1959). Saat itu Grant berada di puncak ketenarannya, dan dia selalu memainkan peran good guy -- penonton tidak hanya mencintainya, mereka memujanya. Studio dimana Grant bekerja tidak pernah mengijinkan siapapun (termasuk Grant sendiri! atau Hitchcock -- tidak peduli sehebat apapun reputasinya) untuk meng-cast dirinya sebagai bad guy. Menghadapi halangan tersebut, Hitchcock memutuskan untuk maju terus dengan rencananya, seraya berharap: "Ah, nanti kalau shooting sudah selesai, studio pasti akan takluk menerima Grant sebagai bad guy ... "

Cary Grant & Joan Fontaine
Johnnie Aysgarth (Cary Grant) bertemu Lina McLaidlaw (Joan Fontaine -- kembali memainkan peran wanita culun seperti dalam Rebecca (1940)) di gerbong kereta api. Saat itu Johnnie tidak tertarik melihatnya karena penampilannya yang membosankan. Tetapi ketika Johnnie bertemu lagi dengannya di gelanggang pacuan kuda, Johnnie terkejut melihat penampilannya yang berubah. Johnnie memutuskan untuk mendekatinya. Seumur hidupnya, Lina tidak pernah mempunyai pacar. Pendekatan Johnnie yang berani dan bergaya royal membuat Lina langsung mabuk kepayang. Mengetahui reputasi buruk Johnnie, ayah Lina, General McLaidlaw (Sir Cedric Hardwicke), tidak menyetujui hubungan asmara tersebut. Tetapi Johnnie dengan mudah menaklukkan hati Lina dan membujuknya untuk kawin lari dengannya.

Sekembalinya dari bulan madu, Johnnie mengejutkan Lina dengan menyewa rumah yang mewah. Lebih mengejutkan lagi, Johnnie ternyata tidak hanya bokek, tetapi juga banyak hutangnya. Johnnie menjelaskan dengan nada enteng bahwa seumur hidupnya dia tidak pernah bekerja, dan sekarang setelah menikah dengannya, dia rada mengharapkan mereka hidup dari uang tunjangan yang diterima Lina dari orang tuanya. Setelah melalui pembicaraan panjang yang membuat Lina bingung dan kikuk, Johnnie akhirnya menunjukkan surat dari sepupunya, Captain Melbeck (Leo G. Carroll), yang menawarinya pekerjaan di perusahaannya ... seraya menambahkan bahwa dia cuma "menggoda"-nya. Teman karib Johnnie, Gordon 'Beaky' Thwaite (Nigel Bruce), orang yang ramah dan menyenangkan, meyakinkan Lina bahwa Johnnie, meskipun mempunyai reputasi buruk, pada dasarnya adalah pria yang baik. Tetapi bertentangan dengan pendapat Beaky tersebut, Lina menemukan Johnnie sering berbohong. Pada satu kesempatan, Lina menemukan Johnnie sering membolos kerja untuk pergi berjudi di gelanggang pacuan kuda (padahal dia sudah berjanji untuk tidak berjudi lagi). Pada kesempatan yang lain, Lina menemukan Johnnie menjual barang berharganya tanpa sepengetahuannya untuk membayar hutang judinya. Pada kesempatan yang lain lagi, Lina menemukan Johnnie telah dipecat dari pekerjaannya karena ketahuan mencuri uang boss. Setiap kali Lina menanyakan hal-2 tersebut, Johnnie selalu berbohong.

Suatu saat, Johnnie meyakinkan Beaky untuk membiayai ide bisnis konstruksinya, meskipun mereka berdua tidak mempunyai pengalaman dalam bisnis tersebut. Beberapa hari kemudian, ketika Johnnie menemani Beaky separuh jalan, dia ke London dan Beaky ke Paris, Lina menerima kabar bahwa Beaky mengalami kecelakaan dan tewas di Paris. Dari laporan polisi yang ada diketahui bahwa seseorang dengan nama "old bean" (nama panggilan Johnnie) berada bersama Beaky sebelum Beaky tewas. Ketika Lina menanyakan dimana Johnnie berada saat itu, Johnnie berbohong lagi. Dipenuhi dengan kecurigaan yang semakin parah, Lina mulai percaya bahwa Johnnie tidak hanya mampu untuk berbohong, tetapi juga mampu untuk membunuh. Kecurigaan Lina semakin menjadi-2, ketika dia menemukan Johnnie telah mengasuransikan dirinya tanpa sepengetahuannya. Kecurigaan tersebut mencapai puncaknya, ketika Lina menemukan Johnnie membaca buku tentang kasus pembunuhan dan menanyai temannya, Isobel Sedbusk (Auriol Lee), seorang penulis novel kejahatan, tentang racun yang tidak dapat dideteksi. Ketika Johnnie membawakan Lina segelas susu, Lina curiga Johnnie telah memasukkan racun ke dalamnya.

Dalam novel aslinya, menyadari semuanya itu, Lina meminum susu tersebut ... dan mati -- cintanya terhadap Johnnie membuat Lina tidak peduli meskipun nyawanya terancam. Johnnie lepas dari jeratan hukum karena racun yang digunakan tidak dapat dideteksi. Ketika Suspicion dibuat, industri perfilman di Hollywood harus tunduk pada aturan-2 sensor yang disebut dengan MPPC (Motion Picture Production Code), atau lebih dikenal dengan sebutan Hays Code (diambil dari nama kepala sensor saat itu, Will H. Hays). Salah satu aturan dalam Hays Code adalah: di akhir film, segala bentuk kejahatan harus terjerat oleh hukum. Menyadari batasan dari Hays Code, Hitchcock mengusulkan akhir yang "terbuka" (open ending), yaitu: Lina menulis surat ke ibunya mengatakan bahwa dia mengetahui Johnnie mempunyai niat untuk membunuhnya, tetapi karena cintanya terhadap Johnnie, dia tidak peduli. Pada titik ini, Johnnie masuk ke dalam kamarnya membawakan dia segelas susu. Lina menyelesaikan suratnya dan meminta Johnnie untuk mengirim surat tersebut, kemudian dia meminum susu tersebut. Scene terakhir menunjukkan Johnnie meninggalkan rumahnya dan memasukkan surat tersebut ke dalam kotak surat -- tidak mengetahui isi surat tersebut menyebutkan dirinya sebagai pembunuh. Akhir yang "terbuka" ini ternyata tidak berhasil lolos sensor, apalagi studio RKO tetap tidak dapat menerima Grant memainkan peran bad guy. Studio RKO akhirnya memerintahkan Hitchcock untuk "membalik" akhir film: bukan Johnnie yang bad guy, tetapi Lina yang rada sarap. Tidak ada jalan keluar yang lain, Hitchcock akhirnya mematuhi perintah tersebut dan membuat akhir film seperti yang kita lihat dalam versi finalnya -- menempatkan karakter Fontaine dalam posisi yang sangat sulit dan sangat berat untuk menjelaskan segala kontradiksi yang ada antara isi film dan akhir film. Selanjutnya, seumurnya hidupnya, Hitchcock mengatakan betapa menyesalnya dia telah membuat akhir film seperti itu ... my oh my ...

Setelah kelewatan memperoleh penghargaan tertinggi dalam Academy Award setahun sebelumnya, Fontaine memenangkan Aktres Terbaik untuk perannya dalam film ini (menjadi satu-2nya pemain di bawah arahan Hitchcock yang pernah memenangkan kategori akting). Sebaik akting Fontaine, Grant memainkan perannya dengan spektrum yang lengkap, dari menyenangkan ke menyebalkan, dari bercanda ke serius. Suspicion menampilkan gerakan-2 kamera dan scene-2 yang mempesona, misalnya sequence ketika Lina membayangkan Johnnie mencelakai Beaky -- dimana Hitchcock menggunakan teknik superimpose antara scene dimana Lina berada dan scene dimana bayangan tersebut terjadi, atau scene ketika Johnnie menaiki anak tangga membawakan Lina segelas susu -- dimana gelas susu tersebut disinari dari dalam, sehingga nampak bersinar di tengah kegelapan. Suspicion juga menampilkan musical score bergaya leitmotif yang mengesankan (aransemen musik yang menyesuaikan dengan situasi yang ada), misalnya setiap kali Lina gembira, musik waltz "Wiener Blut" karya Johann Strauss dimainkan dengan aransemen gembira; ketika Lina curiga, musik yang sama dimainkan dengan kunci minor yang bernada mengancam; dan ketika kecurigaan tersebut hilang, aransemennya berubah menjadi kunci mayor yang bernada gembira.

Memenangkan Academy Award untuk:
  • Best Actress in a Leading Role (Joan Fontaine)

Menerima nominasi Academy Award untuk:
  • Best Music, Scoring of a Dramatic Picture (Franz Waxman)
  • Best Picture (RKO Radio)

Cerita (***)
Screenplay (***)
Karakter (***)
Akting (***1/2)

Keseluruhan: ***/4

Suspicion dapat anda temukan di eBay.com

Friday, 12 August 2011

The Adjustment Bureau

Resensi Film: The Adjustment Bureau (**1/2/4)

Tahun Keluar: 2011
Negara Asal: USA
Sutradara: George Nolfi
Cast: Matt Damon, Emily Blunt, Anthony Mackie

Plot: Kekuataan supra-natural berusaha memisahkan cinta antara seorang politikus dan seorang balerina (IMDb).

Berdasarkan cerita pendek berjudul "Adjustment Team" karya Philip K. Dick, The Adjustment Bureau adalah drama romantis bergaya science-fiction a la The Matrix (1999). Ceritanya sesungguhnya sudah umum, yaitu tentang kekuatan maha kuasa dan maha tahu, dan konsep kehendak bebas (free will) dan nasib (predestination). Seandainya scriptnya lebih berani dan lebih kreatif, ceritanya mempunyai potensi menjadi "lebih dari jumlah masing-2 bagiannya" -- namun sayang, penulisnya memilih kompromi (middle ground) yang aman-2 saja.

Cerita (**1/2)
Screenplay (**1/2)
Karakter (**1/2)
Akting (**1/2)

Keseluruhan: **1/2/4

The Adjustment Bureau dapat anda temukan di eBay.com

Thursday, 11 August 2011

Sunset Boulevard

Resensi Film: Sunset Boulevard (****/4)

Tahun Keluar: 1950
Negara Asal: USA
Sutradara: Billy Wilder
Cast: William Holden, Gloria Swanson, Erich von Stroheim, Nancy Olson

Plot: Seorang penulis script yang sedang bokek terpaksa menerima tawaran pekerjaan dari seorang bintang film kuno, yang sudah pudar popularitasnya, untuk menulis script untuk dirinya (IMDb).

Sunset Boulevard adalah film dari Hollywood, tentang Hollywood. Sebelum film ini dibuat dan sesudahnya, tidak ada film Hollywood yang dengan begitu tajam menyingkap sisi gelap industri perfilman di Hollywood. Ketika film ini keluar pada tahun 1950, penonton dan para kritikus film sama-2 memberikan reaksi yang positif, tetapi tidak dari kalangan Hollywood sendiri. Kritik paling tajam untuk Billy Wilder datang dari kalangannya sendiri: "How could you? " -- bagi mereka, Billy Wilder telah mengkhianati mereka ... tega-2nya dikau menyingkap kejelekan kita sendiri?!

Sunset Boulevard adalah film yang sempurna di segala segi. Dimulai dari cast yang sangat tepat: William Holden saat itu adalah bintang muda yang sedang turun pamornya, Gloria Swanson adalah bintang kuno dari jaman film bisu yang sudah terlupakan, Erich von Stroheim adalah sutradara kuno juga dari jaman film bisu yang sudah tidak berkarya lagi (kenyataannya, Stroheim pernah mengarahkan Swanson dalam film bisu berjudul Queen Kelly (1932), yaitu film yang ditonton karakter Swanson dan karakter Holden dalam film ini), dan Nancy Olson adalah pendatang baru yang masih "murni" dan penuh dengan idealisme. Masing-2 sangat memahami dan menghayati karakter yang diperankan dan memainkan perannya dengan sangat meyakinkan -- khususnya untuk Swanson, yang penampilannya sebagai Norma Desmond betul-2 tak terlupakan, dan von Stroheim, yang meskipun tidak banyak berbicara, keberadaannya sebagai pembantu Desmond betul-2 tak terpisahkan dari drama tragedi ini. Scriptnya rapi dan ketat, dan dibumbui dengan dialog-2 yang tajam dan mengena -- sebagian besar keluar dari mulut Holden (lucky him! :-)), tetapi 2 kalimat yang akhirnya menjadi legendaris diluncurkan dari mulut Swanson:
Gillis (Holden): You're Norma Desmond. You used to be in silent pictures. You used to be big.
Desmond (Swanson): I AM big. It's the PICTURES that got small!
Desmond (Swanson): All right, Mr. DeMille, I'm ready for my close-up.
Sunset Boulevard dilengkapi dengan setting produksi yang sangat mengesankan, mulai dari Art Direction dan Set Decoration, Cinematography (hitam/putih), Costume Design, sampai ke Musical Score. Sunset Boulevard menerima 11 nominasi Academy Award, yaitu:

  • Best Picture (Paramount)
  • Best Director (Billy Wilder)
  • Best Writing, Story and Screenplay (Charles Brackett, Billy Wilder, D.M. Marshman Jr.)
  • Best Actor in a Leading Role (William Holden)
  • Best Actor in a Supporting Role (Erich von Stroheim)
  • Best Actress in a Leading Role (Gloria Swanson)
  • Best Actress in a Supporting Role (Nancy Olson)
  • Best Film Editing (Arthur P. Schmidt, Doane Harrison)
  • Best Cinematography, Black-and-White (John F. Seitz)
  • Best Art Direction-Set Decoration, Black-and-White (Hans Dreier, John Meehan, Sam Comer, Ray Moyer)
  • Best Music, Scoring of a Dramatic or Comedy Picture (Franz Waxman)

tetapi -- sebagai "hukuman" dari Hollywood -- hanya berhasil memenangkan 3 kategori saja, yaitu: Best Writing, Best Art Direction-Set Decoration, dan Best Music.

Sejak dari awal, Sunset Boulevard telah menjadi klasik ... dan memang betul, setelah lebih dari 60 tahun Sunset Boulevard tetap semenghantui seperti ketika pertama kali dikeluarkan.

Cerita (****)
Screenplay (****)
Karakter (****)
Dialog (****)
Akting (****)

Keseluruhan: ****/4

Sunset Boulevard dapat anda temukan di eBay.com

Tuesday, 9 August 2011

Mr. & Mrs. Smith

Resensi Film: Mr. & Mrs. Smith (***/4)

Tahun Keluar: 1941
Negara Asal: USA
Sutradara: Alfred Hitchcock
Cast: Carole Lombard, Robert Montgomery, Gene Raymond

Plot: Sepasang suami istri yang sering bertengkar menemukan bahwa gara-2 masalah perbatasan negara bagian perkawinan mereka menjadi tidak sah (IMDb).

Saat itu Alfred Hitchcock dan keluarganya tinggal di rumah yang disewa dari aktres Carole Lombard. Mengetahui reputasi Hitchcock sebagai sutradara film-2 thriller, Lombard meminta Hitchcock untuk mengarahkannya dalam film komedi terbarunya. Hitchcock dengan senang hati menerima tantangan tersebut. Mengapa tidak? Sebelum menggarap film ini Hitchcock pernah beberapa kali mengarahkan film komedi dengan setting perkawinan, yaitu The Farmer's Wife (1928) dan Rich and Strange (1931).

Hitchcock pernah berkata:
Film ini dibuat sebagai tanda persahabatan untuk Carole Lombard. Dalam keadaan kepepet, saya menerima permintaannya.
Bertentangan dengan perkataan Hitchcock di atas, catatan-2 yang lain menunjukkan bahwa Hitchcock-lah yang mengejar untuk mendapatkan proyek tersebut. Mungkin-2 saja, karena besar kemungkinan Hitchcock ingin terbebas lagi dari produser David O. Selznick. Entah mana yang benar, studio RKO -- studio dimana Lombard bekerja -- kemudian membuat perjanjian dengan Selznick untuk "meminjam" Hitchcock untuk dua film, yaitu film komedi ini, Mr. & Mrs. Smith, dan film selanjutnya, Suspicion, yang diproduksi pada tahun yang sama.

Lombard & Montgomery
Film dimulai dengan Ann dan David Smith, dimainkan oleh Carole Lombard dan Robert Montgomery, saling tidak menyapa di dalam kamar tidur mereka. Ann adalah istri yang cantik, tetapi bertemperamen tinggi, sedang David adalah suami yang pengertian dan pengacara yang sukses. Seperti dalam cerita-2 komedi yang lain, hubungan mereka kompleks -- dalam film ini, Ann dan David mempunyai aturan panjang yang mengatur hubungan mereka, salah satunya adalah: jika mereka bertengkar, mereka tidak boleh meninggalkan kamar tidur sampai mereka berdamai, bahkan jika sampai makan waktu berhari-2. Naturally, film dimulai dengan adegan Ann dan David terkurung di dalam kamar tidur -- dilihat dari jumlah nampan sarapan pagi yang berserakan di lantai, mereka sudah terkurung di dalam kamar tidur selama berhari-2. Aturan yang lain adalah: sebulan sekali, mereka boleh mengajukan satu pertanyaan, dimana pihak yang ditanya harus menjawab dengan sejujurnya. Naturally again, setelah mereka berdamai, Ann mengajukan pertanyaan sebulan sekalinya:
Ann: David, seandainya kamu bisa memutar balik waktu, apakah kamu tetap ingin mengawiniku?
David: Sejujurnya? Ndak bakalan.
Kecewa dengan jawaban jujur tersebut, Ann menjadi gundah. Sebelum situasi menjadi parah, David menenangkan hati Ann: pertanyaan yang diajukan khan cuma hipotetis, dia khan tidak mungkin bisa memutar balik waktu, apalagi dia betul-2 mencintai Ann.

Setiba di kantor, David kedatangan tamu, Mr. Deever, pegawai kantor catatan sipil -- tempat dimana dia dulu kawin. Mr. Deever memberitahukan bahwa karena masalah perbatasan negara bagian, semua pasangan yang kawin di kantor tersebut perkawinannya tidak sah. Mr. Deever menyarankan David untuk cepat-2 mengulangi perkawinannya di tempat yang lain, tetapi David mempunyai rencana yang lain ... dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk "memutar balik waktu" ... dia ingin menggoda Ann! Di scene berikutnya, Mr. Deever ternyata juga mengunjungi Ann, memberitahukan hal yang sama, dan menyarankan hal yang sama. Ann yakin David akan dengan cepat melamarnya lagi, tetapi David -- menyukai fakta bahwa mereka bukan suami istri -- memutuskan untuk me-romans Ann dulu ... bernostalgia seperti masa lalu ketika mereka berpacaran dulu. Salah pengertian, Ann "meletus" dan mengusir David keluar dari rumah.

Apa yang terjadi selanjutnya adalah drama Shakespearean, The Taming of the Shrew -- Ann mati-2an menolak David, dan David mati-2an menaklukkan Ann.

Mr. & Mrs. Smith adalah film komedi tentang paradoks perkawinan. Betulkah wanita, tidak peduli secantik atau seseksi apapun, setelah menjadi istri berubah dari "lover" menjadi "mother"? Pria menyadari perangkap ini, tetapi mesti bagaimana lagi cara mendapatkan wanita yang dia cintai? Wanita juga menyadari perangkap ini, tetapi dia tidak dapat melepaskan dirinya dari basic instinct untuk dikejar dan ditaklukkan. Dan keduanya, baik pria maupun wanita, setelah mendapatkan satu sama lain, merasa direnggut kebebasannya. To marry or not to marry, that is the question. Lombard tampil sangat menarik sebagai Ann yang cantik dan temperamental, dan Montgomery berhasil mengimbangi penampilan Lombard dengan kharisma yang sebanding. Keduanya mempunyai chemistry yang pas sebagai pasangan yang patut bahagia ... walaupun mesti "menyiksa" satu sama lain untuk meraihnya :-)

Film diakhiri dengan David mendorong jatuh Ann dari papan skinya. David kemudian mendekati Ann ... dan Ann mengulurkan kedua tangannya untuk menggapai David.

Awalnya, Hitchcock dan Lombard berusaha mendapatkan Cary Grant untuk memainkan David, tetapi saat itu dia sedang sibuk dengan filmnya yang lain (Hitchcock akhirnya mendapatkan Grant untuk film selanjutnya, Suspicion). Seandainya Grant yang tampil, mungkinkah film ini menjadi lebih populer? Dalam film ini, Lombard yang juga bertindak sebagai co-producer, memanfaatkan posisinya untuk "mempermainkan" Hitchcock dengan memaksa mengarahkan penampilan cameo dirinya dengan memerintahkan retake sampai berkali-2. Berbeda dari film-2 Hitchcock yang lain, Mr. & Mrs. Smith menunjukkan sisi lain, yaitu sisi humor, dari kepribadian Hitchcock; dan jika anda membuka diri untuk menerima sisi lain dari kepribadian Hitchcock, anda semestinya dapat menikmati film ini.

Cerita (***)
Screenplay (***)
Karakter (***)
Akting (***)

Keseluruhan: ***/4

Mr. & Mrs. Smith dapat anda temukan di eBay.com

Wednesday, 3 August 2011

Quiz Show

Resensi Film: Quiz Show (***1/2/4)

Tahun Keluar: 1994
Negara Asal: USA
Sutradara: Robert Redford
Cast: John Turturro, Rob Morrow, Ralph Fiennes, Paul Scofield

Plot: Seorang asisten profesor muda dari Columbia University terlibat dalam skandal acara kuiz di televisi pada tahun 1950-an (IMDb).

Robert Redford lebih banyak dikenal sebagai aktor, padahal dia juga sutradara yang mumpuni. Dari sedikit film-2 hasil arahannya, satu telah memenangkan Oscar untuk Film Terbaik, yaitu Ordinary People (1980), dan beberapa yang lain telah mendapatkan nominasi Oscar untuk berbagai kategori, salah satunya adalah Quiz Show. Berdasarkan kisah nyata tentang skandal acara kuiz "Twenty One", yang disiarkan oleh stasiun televisi NBC pada tahun 1950-an, adaptasi dari sebuah bab dari memoir berjudul "Remembering America" karya Richard Goodwin ini menceritakan perjalanan sukses dan jatuh dari Charles Van Doren, asisten profesor muda dari Columbia University, yang memenangkan acara kuiz tersebut selama berminggu-2 dan mengumpulkan total hadiah sejumlah $129,000 (lebih dari $1 juta menurut ukuran saat ini). Didukung oleh script yang rapi dan tajam, dan akting yang menjiwai dari seluruh cast, Redford berhasil mengemas kisah nyata yang menarik ini menjadi drama Faustian*) yang memikat dan menegangkan. Di sepanjang film, Redford tidak pernah melepas konflik etnis dan kelas, dan skandal korupsi yang terjadi -- sampai-2 penonton tidak tercengang lagi dengan korupsinya, tetapi dengan luasnya konspirasi tersebut telah menjalar -- mulai dari kontestan, produser, pembawa acara, sponsor, sampai ke pimpinan paling tinggi ... semuanya terlibat! Secara tidak langsung, film ini adalah pengamatan terhadap Amerika pada tahun 1950-an dan pengaruh televisi dalam mengubah karakter Amerika. Ralph Fiennes memegang peran utama sebagai Charles Van Doren dan memainkan perannya dengan sangat baik, Paul Scofield memberikan dukungan yang berbobot, tetapi John Turturro-lah yang berhasil mencuri centre stage dengan permainannya yang tak terlupakan sebagai Herbert Stempel.

*) Faustian adalah legenda klasik tentang orang bijak yang karena ketidakpuasannya bersekongkol dengan roh jahat dengan menukar jiwanya dengan kenikmatan dunia.

Cerita (***)
Screenplay (***1/2)
Karakter (***1/2)
Akting (***1/2)

Keseluruhan: ***1/2/4

Quiz Show dapat anda temukan di eBay.com